Pengurus pusat Perhimpunan Pelajar Indonesia di Australia (PPIA) mendukung aksi unjuk rasa ratusan mahasiswa berbagai universitas utama di Melbourne, Rabu, yang menuntut pemerintah negara bagian Victoria agar mencabut kebijakan diskriminatif dalam ongkos angkutan umum.Ketua Umum PPIA, Mohamad Fahmi, mengatakan kepada ANTARA yang menghubunginya dari Brisbane, Rabu, aksi unjuk rasa yang diikuti sekitar 400 mahasiswa itu didukung PPIA, Persatuan Pelajar India, serta 10 organisasi kemahasiswaan Universitas Melbourne, Universitas La Trobe, dan beberapa universitas lain di Melbourne.
"Kita menuntut pemerintah negara bagian Victoria memberlakukan ongkos konsesi kepada mahasiswa internasional dan pasca-sarjana yang belajar di negara bagian itu seperti yang telah lama dinikmati para mahasiswa lokal (Australia)," katanya.
Fahmi mengatakan, ia pribadi pernah mengikuti aksi demonstrasi dengan tuntutan yang sama sekitar tiga tahun lalu namun pemerintah Victoria belum juga mau memenuhi tuntutan komunitas mahasiswa asing ini.
"Selama ini, ongkos angkutan umum mahasiswa internasional tidak berbeda dengan penumpang dewasa non-mahasiswa. Sebagai contoh, untuk tiket zona satu yang berlaku sebulan misalnya, kita tetap saja membayar 109,6 dolar Australia," katanya.
Jika konsesi diberikan, mahasiswa internasional bisa menghemat pengeluaran ongkos transportasi sekitar 50 persen, katanya.
Dalam aksi demonstrasi yang dimulai dari kampus Universitas Melbourne sekitar pukul 13.30 ini, para mahasiswa menyampaikan tuntutannya di depan gedung parlemen Victoria. "Aksi demo berakhir sekitar pukul 15.00 waktu Melbourne," katanya.
Kehadiran para mahasiswa asing di Victoria sepatutnya tidak dilihat sebelah mata karena mereka terbukti memberikan kontribusi besar pada ekonomi Victoria dan Australia, katanya.
Uang yang dikeluarkan para mahasiswa internasional itu juga membuka lapangan kerja bagi sebagian warga masyarakat Victoria, kata Fahmi menambahkan.
Sektor pendidikan di Australia merupakan salah satu mesin pendapatan yang besar bagi pemerintah. Pada 2007, pendapatan pemerintah dari sektor ini mencapai 12,5 miliar dolar Australia berkat kehadiran sekitar 450 ribu mahasiswa internasional.
Di antara 450 ribu mahasiswa asing itu, lebih dari 16 ribu orang di antaranya berasal dari Indonesia. Sebanyak 15 ribu orang membiayai sendiri uang kuliah dan ongkos hidup mereka selama masa studi, sedangkan sisanya dibiayai dengan beasiswa pemerintah Australia.
*) My news for ANTARA on April 29, 2009

1 comment:
Hanya ingin mengatakan apa blog besar Anda tiba di sini aku telah sekitar untuk cukup banyak waktu,! Tapi akhirnya memutuskan untuk menunjukkan apresiasi saya dari pekerjaan Anda! Thumbs up, dan tetap pergi!
Post a Comment