Kedua mahasiswi Indonesia yang terpilih di antara 1.300 orang mahasiswa internasional yang mengajukan lamaran untuk menjadi peserta dialog dengan Wakil PM yang juga Menteri Pendidikan Australia Julia Gillard itu adalah Ratna Fitriani (Universitas Queensland) dan Siti Khodijah (Universitas Melbourne).
"Pertemuan dua hari yang dimulai Senin ini berlangsung ramai. Dari 31 peserta yang dipilih dari 1.300 orang pelamar, Indonesia diwakili saya dan Siti Khodijah dari Universitas Melbourne," kata Ratna.
Dalam pertemuan hari pertama, para peserta yang menyuarakan keprihatinan dan kepentingan ratusan ribu orang mahasiswa asing di Australia itu membahas enam isu besar, kata Sekretaris Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Universitas Queensland (UQISA) ini.
Keenam isu besar yang disoroti para peserta adalah masalah bagaimana perlakuan adil, inklusi sosial, mutu pendidikan, pemasaran, pelayanan dasar, fasilitas ibadah dan pengelolaan pembiayaan bagi mahasiswa internasional, katanya.
"Termasuk dalam masalah 'basic services' (jasa pelayanan dasar) adalah transportasi, akomodasi, tempat penitipan anak (child care) dan pelayanan kesehatan bagi mahasiswa asing," kata mahasiswi program magister "Development Practice" UQ angkatan 2009 ini.
Kegiatan yang dinamakan "diskusi meja bundar mahasiswa internasional" ini dipandang Kementerian Pendidikan Australia sebagai "peluang" emas bagi para wakil mahasiswa asing untuk mendiskusikan berbagai masalah yang mereka hadapi selama di Australia dan mencari solusi atas masalah-masalah tersebut.
Pertemuan 31 orang mahasiswa asing dengan Wakil PM yang juga Menteri Pendidikan, Tenaga Kerja dan Hubungan Kerja, serta Inklusi Sosial Australia, Julia Gillard, itu adalah bagian dari komitmen pemerintah untuk memberikan pendidikan terbaik bagi seluruh mahasiswa internasional.
Pada 2 Juli lalu, PM Kevin Rudd dan para pemimpin negara bagian dan teritori se-Australia telah pun mengumumkan apa yang disebut "Strategi Nasional untuk Pelajar Internasional".
Dalam strategi komprehensif itu, Australia berkomitmen memberikan informasi yang lebih baik kepada para pelajar asing sebelum dan pada saat pertama kali mereka tiba di Australia guna memperbaiki pengalaman mereka.
Selain itu, pemerintah Australia juga akan memperbaiki keamanan pelajar asing dan keterlibatan mereka dalam komunitas, serta meningkatkan berbagai tawaran pendidikan umum yang dapat membantu pengembangan pemahaman budaya, toleransi dan keahlian berbahasa mereka.
Pemerintah Australia pun berkomitmen pada tercapainya pendidikan bermutu oleh lembaga-lembaga penyelenggara pendidikan di negara itu sebagai bagian dari strategi komprehensif bagi para pelajar asing.
Citra Australia sebagai negara tujuan belajar bermutu dan aman bagi pelajar dan mahasiswa internasional tercoreng setelah pecah aksi demonstrasi besar mahasiswa India yang dipicu oleh serangkaian insiden serangan fisik terhadap mahasiswa India di Melbourne.
*) My updated news for ANTARA on Sept 14, 2009
No comments:
Post a Comment