Sunday, September 13, 2009

MAHASISWA INDONESIA DI AUSTRALIA KAMPANYEKAN "YUK PAKAI BATIK"

Seruan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono agar rakyat Indonesia mengenakan pakaian Batik pada 2 Oktober 2009 disambut hangat pengurus perhimpunan pelajar dan mahasiswa Indonesia di Australia.

Presiden Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Universitas Queensland (UQISA) Cecep Setiawan dan Wakil Sekretaris Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Pelajar Indonesia di Australia (PPIA) Febry H.J. Dien di Brisbane, Senin, mengimbau kalangan mahasiswa Indonesia agar serentak mengenakan Batik pada 2 Oktober.

"Yuk Pakai Batik sebagai penghargaan kita pada Batik yang akan ditetapkan UNESCO sebagai warisan budaya dunia asal Indonesia. Semoga angklung, dan seni budaya yang lain juga segera ditetapkan sebagai warisan bangsa Indonesia," kata Cecep.

Seruan yang sama juga disampaikan Febry H.J.Dien. "PPIA Pusat sangat mendukung gerakan pengenaan Batik pada 2 Oktober 2009," katanya.

Di seluruh Australia, ada 17 ribuan orang pelajar dan mahasiswa Indonesia yang sedang menuntut ilmu di berbagai lembaga pendidikan.

Penetapan Organisasi Urusan Pendidikan, Sains dan Budaya PBB (UNESCO) bahwa Batik termasuk dalam warisan budaya dunia tak benda (intangible cultural heritage/ICH) ini akan dilakukan di sidang komite antar-pemerintah untuk perlindungan ICH UNESCO di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, pada 28 September-2 Oktober.

Jauh sebelum adanya pengakuan UNESCO ini, Batik sudah lama diakui banyak kalangan asing, termasuk Ibunda Presiden Amerika Serikat (AS) Ann Dunham sebagai warisan budaya bangsa Indonesia.

Bahkan, Mei lalu, koleksi batik Indonesia milik Ann Dunham, antropolog kenamaan Amerika yang pernah lama menetap di Indonesia, ini dipamerkan di sejumlah kota di AS, seperti Chicago, Los Angeles, San Fransisco, Houston, New York dan Washington DC.

*) My news for ANTARA on Sept 14, 2009

No comments:

About Me

My photo
Brisbane, Queensland, Australia
Hi, I am a journalist of ANTARA, Indonesia's national news agency whose headquarters is in Jakarta. My fate has brought me back to Australia since March 2007 because my office assigns me to be the ANTARA correspondent there. My first visit to the neighboring country was in 2004 when I did my masters at the School of Journalism and Communication, the University of Queensland (UQ), Brisbane, under the Australian Development Scholarship (ADS) scheme. However, the phase of my life was started from a small town in North Sumatra Province, called Pangkalan Brandan. In that coastal town, I was born and grown up. Having completed my senior high school there in 1987, I moved to Medan to pursue my study at the University of North Sumatra (USU) and obtained my Sarjana (BA) degree in English literature in 1992. My Master of Journalism (MJ) was completed at UQ in July 2005. The final research project report for my MJ degree was entitled "Framing the Australian Embassy Bombing (Jakarta) in Indonesian and Australian Newspapers". Further details about me can be read in a writing posted in my blog entitled "My Life Journey".

Blog Archive

NeoPod

NeoCounter

The Value of Creativity

The Value of Creativity