"Lokakarya beasiswa yang berlangsung Kamis (3/9) adalah salah satu agenda penting kita. Lokakarya ini menghadirkan 14 'deputy vice chencellor' (wakil rektor) bidang international dari tiga universitas di Australia Barat, tiga universitas di Australia Selatan dan tujuh universitas di Victoria," kata Aris Junaidi.
Dalam penjelasannya kepada koresponden ANTARA, Jumat, ia mengatakan, Prof.Muchlas Samani memanfaatkan pertemuan dengan para wakil universitas-universitas Australia itu untuk menyosialisasikan program beasiswa Dikti RI dan menjajaki peningkatan kerja sama pendidikan tinggi, khususnya "double degree".
Aris mengatakan, ia sendiri mempresentasikan masalah prospek kerjasama kedua negara di bidang pendidikan. Dalam kaitan itu, dia dan Prof.Muchlas Samani mengunjungi Universitas Murdoch, Universitas Curtin, dan Universitas Australia Barat (UWA).
Di antara para wakil universitas Australia yang menghadiri lokakarya beasiswa di Perth itu adalah Asosiat Prof.Walter Ong dan Dr.Paddy Forde (Universitas Curtin), Michelle Tan (Universitas Edith Cowan), Darren Turner (Universitas Flinders), Pia Larrson (Universitas La Trobe), dan Eugene Sebastian (Universitas Monash).
Selain mereka juga hadir Prof.David Hill (Universitas Murdoch), Prof.John Taplin (Universitas Adelaide), Deborah Pyatt, David Norman, dan Prof.Robya Owen (Universitas Australia Barat), Rob Grief (Universitas Australia Selatan), serta Deborah Tyler (Universitas Victoria).
Dalam kunjungan ke Perth yang berlangsung dari 2 hingga 5 September itu, ia dan Prof.Muchlas Samani juga bertemu sekitar 100 orang mahasiswa penerima beasiswa Dikti RI untuk mendengar secara langsung dinamika dan masalah yang mereka hadapi.
Aris mengatakan, dalam pertemuan yang dilanjutkan dengan acara buka puasa bersama itu, Prof.Muchlas menjawab semua keluhan mahasiswa satu per satu.
"Intinya, program beasiswa ini masih belajar dan dan mohon disikapi dengan arif semua kekurangan sistem pemberian beasiswa ini dan dimohon untuk sabar agar pelaksanaannya ke depan akan menjadi lebih baik," kata Aris Junaidi.
*) My news for ANTARA on Sept 4, 2009
No comments:
Post a Comment