Friday, September 4, 2009

BEASISWA DIKTI RI DISOSIALISASIKAN KE UNIVERSITAS AUSTRALIA

Direktur Ketenagaan Ditjen Pendidikan Tinggi (Dikti) RI Prof.Muchlas Samani dan Atase Pendidikan dan Kebudayaan RI di Canberra Dr.Aris Junaidi bertemu para wakil dari 13 universitas Australia di Perth guna menyosialisasikan program beasiswa pemerintah RI dan menjajaki kerja sama "double degree".

"Lokakarya beasiswa yang berlangsung Kamis (3/9) adalah salah satu agenda penting kita. Lokakarya ini menghadirkan 14 'deputy vice chencellor' (wakil rektor) bidang international dari tiga universitas di Australia Barat, tiga universitas di Australia Selatan dan tujuh universitas di Victoria," kata Aris Junaidi.

Dalam penjelasannya kepada koresponden ANTARA, Jumat, ia mengatakan, Prof.Muchlas Samani memanfaatkan pertemuan dengan para wakil universitas-universitas Australia itu untuk menyosialisasikan program beasiswa Dikti RI dan menjajaki peningkatan kerja sama pendidikan tinggi, khususnya "double degree".

Aris mengatakan, ia sendiri mempresentasikan masalah prospek kerjasama kedua negara di bidang pendidikan. Dalam kaitan itu, dia dan Prof.Muchlas Samani mengunjungi Universitas Murdoch, Universitas Curtin, dan Universitas Australia Barat (UWA).

Di antara para wakil universitas Australia yang menghadiri lokakarya beasiswa di Perth itu adalah Asosiat Prof.Walter Ong dan Dr.Paddy Forde (Universitas Curtin), Michelle Tan (Universitas Edith Cowan), Darren Turner (Universitas Flinders), Pia Larrson (Universitas La Trobe), dan Eugene Sebastian (Universitas Monash).

Selain mereka juga hadir Prof.David Hill (Universitas Murdoch), Prof.John Taplin (Universitas Adelaide), Deborah Pyatt, David Norman, dan Prof.Robya Owen (Universitas Australia Barat), Rob Grief (Universitas Australia Selatan), serta Deborah Tyler (Universitas Victoria).

Dalam kunjungan ke Perth yang berlangsung dari 2 hingga 5 September itu, ia dan Prof.Muchlas Samani juga bertemu sekitar 100 orang mahasiswa penerima beasiswa Dikti RI untuk mendengar secara langsung dinamika dan masalah yang mereka hadapi.

Aris mengatakan, dalam pertemuan yang dilanjutkan dengan acara buka puasa bersama itu, Prof.Muchlas menjawab semua keluhan mahasiswa satu per satu.

"Intinya, program beasiswa ini masih belajar dan dan mohon disikapi dengan arif semua kekurangan sistem pemberian beasiswa ini dan dimohon untuk sabar agar pelaksanaannya ke depan akan menjadi lebih baik," kata Aris Junaidi.

Dalam dua tahun terakhir (2008-2009), Depdiknas RI mengirimkan mengirimkan sedikitnya 495 orang mahasiswa doktoral ke berbagai perguruan tinggi di Australia dengan beasiswa penuh pemerintah RI.

*) My news for ANTARA on Sept 4, 2009

No comments:

About Me

My photo
Brisbane, Queensland, Australia
Hi, I am a journalist of ANTARA, Indonesia's national news agency whose headquarters is in Jakarta. My fate has brought me back to Australia since March 2007 because my office assigns me to be the ANTARA correspondent there. My first visit to the neighboring country was in 2004 when I did my masters at the School of Journalism and Communication, the University of Queensland (UQ), Brisbane, under the Australian Development Scholarship (ADS) scheme. However, the phase of my life was started from a small town in North Sumatra Province, called Pangkalan Brandan. In that coastal town, I was born and grown up. Having completed my senior high school there in 1987, I moved to Medan to pursue my study at the University of North Sumatra (USU) and obtained my Sarjana (BA) degree in English literature in 1992. My Master of Journalism (MJ) was completed at UQ in July 2005. The final research project report for my MJ degree was entitled "Framing the Australian Embassy Bombing (Jakarta) in Indonesian and Australian Newspapers". Further details about me can be read in a writing posted in my blog entitled "My Life Journey".

Blog Archive

NeoPod

NeoCounter

The Value of Creativity

The Value of Creativity