Australia akan menjadi tuan rumah dua penyelenggaraan dialog antarkeyakinan (interfaith dialogue) tingkat regional dan dunia pada Oktober dan Desember 2009.
Penjelasan Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Australia yang diperoleh ANTARA di Brisbane, Selasa, menyebutkan, kedua perlehatan akbar yang menghimpun para pemimpin dan pegiat dialog antarkeyakinan itu akan berlangsung di Perth pada 28-30 Oktober dan Melbourne pada 3-9 Desember 2009.
"Interfaith dialogue" regional kelima di Perth itu mengangkat tema "Pemimpin Agama Masa Depan: Tantangan dan Kerja Sama Regional", sedangkan pertemuan di Melbourne disebut sebagai parlehatan parlemen agama-agama dunia ke-empat terbesar di dunia tahun 2009.
Penyelenggaraan "interfaith dialogue" di Perth, Australia Barat, itu merupakan kelanjutan dari empat dialog yang sama yang telah dilaksanakan di Yogyakarta-Indonesia (2004), Cebu-Filipina (2006), Waitangi-Selandia Baru (2007), dan Kamboja (2008).
Dialog antar-iman yang menghimpun para tokoh beragam agama dan keyakinan besar dunia di kawasan Asia Pasifik itu merupakan hasil kerja sama Australia, Indonesia, Selandia Baru dan Filipina dengan merangkul delapan negara anggota Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) lainnya, Timor Leste, Fiji, dan Papua New Guinea.
Pada dialog antariman yang pertama di Yogyakarta pada 6-7 Desember 2004, para tokoh moderat lintas agama dan masyarakat dari berbagai negara peserta menggarisbawahi pentingnya peran para pemimpin agama dan masyarakat dalam menjembatani perbedaan dan membangun harmoni.
Pada penyelenggaraan dialog antariman yang kedua di Cebu, Filipina, pada 14-16 Maret 2006, inisiatif bersama Indonesia dan Australia itu kemudian didukung oleh Selandia Baru dan Filipina sebagai negara tuan rumah.
Pertemuan di Cebu kemudian melahirkan Deklarasi Cebu tentang Kerja Sama Antariman Kawasan untuk Perdamaian, Pembangunan, dan Martabat Manusia. Setahun berikutnya, dialog antariman ketiga diselenggarakan di Waitangi, Selandia Baru, pada 28-29 Mei 2007.
Selain Indonesia dan Filipina, delapan anggota ASEAN lain yang aktif terlibat dalam dialog antariman ini adalah Kamboja, Brunei, Malaysia, Singapura, Thailand, Laos, Vietnam, dan Myanmar.
Saat dialog antariman ke-empat digelar di ibukota Kamboja pada April 2008, umat beragama dunia tengah terganggu dengan peredaran film "Fitna" karya anggota parlemen Belanda, Geert Wilders, di jaringan internet berisi penistaan kitab suci Al Qur'an dan Nabi Muhammad SAW.
Film anti-Islam itu memicu beragam reaksi dunia, termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang memerintahkan kementerian terkait di kabinetnya untuk mencekal Wilders memasuki Indonesia, Sekjen PBB Ban Ki-moon serta pemerintah Australia yang menyebut film tersebut bersifat "ofensif".
*) My news for ANTARA on Sept 29, 2009
No comments:
Post a Comment