Sunday, September 6, 2009

AUSTRALIA "BIARKAN" SEORANG NAPI INDONESIA TETAP TULI

Konsulat RI di Perth belum mendapat "lampu hijau" pihak berwenang Australia Barat untuk memberikan alat bantu pendengaran kepada Sultan Ele, narapidana Indonesia di Penjara Hakea Perth yang mengalami masalah pendengaran serius alias "tuli".

"Kita sudah siapkan alat bantu dengarnya namun masih menunggu hasil pemeriksaan kesehatan yang bersangkutan," kata Wakil Konsul Fungsi Pensosbud Konsulat RI di Perth Ricky Suhendar kepada koresponden ANTARA yang menghubunginya dari Brisbane, Minggu.

Ia mengatakan, hasil pemeriksaan kesehatan warga Indonesia yang sedang menjalani masa hukumannya di Penjara Hakea, Perth, Australia Barat, karena tersangkut kasus penyelundupan manusia ini diharapkan dapat segera diketahui supaya pihaknya bisa segera memberinya alat bantu dengar tersebut.

Upaya Konsulat RI di Perth membantu Sultan Ele yang diperkirakan mengalami ketulian sekitar 80 persen itu sudah berjalan sekitar dua bulan namun hingga 6 September pihaknya belum mendapat izin untuk menyerahkan alat bantu tersebut, katanya.

"Kita terus mendorong 'Department of Corrective Services' (Lembaga Pemasyarakatan-red.) Perth agar segera mengizinkan pemasangan alat bantu dengar untuk Sultan Ele. Beliau itu adalah warga negara Indonesia tertua yang ditahan di Penjara Hakea," kata Ricky Suhendar.

Pria yang diperkirakan berumur sekitar lima puluhan tahun itu adalah satu dari belasan kapten dan awak kapal Indonesia yang membawa 147 orang pencari suaka antara 6 Desember 2008 dan 14 Maret 2009, katanya.

Mengenai 14 WNI yang sudah divonis Pengadilan Australia Barat dalam kasus penyelundupan manusia itu, Ricky Suhendar mengatakan, mereka umumnya bekerja sebagai nelayan.

Berbeda dengan para pencari suaka yang menumpang perahu-perahu yang dinakhodai para WNI ini, mereka mendapat perlakuan yang berbeda di Australia. "Kalau para pencari suakanya bisa enak-enak (di Pusat Penahanan Imigrasi Pulau Christmas-red.)," katanya.

Di antara para nakhoda perahu pengangkut pencari suaka itu mengaku hanya dibayar Rp5 juta oleh orang yang menyuruh mereka membawa perahu ke perairan Australia. Dua orang pelaku yang mengaku hanya dibayar Rp5 juta itu adalah Muasi dan Hasanusi.

Selain Sultan Ele, sebanyak 13 orang WNI yang sudah divonis lima sampai enam tahun penjara itu adalah Achmad Muklis, Hamirudin, Samsir Ali Topan, Yan Tonce, Arman, Arsil, Tasri Laode, Mimu, Adi Haidar, Junaidi, Abdul Hamid, Amos Ndolo, dan Man Pombili.

Selama 2008, ada tujuh perahu berpenumpang ratusan pencari suaka yang masuk perairan Australia. Serbuan perahu-perahu penyelundup pencari suaka asing ke negara itu terus berlangsung. Dalam tujuh bulan terakhir 2009, setidaknya sudah ada 17 kapal berpenumpang pencari suaka yang ditahan Australia.

*) My news for ANTARA on Sept 6, 2009

No comments:

About Me

My photo
Brisbane, Queensland, Australia
Hi, I am a journalist of ANTARA, Indonesia's national news agency whose headquarters is in Jakarta. My fate has brought me back to Australia since March 2007 because my office assigns me to be the ANTARA correspondent there. My first visit to the neighboring country was in 2004 when I did my masters at the School of Journalism and Communication, the University of Queensland (UQ), Brisbane, under the Australian Development Scholarship (ADS) scheme. However, the phase of my life was started from a small town in North Sumatra Province, called Pangkalan Brandan. In that coastal town, I was born and grown up. Having completed my senior high school there in 1987, I moved to Medan to pursue my study at the University of North Sumatra (USU) and obtained my Sarjana (BA) degree in English literature in 1992. My Master of Journalism (MJ) was completed at UQ in July 2005. The final research project report for my MJ degree was entitled "Framing the Australian Embassy Bombing (Jakarta) in Indonesian and Australian Newspapers". Further details about me can be read in a writing posted in my blog entitled "My Life Journey".

Blog Archive

NeoPod

NeoCounter

The Value of Creativity

The Value of Creativity