"Budaya akademik dan intelektual kita masih jauh lebih hebat dari Malaysia," katanya dalam dialog tentang paradigma dan permasalahan pendidikan tinggi di Indonesia di kampus Universitas Queensland (UQ) Brisbane, Selasa, bersama puluhan anggota Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Universitas Queensland (UQISA).
Prof.Azyumardi Azra mengatakan, sekalipun kehidupan kampus di Tanah Air tetap tidak lepas dari berbagai dinamika kemahasiswaan, termasuk demonstrasi, budaya akademik universitas-universitas di Indonesia jauh lebih baik dari kampus-kampus di Malaysia.
Bahkan ada di antara buku-buku koleksi perpustakaan universitas di negeri jiran itu yang "tidak tersentuh selama bertahun-tahun" oleh kalangan sivitas akademika. Kondisi di Malaysia itu bertolak belakang dengan kondisi di banyak perpustakaan universitas di Indonesia yang justru kekurangan koleksi buku, katanya.
Pengakuan terhadap lebih baiknya budaya akademik dan lebih semaraknya dinamika kehidupan kampus di Indonesia dari Malaysia justru datang dari akademisi asing yang pernah menempuh pendidikan di Malaysia, kata akademisi Indonesia yang kini menjadi profesor kehormatan Universitas Melbourne itu.
"Saya justru lebih cemas dengan masa depan Malaysia daripada masa depan Indonesia karena politiknya saja berdasarkan politik etnis sedangkan kita tidak. Kita tidak punya Partai Jawa atau Partai Sunda," katanya.
Prof.Azyumardi Azra memaparkan perbandingan dinamika kehidupan perguruan tinggi di Indonesia dan Malaysia itu menanggapi pernyataan seorang peserta dialog tentang kenyataan banyaknya orang Indonesia melanjutkan studinya di Malaysia padahal dahulu mereka yang belajar dari Indonesia.
Rektor UIN Syarif Hidayatullah (1998-2006) yang menamatkan pendidikan magister dan doktoralnya dari Universitas Columbia Amerika Serikat (AS) itu mengatakan, sebenarnya Indonesia "terlalu besar" untuk dihadapkan dengan Malaysia. "Hegemoni budaya pop kita (Indonesia) saja luar biasa di Malaysia," katanya.
Dilihat dari prestasi dalam olimpiade sains dunia, ia mengatakan, sepengetahuannya, para siswa Malaysia belum pernah menjadi pemenang dalam jumlah yang sama besarnya dengan prestasi para pelajar Indonesia.
Namun ia berharap pemerintah RI bersungguh-sungguh mendukung pemajuan dan pengembangan pendidikan bermutu dan terjangkau untuk semua rakyat Indonesia, termasuk pendidikan tinggi.
Prof.Azyumardi Azra berada di Brisbane selama tiga hari untuk menghadiri forum diskusi akademis terbatas di Universitas Griffith.*) My news for ANTARA on Aug 11, 2009
No comments:
Post a Comment