Arifin menyebut tragedi ini sebagai aksi tidak berprikemanusiaan, bertentangan dengan nilai-nilai agama mana pun di muka bumi, dan kembali merusak citra bangsa Indonesia sebagai bangsa yang beradab di mata internasional.
"Aksi ini juga mencoreng upaya perbaikan citra bangsa serta menodai upaya pembangunan bangsa Indonesia yang sedang dilakukan segenap komponen bangsa. Untuk itu, PIP PKS ANZ meminta aparat berwenang mengusut tuntas dan mengadili pelaku pemboman seadil-adilnya," kata Arifin.
Kepada para korban dan keluarga korban, pihaknya juga menyampaikan "bela sungkawa secara tulus dari hati yang paling dalam".
"Kami menghimbau segenap bangsa Indonesia bersabar atas musibah dan berdoa semoga Allah SWT memberikan keselamatan pada kita semua," katanya.
Sementara itu, berbagai media Australia menjadikan insiden pemboman dua hotel di kawasan niaga Kuningan Jakarta itu "berita utama" mereka. Jaringan pemberitaan "ABC" misalnya menurunkan laporan khusus bertajuk "Jakarta Hotel Bombings" (Pemboman Hotel Jakarta).
Media dan Dubes RI
Duta Besar RI untuk Australia Primo Alui Joelianto yang tengah melakukan kunjungan kerja pertamanya ke Darwin, ibukota negara bagian Northern Territory (NT), tidak luput dari incaran media Australia yang meminta wawancara khusus tentang insiden tersebut.
Minister Counselor Fungsi Pensosbud KBRI Canberra Raudin yang turut mendampingi Dubes Primo di Darwin mengatakan, media terkemuka Australia, "ABC Network" misalnya telah meminta wawancara khusus Jumat malam.
"Presenter ABC Network, Jim Middleton, sudah meminta waktu untuk mewawancarai langsung Dubes Primo pukul 20.30 waktu Darwin," katanya kepada ANTARA.
Reaksi pemerintah Australia sendiri atas serangan bom di dua hotel mewah itu disampaikan Perdana Menteri Kevin Rudd.
PM Rudd mengutuk insiden yang dilaporkan media setempat turut melukai dua orang warga negaranya itu dengan menyebutnya sebagai "aksi teroris yang membunuh dan barbar".
Komite Keamanan Nasional Persemakmuran Australia, kata Rudd, bertemu Jumat sore dan meminta semua badan pemerintah menawarkan bantuan kepada mitra Indonesia mereka.
Media Australia yang mengutip pendapat kalangan analis masalah terorisme di negara itu menuding kelompok yang disebut "Jemaah Islamiyah" (JI) berada di belakang aksi ini.
Sebelum serangan pemboman di dua hotel di kawasan Kuningan Jakarta ini terjadi, Indonesia sempat relatif aman dari insiden terorisme selepas Bom Bali 2005.
Sejak aksi serangan sejumlah gereja di malam Natal tahun 2000, Indonesia mengalami serangkaian insiden terorisme. Setahun setelah serangan kelompok teroris ke New York dan Washington DC, Amerika Serikat, pada 11 September 2001, Bali diserang kelompok Amrozi dkk pada Oktober 2002.
*) My news for ANTARA on July 17, 2009
No comments:
Post a Comment