Saturday, July 25, 2009

KONSER "TWILITE ORCHESTRA" BUKTI KEBERSAMAAN INDONESIA-AUSTRALIA

Konser simfoni "Twilite Orchestra" bersama Konduktor ternama, Addhie MS, di Gedung Opera Sydney, 21 Juli malam lalu, menjadi bukti kebersamaan warga Indonesia dan Australia di saat Indonesia menghadapi masa sulit akibat serangan teroris di dua hotel mewah di Jakarta, kata seorang diplomat RI.

"Pertunjukan Twilite Orchestra yang baru pertama kali diselenggarakan di Gedung Opera Sydney itu dihadiri 2.331 orang penonton dari 2.500 kursi yang tersedia. Separuh penontonnya adalah warga negara Australia," kata Minister Counselor Fungsi Pensosbud KJRI Sydney, Pratito Soeharyo, dalam penjelasannya kepada ANTARA, Kamis.

Aksi pengeboman Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz Carlton Jakarta 17 Juli itu juga sama sekali tidak memengaruhi acara peluncuran rute penerbangan langsung Sydney-Jakarta Garuda Indonesia yang berlangsung di tempat yang sama, katanya.

Menurut Pratito, konser simfoni Twilite Orchestra dan acara Garuda Indonesia itu menunjukkan kebersamaan warga kedua bangsa empat hari setelah terjadinya insiden Mega Kuningan.

"Dalam sambutannya di acara konser, Dirjen Pemasaran Depbudpar, Sapta Nirwandar, juga memberikan keyakinan bahwa Indonesia masih tetap menjadi tujuan terbaik untuk berlibur," katanya.

Sepanjang sekitar dua setengah jam acara konser yang turut dihadiri Duta Besar RI untuk Australia dan Vanuatu Primo Alui Joelianto serta sejumlah anggota parlemen New South Wales dan Indonesianis, penampilan personil Twilite Orchestra dan Addhie MS mendapat sambutan hangat, katanya.

"Konser simfoni Twilite Orchestra ini ditutup dengan lagu berjudul 'Bagimu Perdamaian' yang mendapat tepukan tangan meriah dari ribuan penonton," katanya.

Penyanyi ternama Australia berdarah Indonesia-Aborigin, Jessica Mauboy, juga ikut memeriahkan konser tersebut dengan menyanyikan lagu "Bengawan Solo", katanya.

Konser simfoni bertajuk "Indonesia: Sentuhan Harmoni" itu didukung sekitar 120 orang personil. Selain Jessica, tampil pula penyanyi Binu D.Sukaman (soprano), penyanyi Utha Likumahua, Levi Gunardi (pianis), Johannes S Nugroho (pianis), dan Stephen Smith (tenor).

Konser yang didukung paduan suara Twilite dan Komunitas Katolik Indonesia ini terselenggara berkat kerja sama erat KJRI Sydney dengan berbagai pihak, khususnya Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI serta Kedutaan Besar Australia di Jakarta, katanya.

Penyelenggaraan konser Twilite Orchestra dan Addhie MS di Sydney itu sempat ditunda karena masalah teknis di Jakarta tahun lalu.

*) My news for ANTARA on July 23, 2009

No comments:

About Me

My photo
Brisbane, Queensland, Australia
Hi, I am a journalist of ANTARA, Indonesia's national news agency whose headquarters is in Jakarta. My fate has brought me back to Australia since March 2007 because my office assigns me to be the ANTARA correspondent there. My first visit to the neighboring country was in 2004 when I did my masters at the School of Journalism and Communication, the University of Queensland (UQ), Brisbane, under the Australian Development Scholarship (ADS) scheme. However, the phase of my life was started from a small town in North Sumatra Province, called Pangkalan Brandan. In that coastal town, I was born and grown up. Having completed my senior high school there in 1987, I moved to Medan to pursue my study at the University of North Sumatra (USU) and obtained my Sarjana (BA) degree in English literature in 1992. My Master of Journalism (MJ) was completed at UQ in July 2005. The final research project report for my MJ degree was entitled "Framing the Australian Embassy Bombing (Jakarta) in Indonesian and Australian Newspapers". Further details about me can be read in a writing posted in my blog entitled "My Life Journey".

Blog Archive

NeoPod

NeoCounter

The Value of Creativity

The Value of Creativity