Saturday, July 25, 2009

INDONESIA-AUSTRALIA TUMPAS BERSAMA PENCURIAN IKAN

Indonesia dan Australia semakin memperkuat kerja sama penumpasan kegiatan penangkapan ikan ilegal di zona perikanan kedua negara ditandai dengan penandatangan dokumen "Letter of Intent" (LOI) kerja sama dan bantuan penanggulangan kegiatan pelanggaran hukum tersebut di Darwin, Jumat.

Disaksikan Duta Besar RI untuk Australia dan Vanuatu, Primo Alui Joelianto, Konsul RI di Darwin Harbangan Napitupulu, dan belasan pejabat dari instansi terkait RI dan Australia, Menteri Kelautan dan Perikanan Freddy Numberi dan Menteri Dalam Negeri Australia Brendan O'Connor menandatangani dokumen LOI tersebut.

Keberadaan LOI itu membuka peluang bagi kedua negara untuk melanjutkan kerja sama survelensi kapal-kapal ikan, kegiatan patroli terkoordinasi perlindungan wilayah perbatasan, berbagi informasi intelijen, peningkatan kapasitas melalui pelatihan dan pendidikan, serta kegiatan bertukar kunjungan ke pelabuhan.

Brendan O'Connor mengatakan, LOI merupakan langkah penting bagi perlindungan wilayah perbatasan dan bingkai positif bagi keberlanjutan kerja sama dan konsultasi kedua negara dalam menumpas berbagai kegiatan penangkapan ikan ilegal.

LOI yang diharapkan mendorong kerja sama lebih erat di masa mendatang itu juga menunjukkan kuatnya semangat kemitraan kedua negara.

Dalam semangat yang sama, Menteri Kelautan dan Perikanan Freddy Numberi mengatakan, kegiatan penangkapan ikan ilegal kapal-kapal asing merupakan kepentingan bersama Indonesia-Australia karena aksi mereka menimbulkan kerugian yang besar dan mengancam sumber daya perikanan di kawasan.

Ia mengatakan, kerja sama kedua negara yang diperkuat oleh adanya LOI ini diharapkan dapat semakin mengurangi aksi penangkapan ikan ilegal, terutama kapal-kapal ikan yang ditengarai didukung oleh jaringan mafia, karena Indonesia sendiri mengalami kerugian triliunan rupiah per tahun akibat kegiatan kejahatan terorganisir ini.

Freddy Numberi menegaskan bahwa kegiatan pencurian ikan yang hasil tangkapnya dijual jaringan pelaku ke pasar manapun di dunia adalah kegiatan "pencucian ikan" yang tak berbeda dengan kejahatan pencucian uang (money laundering).

"Satu-satunya cara efektif untuk menumpas kegiatan ini adalah dengan menenggelamkan kapal-kapal ikan yang ditangkap," katanya.

Kerja sama penumpasan kegiatan penangkapan ikan ilegal para nelayan Komando Perlindungan Wilayah Perbatasan Australia dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (DKP) RI sudah berlangsung sejak 2007. Sejak itu, kedua negara sudah melakukan lima kali patroli terkoordinasi.

Kegiatan patroli terkoordinasi terakhir yang melibatkan dua kapal DKP, "Hiu Macan Tutul 001" dan "Hiu Macan 006", serta satu kapal patroli Australia berlangsung pada 10-15 Juli.

Kapten Kapal "Hiu Macan Tutul 001", Rusmin S., mengatakan, kegiatan patroli terkoordinasi itu dilakukan kapal kedua negara di perairan zona penangkapan masing-masing.

Seusai kegiatan bersama itu, kedua kapal patroli DKP ini bersandar di Dermaga Darwin untuk mengawal ratusan kapal layar (yacht) mancanegara peserta reli "Sail Indonesia"/"Sail Bunaken" dari perairan Australia Utara menuju Saumlaki, kota pantai pertama Indonesia yang dikunjungi kapal-kapal peserta Sabtu (18/7).

*) My news for ANTARA on July 17, 2009

No comments:

About Me

My photo
Brisbane, Queensland, Australia
Hi, I am a journalist of ANTARA, Indonesia's national news agency whose headquarters is in Jakarta. My fate has brought me back to Australia since March 2007 because my office assigns me to be the ANTARA correspondent there. My first visit to the neighboring country was in 2004 when I did my masters at the School of Journalism and Communication, the University of Queensland (UQ), Brisbane, under the Australian Development Scholarship (ADS) scheme. However, the phase of my life was started from a small town in North Sumatra Province, called Pangkalan Brandan. In that coastal town, I was born and grown up. Having completed my senior high school there in 1987, I moved to Medan to pursue my study at the University of North Sumatra (USU) and obtained my Sarjana (BA) degree in English literature in 1992. My Master of Journalism (MJ) was completed at UQ in July 2005. The final research project report for my MJ degree was entitled "Framing the Australian Embassy Bombing (Jakarta) in Indonesian and Australian Newspapers". Further details about me can be read in a writing posted in my blog entitled "My Life Journey".

Blog Archive

NeoPod

NeoCounter

The Value of Creativity

The Value of Creativity