Saturday, July 25, 2009

BNP2TKI: PASAR KERJA AUSTRALIA TUNTUT KESIAPAN TKI

Ketua Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) Jumhur Hidayat, mengatakan, peluang pasar kerja Australia terbuka bagi para pekerja terampil dan setengah terampil dari Indonesia selama mereka memenuhi semua persyaratan, termasuk skor tes bahasa Inggris (IELTS) 4,5 hingga tujuh.

"Hasil IELTS sebesar 4,5 sampai tujuh itu berlaku untuk bidang pekerjaan tingkat rendah sampai 'high skill' (berketerampilan tinggi-red.)," katanya kepada ANTARA berkaitan dengan hasil rangkaian pertemuan delegasi BNP2TKI dengan berbagai kalangan usaha dan instansi terkait pemerintah Australia dalam empat hari terakhir.

Kepada ANTARA yang menemuinya di sela acara jamuan makan malam Konsulat RI Darwin di Wisma Indonesia, Kamis malam, Jumhur mengatakan, persyaratan IELTS sebesar itu dimaksudkan Kementerian Imigrasi dan Kewarganegaraan Australia untuk melindungi hak-hak pekerja asing.

Dengan kemampuan bahasa Inggris yang memadai itu, para pekerja asing di Australia mudah terhindar dari praktik-praktik yang merugikan pekerja, seperti mendapat upah di bawah standar, katanya mengutip penjelasan pejabat Kementerian Imigrasi dan Kewarganegaraan Australia yang bertemu delegasi BNP2TKI.

Selain itu, untuk memperbesar peluang TKI bekerja di Australia, kehadiran investor Indonesia di negara itu merupakan salah satu jalan karena perusahaan tersebut berhak merekrut pekerja dari negara asal investor.

Mengenai potensi pasar tenaga kerja Australia, Jumhur mengatakan, dari hasil pertemuan sementaranya dengan sejumlah pelaku usaha di Melbourne dan Brisbane, potensinya sangat besar.

Di sektor konstruksi misalnya, ada sebuah perusahaan di Melbourne yang telah meminta BNP2TKI menyediakan 50 TKI dalam waktu dua bulan ini. Sebuah perusahaan milik warga negara Indonesia (WNI) yang bergerak dalam usaha teknologi informasi (IT) juga memerlukan ratusan orang TKI terampil, katanya.

"Potensi pasar tenaga kerja di bidang IT di Australia dilaporkan mencapai enam ribu hingga tujuh ribu orang," kata Jumhur Hidayat.

Sektor usaha lain yang juga membuka peluang besar bagi TKI adalah industri peternakan sapi. Selama ini Indonesia merupakan pasar ekspor terbesar sapi hidup dan produk daging asal Australia sehingga wajar TKI diserap sektor ini sebagai "counter trading" (imbalan dagang), katanya.

Di sektor industri peternakan sapi ini, setidaknya ada tiga peluang kerja yang dapat dibidik para TKI, yakni peternakan, penggemukan, dan pemotongan sapi, katanya.

Dari pertemuannya dengan kalangan usaha peternakan, termasuk Direktur Eksekutif Asosiasi Peternak Northern Territory, Luke Bowen, di Darwin, Kamis, terungkap bahwa sektor peternakan berpotensi menyerah sedikitnya seribu orang TKI, katanya.

Jumhur Hidayat dan anggota delegasi BNP2TKI mengunjungi empat kota di Australia sejak awal pekan ini untuk menjajaki pasar kerja Australia dengan bertemu kalangan pemerintah dan bisnis, serta pekerja Indonesia di negara itu. Ke-empat kota itu adalah Canberra, Melbourne, Darwin, dan Sydney.

Selama dua hari di Darwin, anggota delegasi BNP2TKI antara lain bertemu wakil Asosiasi Peternak Northern Territory dan Departeman Industri Primer Northern Territory dan kunjungan ke peternakan sapi dan industri pengolahan daging sapi.

Dalam misi kunjungan hingga 18 Juli itu, Jumhur antara lain didampingi Deputi Kepala BNP2TKI Bidang Penempatan, Ade Adam Noch, Direktur Penyiapan Dokumen Direktorat Penempatan BNP2TKI, Arifin Purba, dan Direktur Promosi dan Kerja Sama Luar Negeri, Endang Sulistioningsih.

*) My news for ANTARA on July 16, 2009

No comments:

About Me

My photo
Brisbane, Queensland, Australia
Hi, I am a journalist of ANTARA, Indonesia's national news agency whose headquarters is in Jakarta. My fate has brought me back to Australia since March 2007 because my office assigns me to be the ANTARA correspondent there. My first visit to the neighboring country was in 2004 when I did my masters at the School of Journalism and Communication, the University of Queensland (UQ), Brisbane, under the Australian Development Scholarship (ADS) scheme. However, the phase of my life was started from a small town in North Sumatra Province, called Pangkalan Brandan. In that coastal town, I was born and grown up. Having completed my senior high school there in 1987, I moved to Medan to pursue my study at the University of North Sumatra (USU) and obtained my Sarjana (BA) degree in English literature in 1992. My Master of Journalism (MJ) was completed at UQ in July 2005. The final research project report for my MJ degree was entitled "Framing the Australian Embassy Bombing (Jakarta) in Indonesian and Australian Newspapers". Further details about me can be read in a writing posted in my blog entitled "My Life Journey".

Blog Archive

NeoPod

NeoCounter

The Value of Creativity

The Value of Creativity