Sunday, May 10, 2009

ACEH SUMBANG EMPAT MEDALI DI ARAFURA GAMES

Atlet tembak dan perenang Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD) menjadi penyelamat "muka" kontingen Indonesia di hari kedua Pesta Olahraga dua tahunan "Arafura Games" di Darwin, Australia, Minggu, dengan menyumbangkan satu perak dan tiga perunggu dari kedua cabang olahraga itu.

Medali perak pertama kontingen Indonesia di cabang renang pesta olahraga yang berlangsung hingga 17 Mei itu disumbang perenang Aceh, Serli Yunita, yang turun di nomor 100 meter gaya kupu-kupu putri di kolam renang Casuarina, Darwin, Minggu petang.

Perenang putri Aceh itu mencatat waktu 1.09.93 detik, sedangkan medali emas disabet perenang tuan rumah dari Pesonal Best Aquatic Australia Selatan, Kia King dengan catatan waktu 1.05.55 detik.

Posisi ketiga di nomor 100 meter gaya kupu-kupu putri ini ditempati perenang Kaledonia Baru (Perancis), Laurece Goose dengan waktu 1.11.00 detik.

Selain turun di nomor final 100 meter gaya kupu-kupu, Serli Yunita juga bertarung di nomor final 50 meter dan 200 meter gaya bebas. Dalam pertarungan final nomor 50 meter putri, dia berada di urutan kelima dan 200 meter putri di urutan ke-empat.

Keberhasilan Serli Yunita itu juga diikuti perenang putra kontingen NAD, Maximillian Manurung, yang turun di nomor final 200 meter. Perenang spesial jarak jauh yang tiga bulan terakhir berlatih di salah satu klub renang di Gold Coast, Queensland, itu meraih medali perunggu.

Dengan tambahan satu perak dan satu perunggu dari cabang renang itu, pundi-pundi medali kontingen NAD di pesta olahraga yang diikuti sekitar 3.000 orang atlet dari 40-an negara itu bertambah menjadi empat menyusul dua medali perunggu yang sebelumnya disumbangkan atlet tembak di kategori perorangan dan beregu.
Sekjen Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Aceh, Drs.Nuzuli MS, mengatakan, dua medali perunggu dari cabang menembak itu diraih Amar Makruf yang turun di nomor "air pistol" putra dan beregu.

Kejayaan Aceh di cabang menembak dan renang itu juga diikuti tim sepakbola Aceh. Kesebelasan anak-anak Tanah Rencong itu membukukan kemenangan pertamanya melawan tim kuat tuan rumah, NT Boy's 16, di Stadion Sepakbola Marrara Minggu sore.

Dalam pertandingan yang turut disaksikan Konsul RI di Darwin, Harbangan Napitupulu itu, tim NAD unggul 1-0. Di tempat yang sama, tim NAD Senin petang (11/5) menjamu kesebelasan Timor Leste.

Hanya saja kemenangan pertama Aceh di cabang sepakbola putra itu tidak diikuti tim basket putranya yang ditekuk tim tuan rumah, Northern Territory, dengan skor telak 83-38.

Sementara itu, kontingen tuan rumah Australia menegaskan posisi teratasnya dalam pengumpulan medali memasuki hari kedua Arafura Games.

Hingga Minggu malam pukul 22.50 waktu Darwin, Australia yang diperkuat para atlet muda berprestasi dari berbagai negara bagiannya itu sudah mengumpulkan 77 medali (33 di antaranya medali emas).

Sebagian besar medali emas itu disumbangkan cabang renang. Selain Indonesia dan Australia, negara-negara peserta Arafura Games yang hingga Minggu malam sudah mendapatkan medali adalah Singapura dengan satu perak dan satu perunggu dari cabang menembak, serta Filipina (1 perak dan 5 perunggu dari cabang renang).

Seterusnya, Selandia Baru dengan 17 medali (lima di antaranya medali emas-red.), Kaledonia Baru 15 medali (empat di antaranya medali emas), dan Fiji (1 perak).

Pejabat Media Center Arafura Games, Gail Liston, mengatakan, hampir semua medali yang diperoleh Australia, Filipina, Selandia Baru, Kaledonia Baru, dan Fiji diperoleh dari cabang renang.

Sepanjang Minggu pagi hingga malam, para atlet Indonesia yang diwakili Aceh, Papua, Papua Barat, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Maluku, bertanding di berbagai cabang olahraga, seperti atletik, hoki, basket, sepakbola, renang, bola voli, dan voli pantai.

*) My news for ANTARA on May 10, 2009

No comments:

About Me

My photo
Brisbane, Queensland, Australia
Hi, I am a journalist of ANTARA, Indonesia's national news agency whose headquarters is in Jakarta. My fate has brought me back to Australia since March 2007 because my office assigns me to be the ANTARA correspondent there. My first visit to the neighboring country was in 2004 when I did my masters at the School of Journalism and Communication, the University of Queensland (UQ), Brisbane, under the Australian Development Scholarship (ADS) scheme. However, the phase of my life was started from a small town in North Sumatra Province, called Pangkalan Brandan. In that coastal town, I was born and grown up. Having completed my senior high school there in 1987, I moved to Medan to pursue my study at the University of North Sumatra (USU) and obtained my Sarjana (BA) degree in English literature in 1992. My Master of Journalism (MJ) was completed at UQ in July 2005. The final research project report for my MJ degree was entitled "Framing the Australian Embassy Bombing (Jakarta) in Indonesian and Australian Newspapers". Further details about me can be read in a writing posted in my blog entitled "My Life Journey".

Blog Archive

NeoPod

NeoCounter

The Value of Creativity

The Value of Creativity