Banyak warga Indonesia di Brisbane, Australia, kecewa dengan kinerja Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Sydney karena hingga Selasa atau dua hari menjelang Pemilu legislatif 9 April, mereka belum juga menerima formulir C4 yang menjadi salah satu dokumen wajib yang harus dibawa ke TPS.Kekecewaan itu antara lain disampaikan Dr.Salut Muhidin dan Alhadi Bustamam, dua akademisi Indonesia di Universitas Queensland (UQ) dalam perbincangan dengan ANTARA di Brisbane, Selasa.
Salut mengatakan, dia sudah menerima formulir C4 (surat pemberitahuan waktu dan tempat pemungutan suara luar negeri-red.) namun istrinya belum. Sebaliknya, dia justru menerima surat pos berisi formulir C4 atas nama David Suryaatmadja.
"Saya tidak mengenal David Suryaatmadja dan rumah yang saya tempati sekarang ini saya sewa langsung dari agen properti. Pertanyaan saya adalah panitia pemilu dibuat untuk menfasilitasi pemilihan dengan baik tapi kalau tidak ada koordinasi, buat apa?," kata pakar demografi itu.
Kondisi yang sama juga dialami Alhadi Bustamam, dosen matematika Universitas Indonesia yang sedang merampungkan studi doktornya di UQ.
Alhadi mengatakan, istrinya juga belum menerima formulir C4 dari PPLN Sydney padahal dia sudah jauh-jauh hari mendaftarkan ulang istrinya sesuai dengan petunjuk PPLN. Sebaliknya, dia justru menerima dua surat atas nama warga negara Indonesia lain yang dikirimkan ke alamat rumahnya.
"Saya merasa proses pendaftaran ulang istri saya tempo hari tidak ditindaklanjuti (PPLN Sydney)," katanya.
Menanggapi masih adanya pemilih tetap Pemilu 2009 yang belum menerima formulir C4, Ketua PPLN Sydney Jon Soemarjono yang dihubungi secara terpisah meminta warga yang belum menerima agar "bersabar" karena masih ada waktu satu hari lagi sebelum 9 April.
"Sabar dulu. Masih ada waktu satu hari lagi," katanya.
Dalam surat pemberitahuan berisi formulir C4 tertanggal 23 Maret 2009 yang dikirim PPLN Sydney kepada para warga yang masuk daftar pemilih tetap (DPT), Jon Soemarjono menegaskan bahwa "formulir model C4 LN DPR" wajib dibawa bersama paspor RI pada hari pemilihan 9 April.
Pengalaman Salut Muhidin, Alhadi dan sejumlah warga Indonesia lain menerima surat-surat PPLN Sydney atas nama warga negara Indonesia yang tidak mereka kenal atau yang sudah pulang ke Tanah Air setidaknya sudah dua kali terulang menjelang Pemilu legislatif.
*) My news for ANTARA on April 7, 2009

No comments:
Post a Comment