Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) Australia menilai kota Bangkok tidak aman sehingga meminta warganya mempertimbangkan kembali rencana mereka ke kota itu akibat berlanjutnya instabilitas politik di Thailand yang bahkan telah menunda pelaksanaan KTT ASEAN plus tiga dan Asia Timur.Selain kota Bangkok, DFAT juga meminta warganya agar menjauhi sementara waktu Provinsi Nonthaburi, Samut Prakan, Nakon Pathom, Ayuthaya, dan Pratum Thani menyusul pemberlakuan status darurat untuk meredam gelombang aksi demonstrasi anti-pemerintah, demikian informasi DFAT yang dihimpun ANTARA, Senin.
Namun secara keseluruhan, DFAT memasukkan Thailand ke dalam daftar negara-negara yang mendapat status "peringatan perjalanan" level tiga atau setingkat lebih baik dari Indonesia yang mendapat status "peringatan perjalanan" level empat.
Khusus untuk Provinsi Yala, Pattani, Narathiwat dan Songkhla, DFAT menetapkan larangan total kunjungan kepada warganya karena alasan keamanan dan "ancaman serangan teroris" yang sejak Januari 2004 telah membunuh lebih dari 3.300 orang.
Para kepala negara dan pemerintahan Perhimpunan Negara Anggota Asia Tenggara (ASEAN) dan negara-negara mitra dialog, termasuk Australia, batal mengikuti KTT ASEAN plus tiga dan Asia Timur pada 10-12 April akibat pecahnya aksi demonstrasi anti-pemerintah di kawasan wisata Pattaya tempat berlangsungnya KTT.
Di antara para kepala negara dan pemerintahan yang kembali ke negaranya adalah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Australia Kevin Rudd.
PM Rudd mengatakan, penundaan KTT Asia Timur yang menghimpun para pemimpin se-kawasan, seperti Jepang, Korea, China, dan ASEAN ini "mengecewakan" karena seyogianya masa depan ekonomi kawasan yang terimbas dampak resesi ekonomi dunia akan dibahas dalam pertemuan tersebut.
Bagi wisatawan Australia, Thailand merupakan salah satu negara tujuan wisata utama di Asia. Sepanjang 2007, sekitar 600 ribu wisatawan Australia mengunjungi negara itu.
*) My news for ANTARA on April 13, 2009

No comments:
Post a Comment