Monday, April 13, 2009

WN AUSTRALIA DIMINTA "JAUHI" THAILAND

Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) Australia menilai kota Bangkok tidak aman sehingga meminta warganya mempertimbangkan kembali rencana mereka ke kota itu akibat berlanjutnya instabilitas politik di Thailand yang bahkan telah menunda pelaksanaan KTT ASEAN plus tiga dan Asia Timur.

Selain kota Bangkok, DFAT juga meminta warganya agar menjauhi sementara waktu Provinsi Nonthaburi, Samut Prakan, Nakon Pathom, Ayuthaya, dan Pratum Thani menyusul pemberlakuan status darurat untuk meredam gelombang aksi demonstrasi anti-pemerintah, demikian informasi DFAT yang dihimpun ANTARA, Senin.

Namun secara keseluruhan, DFAT memasukkan Thailand ke dalam daftar negara-negara yang mendapat status "peringatan perjalanan" level tiga atau setingkat lebih baik dari Indonesia yang mendapat status "peringatan perjalanan" level empat.

Khusus untuk Provinsi Yala, Pattani, Narathiwat dan Songkhla, DFAT menetapkan larangan total kunjungan kepada warganya karena alasan keamanan dan "ancaman serangan teroris" yang sejak Januari 2004 telah membunuh lebih dari 3.300 orang.

Para kepala negara dan pemerintahan Perhimpunan Negara Anggota Asia Tenggara (ASEAN) dan negara-negara mitra dialog, termasuk Australia, batal mengikuti KTT ASEAN plus tiga dan Asia Timur pada 10-12 April akibat pecahnya aksi demonstrasi anti-pemerintah di kawasan wisata Pattaya tempat berlangsungnya KTT.

Di antara para kepala negara dan pemerintahan yang kembali ke negaranya adalah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Australia Kevin Rudd.

PM Rudd mengatakan, penundaan KTT Asia Timur yang menghimpun para pemimpin se-kawasan, seperti Jepang, Korea, China, dan ASEAN ini "mengecewakan" karena seyogianya masa depan ekonomi kawasan yang terimbas dampak resesi ekonomi dunia akan dibahas dalam pertemuan tersebut.

Bagi wisatawan Australia, Thailand merupakan salah satu negara tujuan wisata utama di Asia. Sepanjang 2007, sekitar 600 ribu wisatawan Australia mengunjungi negara itu.

*) My news for ANTARA on April 13, 2009

No comments:

About Me

My photo
Brisbane, Queensland, Australia
Hi, I am a journalist of ANTARA, Indonesia's national news agency whose headquarters is in Jakarta. My fate has brought me back to Australia since March 2007 because my office assigns me to be the ANTARA correspondent there. My first visit to the neighboring country was in 2004 when I did my masters at the School of Journalism and Communication, the University of Queensland (UQ), Brisbane, under the Australian Development Scholarship (ADS) scheme. However, the phase of my life was started from a small town in North Sumatra Province, called Pangkalan Brandan. In that coastal town, I was born and grown up. Having completed my senior high school there in 1987, I moved to Medan to pursue my study at the University of North Sumatra (USU) and obtained my Sarjana (BA) degree in English literature in 1992. My Master of Journalism (MJ) was completed at UQ in July 2005. The final research project report for my MJ degree was entitled "Framing the Australian Embassy Bombing (Jakarta) in Indonesian and Australian Newspapers". Further details about me can be read in a writing posted in my blog entitled "My Life Journey".

Blog Archive

NeoPod

NeoCounter

The Value of Creativity

The Value of Creativity