Sunday, April 26, 2009

HUKUM AUSTRALIA MUDAHKAN WARGA MUSLIM BERIBADAH

Anggota Dewan Nasional Imam Australia (ANIC), Dr.Tariq Syed, mengatakan, hukum Australia memudahkan umat Islam menjalankan ibadah agamanya dan kebiasaan baik kelompok mayoritas di negara itu sejalan dengan nilai-nilai Islam.

"Kami tidak menemui adanya konflik apapun dalam hukum Australia. Bahkan hukum Australia justru memudahkan kami (umat Islam) menjalankan ibadah agama kami, seperti shalat wajib lima kali sehari," katanya dalam sebuah diskusi terbuka tentang "Syariah dan Hukum Keluarga Australia" di Brisbane, 23 April lalu.

Menurut dia, tidak ada satu pun hukum di Australia yang melarang orang menjalankan ibadah agama dan keyakinannya, termasuk penganut Islam.

"Seperti halnya umat Islam, penganut Budha, Yahudi, dan Kristen juga bersembahyang dengan cara mereka masing-masing," kata pakar keislaman Universitas Griffith itu kepada puluhan akademisi, pengacara dan pengamat masalah Islam yang hadir dalam acara yang diselenggarakan Fakultas Hukum Universitas Queensland itu.

Ia kemudian menjelaskan kedudukan shalat sebagai sarana komunikasi orang Islam kepada Tuhannya. Menurut pakar Al-Qur'an dan Hadist ini, total waktu yang diperlukan untuk mendirikan shalat wajib lima kali sehari itu tidak lebih dari setengah jam.

Tariq Syed juga menyinggung tentang pentingnya pendidikan bagi setiap warga Muslim Australia supaya mereka tumbuh menjadi warga negara yang terdidik dan berkualitas.

Berkaitan dengan masalah larangan minuman keras dan berjudi bagi setiap Muslim, ia mengatakan, hukum Australia pun sebenarnya tidak pernah mendorong warganya agar mengonsumsi minum-minuman beralkohol maupun berjudi.

"Tidak ada satu pun hukum Australia yang mendorong warganya untuk minum-minuman keras maupun berjudi. Jadi sebenarnya semangatnya sama dengan Islam yang sudah jelas melarang keduanya," kata Syed.

Acara diskusi yang menghadirkan akademisi, imam masjid, dan pengacara Muslim dan non-Muslim Australia itu membahas masalah hukum Islam dan hukum keluarga Australia, migran dan pengungsi Muslim di Australia, warisan, praktek agama dan pendidikan, serta produk keuangan dan ekonomi Islam.

Para pembicara lainnya adalah Jamila Hussain (Universitas Teknologi Sydney), Rob Lachowicz (akademisi Universitas Griffith), Rafik Sabdia (pengacara), dan Ishaq Burney (pengacara). Di Australia, terdapat sekitar 400 ribu orang Muslim.

*) My news for ANTARA on April 26, 2009

No comments:

About Me

My photo
Brisbane, Queensland, Australia
Hi, I am a journalist of ANTARA, Indonesia's national news agency whose headquarters is in Jakarta. My fate has brought me back to Australia since March 2007 because my office assigns me to be the ANTARA correspondent there. My first visit to the neighboring country was in 2004 when I did my masters at the School of Journalism and Communication, the University of Queensland (UQ), Brisbane, under the Australian Development Scholarship (ADS) scheme. However, the phase of my life was started from a small town in North Sumatra Province, called Pangkalan Brandan. In that coastal town, I was born and grown up. Having completed my senior high school there in 1987, I moved to Medan to pursue my study at the University of North Sumatra (USU) and obtained my Sarjana (BA) degree in English literature in 1992. My Master of Journalism (MJ) was completed at UQ in July 2005. The final research project report for my MJ degree was entitled "Framing the Australian Embassy Bombing (Jakarta) in Indonesian and Australian Newspapers". Further details about me can be read in a writing posted in my blog entitled "My Life Journey".

Blog Archive

NeoPod

NeoCounter

The Value of Creativity

The Value of Creativity