Sunday, April 5, 2009

DELAPAN RIBU WARGA ADELAIDE KUNJUNGI FESTIVAL INDONESIA

Sedikitnya delapan ribu orang mengunjungi Festival Indonesia 2009 di Adelaide, Australia Selatan, yang dimeriahkan dengan pertunjukan musik dangdut, gerai produk perdagangan dan makanan Nusantara, tari-tarian, grup seni Sunda "Seratus Persen", dan seminar tentang "tren kontemporer di Asia".

Presiden Perhimpunan Australia-Indonesia (AIA) Australia Selatan, Adrian Robb, mengatakan kepada ANTARA, Minggu, acara tahunan yang diselenggarakan sejak 2008 itu mendapat perhatian banyak warga Australia karena sebagian besar pengunjung adalah mereka, termasuk kalangan pejabat dan politisi setempat.

"Kita akan menjadikan Festival Indonesia ini kegiatan tahunan. Pemerintah Australia Selatan pun sangat terkesan (dengan acara ini) dan siap membantu sebagai bagian dari sponsor," kata Adrian.

Festival Indonesia (Indofest) yang dimeriahkan dengan kehadiran belasan gerai yang mewakili kebhinnekaan Indonesia ini berlangsung dari 3 hingga 7 April, katanya.

Pada hari pertama, para pengunjung yang tertarik dengan isu Asia disuguhkan dengan kegiatan seminar akademik yang sejumlah pakar tentang Indonesia dan Asia di kampus Universitas Flinders. Mereka kemudian dihibur oleh penampilan grup kesenian Sunda bernama "Seratus Persen".

Sabtu siang, para pengunjung diperkenalkan dengan aneka tanaman dan bumbu khas Nusantara di arena wisata Kebun Raya Adelaide sebelum mengikuti acara pesta malam Sunda yang menampilkan kebolehan para seniman grup "Seratus Persen".

Andrian mengatakan, acara puncak Festival Indonesia yang dikemas dalam suasana wisata keluarga berlangsung, Minggu (5/4), di kawasan Taman Rymill. Acara tersebut dimeriahkan dengan serangkaian kegiatan hiburan seperti tari-tarian, musik dangdut, gerai aneka makanan Nusantara dan gerai produk cinderamata.

Di antara pengunjung itu adalah Duta Besar RI untuk Australia dan Vanuatu, Primo Alui Joelianto, Konsul Jenderal RI di Sydney, Sudaryomo Hartosudarmo, Walikota Adelaide Michael Harbinson, Konsul Kehormatan Deane Edgecombe, ketua Komisi Urusan Multi-Budaya dan Etnis Australia Selatan, Hieu Van Le, dan Jaksa Agung Australia Selatan Michael Atkinson.

*) My news for ANTARA on April 5, 2009

No comments:

About Me

My photo
Brisbane, Queensland, Australia
Hi, I am a journalist of ANTARA, Indonesia's national news agency whose headquarters is in Jakarta. My fate has brought me back to Australia since March 2007 because my office assigns me to be the ANTARA correspondent there. My first visit to the neighboring country was in 2004 when I did my masters at the School of Journalism and Communication, the University of Queensland (UQ), Brisbane, under the Australian Development Scholarship (ADS) scheme. However, the phase of my life was started from a small town in North Sumatra Province, called Pangkalan Brandan. In that coastal town, I was born and grown up. Having completed my senior high school there in 1987, I moved to Medan to pursue my study at the University of North Sumatra (USU) and obtained my Sarjana (BA) degree in English literature in 1992. My Master of Journalism (MJ) was completed at UQ in July 2005. The final research project report for my MJ degree was entitled "Framing the Australian Embassy Bombing (Jakarta) in Indonesian and Australian Newspapers". Further details about me can be read in a writing posted in my blog entitled "My Life Journey".

Blog Archive

NeoPod

NeoCounter

The Value of Creativity

The Value of Creativity