Sunday, March 29, 2009

TUGAS RAKYAT BELUM SELESAI SETELAH IKUT PEMILU

Setiap warga yang menggunakan hak pilihnya pada Pemilu legislatif 9 April jangan pernah berharap sepenuhnya pada partai politik maupun calon anggota legislatif (caleg) yang mereka pilih, dan jangan beranggapan bahwa pekerjaan mereka sudah selesai setelah mencentang, kata seorang pakar politik.

Menurut Pakar politik Universitas Indonesia (UI) Eep Saefulloh Fatah, memberikan suara yang sah pada hari pelaksanaan pemilu baru merupakan awal dari selesainya satu tugas setiap warga namun mereka dituntut untuk melanjutkan pekerjaan-pekerjaan lain sesuai dengan bidang keahliannya.

Berbicara di depan puluhan warga Indonesia yang menghadiri acara "Bincang-Bincang Cerdas Pemilu 2009" Konsulat Jenderal RI Sydney yang berlangsung di kampus Universitas New South Wales (UNSW) Sydney, Sabtu (28/3), Eep mengatakan, setidaknya ada lima nilai ideal yang patut dimiliki warga negara Indonesia.

Kelima nilai ideal itu adalah warga negara mengetahui dan menjaga haknya, memahami hak orang lain dan menunaikan kewajibannya atas hak orang lain itu, bertumpu pada diri sendiri dan bukan orang lain, pro-aktif dalam menjemput masa depan, dan melawan ketidakadilan yang mencederai haknya secara elegan dan damai.

Karena itu, ia meminta warga masyarakat yang menggunakan hak pilihnya agar tidak pernah berharap sepenuhnya pada anggota DPR-RI yang mereka pilih. "Kita kasih dua puluh lima persen saja kepada DPR dan kita kerjakan tujuh puluh lima persen lainnya," katanya.

Selain menampilkan Eep Saefulloh Fatah, KJRI Sydney juga mengundang mantan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof.Dr.Ichlasul Amal sebagai pembicara dalam acara yang dipandu kandidat doktor ilmu politik Universitas Sydney, Riduan Zain, itu.

Acara yang dihadiri Konsul Jenderal RI di Sydney, Sudaryomo Hartosudarmo, Andi Nurpati (KPU), Edi Poerwana dari Pokja Pemilu Luar Negeri Deplu RI, serta segenap tokoh masyarakat dan pemuda Indonesia itu merupakan rangkaian kegiatan "voters education" (pendidikan pemilih) KJRI Sydney.

Minggu sore, Prof.Ichlasul Amal dan Dik Doank didampingi Sekretaris I/Konsul Fungsi Kekonsuleran KJRI Sydney, Edy Wardoyo, juga mengisi kegiatan yang sama di depan komunitas Indonesia di kampus Universitas Queensland (UQ), St.Lucia, Brisbane.

Di seluruh wilayah kerja Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Sydney yang meliputi negara bagian NSW, Queensland, dan Australia Selatan, sedikitnya ada 16.200 orang pemilih.

*) My news for ANTARA on March 29, 2009

No comments:

About Me

My photo
Brisbane, Queensland, Australia
Hi, I am a journalist of ANTARA, Indonesia's national news agency whose headquarters is in Jakarta. My fate has brought me back to Australia since March 2007 because my office assigns me to be the ANTARA correspondent there. My first visit to the neighboring country was in 2004 when I did my masters at the School of Journalism and Communication, the University of Queensland (UQ), Brisbane, under the Australian Development Scholarship (ADS) scheme. However, the phase of my life was started from a small town in North Sumatra Province, called Pangkalan Brandan. In that coastal town, I was born and grown up. Having completed my senior high school there in 1987, I moved to Medan to pursue my study at the University of North Sumatra (USU) and obtained my Sarjana (BA) degree in English literature in 1992. My Master of Journalism (MJ) was completed at UQ in July 2005. The final research project report for my MJ degree was entitled "Framing the Australian Embassy Bombing (Jakarta) in Indonesian and Australian Newspapers". Further details about me can be read in a writing posted in my blog entitled "My Life Journey".

Blog Archive

NeoPod

NeoCounter

The Value of Creativity

The Value of Creativity