Friday, March 27, 2009

PENYELUNDUP MANUSIA ASAL INDONESIA DI PERTH IKUT PEMILU

Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Perth memastikan lima dari 15 orang tahanan asal Indonesia di penjara Perth, Australia Barat, yang tersangkut kasus penyelundupan manusia akan mengikuti Pemilu legislatif 9 April mendatang dan selebihnya hanya bisa diikutkan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres).

Sekretaris PPLN Perth Ricky Suhendar mengatakan kepada ANTARA, Jumat, saat ini setidaknya ada 15 orang warga negara Indonesia yang ditahan dalam kasus penyelundupan manusia namun yang nama-namanya sudah masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu legislatif hanya lima orang.

"Karena keterbatasan kertas suara, kecuali lima orang yang sudah terdaftar sebelumnya, selebihnya kita akan masukkan ke daftar pemilih sementara (DPS) Pilpres Juli mendatang," katanya.

Ke-15 orang WNI yang kini mendekam di penjara Hakea dan Albany itu adalah Abdul Hamid (sudah divonis enam tahun penjara-red.), Manpombili, Arman, Arsil, Abdul Hamid Daeng Siga, Yantonce, Ibrahim Ferdy, Laode Tasri, Mimuk, Sumarto, Ade Haydar, Amos Ndolo, Ali Topan Samsir, Muchlas Ahmad, dan Hamirudin, katanya.

Ricky Suhendar yang juga Wakil Konsul Fungsi Pensosbud Konsulat RI di Perth lebih lanjut mengatakan, pihaknya terus mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk mendukung penyelenggaraan Pemilu legislatif 9 April.

Ia mengatakan, logistik Pemilu berupa surat suara, tinta dan stiker segel sudah diterima sesuai dengan kebutuhan, dan kegiatan sosialisasi ke masyarakat juga terus dilakukan sampai menjelang hari pencentangan.

PPLN Perth yang melayani lebih dari seribu orang pemilih tetap akan membuka dua tempat pemungutan suara (TPS), yakni di gedung Konsulat RI bagi para warga yang berdomisili di daerah kota Perth dan sekitarnya, serta di sebuah gedung pusat komunitas bagi para warga yang tinggal di daerah timur Perth, katanya.

"Kita sudah minta izin ke pemerintah setempat lewat Komisi Pemilihan Umum di Perth dan respons mereka positif. Bahkan, pada hari pelaksanaan Pemilu 9 April, mereka menyediakan patroli polisi," kata Ricky.

*) My news for ANTARA on March 27, 2009

No comments:

About Me

My photo
Brisbane, Queensland, Australia
Hi, I am a journalist of ANTARA, Indonesia's national news agency whose headquarters is in Jakarta. My fate has brought me back to Australia since March 2007 because my office assigns me to be the ANTARA correspondent there. My first visit to the neighboring country was in 2004 when I did my masters at the School of Journalism and Communication, the University of Queensland (UQ), Brisbane, under the Australian Development Scholarship (ADS) scheme. However, the phase of my life was started from a small town in North Sumatra Province, called Pangkalan Brandan. In that coastal town, I was born and grown up. Having completed my senior high school there in 1987, I moved to Medan to pursue my study at the University of North Sumatra (USU) and obtained my Sarjana (BA) degree in English literature in 1992. My Master of Journalism (MJ) was completed at UQ in July 2005. The final research project report for my MJ degree was entitled "Framing the Australian Embassy Bombing (Jakarta) in Indonesian and Australian Newspapers". Further details about me can be read in a writing posted in my blog entitled "My Life Journey".

Blog Archive

NeoPod

NeoCounter

The Value of Creativity

The Value of Creativity