Wednesday, March 18, 2009

GANTI PASPOR DI KBRI CANBERRA SELESAI TIGA JAM

Kedutaan Besar RI di Canberra mulai Kamis memberikan pelayanan penggantian Paspor Hijau RI kepada warga negara Indonesia (WNI) dalam waktu kurang dari tiga jam.

Uji coba pelayanan penggantian paspor RI super cepat itu diluncurkan Duta Besar RI untuk Australia dan Vanuatu, Primo Alui Joelianto, dalam sebuah acara sederhana di KBRI Canberra, Kamis.

"Hari ini, KBRI Canberra melakukan uji coba pelayanan penggantian paspor RI. Waktu yang diperlukan hanya setengah jam mulai dari penyerahan dokumen lengkap di loket hingga proses penggantian paspor baru. Kita ingin memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada warga negara kita," katanya.

Mahasiswa program doktor bidang sains komputer Universitas Nasional Australia (ANU) asal Indonesia, Denny, menyambut hangat pelayanan super cepat KBRI Canberra bagi WNI yang memerlukan paspor baru.

"Saya baru saja bikin paspor. Tadi saya datang dengan membawa persyaratan lengkap (pengurusan paspor). Ternyata sejak penyerahan dokumen lengkap di loket hingga pembuatan dan penandatanganan paspor baru oleh Pak Dubes hanya perlu tiga puluh menit," katanya.

Dosen Universitas Indonesia itu mengatakan, ia membayar biaya penggantian paspor sebesar 40 dolar Australia dengan menggunakan "money order" (pos wesel).

"Saya berharap KBRI nantinya mau menerima pembayaran dengan 'Eftpos' sehingga mekanisme 'one stop service' benar-benar terlaksana. Tapi pelayanan baru yang ada sekarang pun sudah baik," katanya.

Sementara itu, Sekretaris I Fungsi Kekonsuleran KBRI Canberra, Meri Binsar Simorangkir, mengatakan, pelayanan bagi WNI yang membutuhkan paspor baru kurang dari tiga jam ini bisa terlaksana setelah pihaknya menerima pengiriman mesin cetak, "scanner", dan "laminating" baru dari kementerian Hukum dan HAM RI.

"Kuncinya adalah pemohon sudah melengkapi seluruh dokumen yang diperlukan. Selama ini waktu penerbitan Paspor RI masih memerlukan dua sampai tiga hari karena dilakukan secara manual sekalipun untuk proses legalisasi dan translasi, kita sudah lebih cepat," katanya.

Pelayanan yang cepat dan baik kepada seluruh WNI itu sudah menjadi tekad pihaknya sesuai dengan arahan pimpinan Deplu RI sedangkan penetapan biaya penggantian paspor hijau sebesar 40 dolar Australia itu merupakan ketentuan instansi terkait di Jakarta, katanya menambahkan.

*) My news for ANTARA on March 19, 2009

No comments:

About Me

My photo
Brisbane, Queensland, Australia
Hi, I am a journalist of ANTARA, Indonesia's national news agency whose headquarters is in Jakarta. My fate has brought me back to Australia since March 2007 because my office assigns me to be the ANTARA correspondent there. My first visit to the neighboring country was in 2004 when I did my masters at the School of Journalism and Communication, the University of Queensland (UQ), Brisbane, under the Australian Development Scholarship (ADS) scheme. However, the phase of my life was started from a small town in North Sumatra Province, called Pangkalan Brandan. In that coastal town, I was born and grown up. Having completed my senior high school there in 1987, I moved to Medan to pursue my study at the University of North Sumatra (USU) and obtained my Sarjana (BA) degree in English literature in 1992. My Master of Journalism (MJ) was completed at UQ in July 2005. The final research project report for my MJ degree was entitled "Framing the Australian Embassy Bombing (Jakarta) in Indonesian and Australian Newspapers". Further details about me can be read in a writing posted in my blog entitled "My Life Journey".

Blog Archive

NeoPod

NeoCounter

The Value of Creativity

The Value of Creativity