Wednesday, March 11, 2009

ONGKOS PEMILU DI PPLN SYDNEY MILIARAN RUPIAH

Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Sydney menganggarkan dana hampir tujuh miliar rupiah untuk menyelenggarakan Pemilu legislatif dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2009 di negara bagian New South Wales (NSW), Queensland, dan Australia Selatan.

Perihal anggaran sebesar itu diakui Ketua PPLN Sydney, Jon Soemarjono, dalam perbincangan dengan ANTARA, Kamis, sehubungan dengan kesiapan pihaknya dalam penyelenggaraan Pemilu 2009 yang diikuti sekitar 17.700 orang calon pemilih tetap (DPT).

Ia mengatakan, anggaran dana yang nilainya kurang dari tujuh miliar rupiah itu telah disepakati Komisi Pemilihan Umum (KPU) sekitar 80 persennya. "Dananya diterima secara bertahap. Saat ini, ada dana 140 ribu dolar Australia (1 dolar = Rp7.550) untuk membiayai penyelenggaraan Pemilu (legislatif) 9 April," katanya.

Soemaryono tidak mengungkap hal-hal teknis berkaitan dengan bagaimana efektifitas dan akuntabilitas penggunaan dana penyelenggaraan Pemilu tersebut, kecuali prinsip PPLN Sydney yang akan berupaya keras menyukseskan Pemilu, termasuk memberi perhatian yang pantas kepada mereka yang terlibat.

Sebagai misal, pihaknya akan mengimbangi "pengabdian" para ketua dan anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Luar Negeri (KPPSLN) dengan pemenuhan kebutuhan mereka pada hari pelaksanaan secara wajar dan tidak membiarkan mereka mengeluarkan uang dari saku sendiri, katanya.

Dalam bagian lain penjelasannya, Soemaryono menyinggung tentang pengiriman 16 ribu surat pemberitahuan ke alamat warga negara Indonesia yang nama-namanya telah masuk Daftar Pemilih Tetap (DPT).

Pihaknya juga sudah menargetkan proses pelipatan surat-surat suara dimulai Jumat dan selesai empat hari kemudian. "Pelipatan surat-surat suara itu akan dilakukan di KJRI Sydney dengan memborongkan pengerjaannya kepada tenaga kontrakan yang kita (PPLN Sydney) awasi," katanya.

Pekan depan, pihaknya menargetkan pengiriman surat suara lewat pos ke sekitar 1.600 orang calon pemilih tetap yang akan menyalurkan suaranya lewat pos. "Mereka harus segera mengirimkan kembali surat-surat suara itu ke PPLN Sydney dengan cap pos paling lambat 9 April, dan selambat-lambatya diterima 16 April," katanya.

*) My news for ANTARA on March 12, 2009

No comments:

About Me

My photo
Brisbane, Queensland, Australia
Hi, I am a journalist of ANTARA, Indonesia's national news agency whose headquarters is in Jakarta. My fate has brought me back to Australia since March 2007 because my office assigns me to be the ANTARA correspondent there. My first visit to the neighboring country was in 2004 when I did my masters at the School of Journalism and Communication, the University of Queensland (UQ), Brisbane, under the Australian Development Scholarship (ADS) scheme. However, the phase of my life was started from a small town in North Sumatra Province, called Pangkalan Brandan. In that coastal town, I was born and grown up. Having completed my senior high school there in 1987, I moved to Medan to pursue my study at the University of North Sumatra (USU) and obtained my Sarjana (BA) degree in English literature in 1992. My Master of Journalism (MJ) was completed at UQ in July 2005. The final research project report for my MJ degree was entitled "Framing the Australian Embassy Bombing (Jakarta) in Indonesian and Australian Newspapers". Further details about me can be read in a writing posted in my blog entitled "My Life Journey".

Blog Archive

NeoPod

NeoCounter

The Value of Creativity

The Value of Creativity