Tuesday, March 24, 2009

BEASISWA MAHASISWA DIKTI DI AUSTRALIA SERING TERLAMBAT

Keterlambatan pengiriman uang beasiswa yang dialami sejumlah mahasiswa pasca-sarjana Universitas Queensland (UQ) yang disponsori Ditjen Pendidikan Tinggi Diknas RI mengundang keprihatinan Pengurus Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Universitas Queensland (UQISA).

Presiden UQISA, Dimas Wisnu Adrianto, di Brisbane, Selasa, mengatakan, keterlambatan pengiriman dana beasiswa itu merupakan masalah serius karena berdampak pada pembayaran uang kuliah pada waktunya.

Untuk membantu kelancaran studi para mahasiswa program beasiswa Dikti di UQ itu, pihaknya berinisiatif mendata mereka sebagai langkah awal sebelum pihaknya bertemu otoritas terkait UQ agar mereka mengetahui keberadaan dan dinamika persoalan yang dihadapi para penerima beasiswa pemerintah RI tersebut.

Pihak UQ telah mendengar tentang adanya sejumlah mahasiswanya yang didanai beasiswa Diknas RI namun belum menerima pemberitahuan resmi dari lembaga terkait Indonesia tentang mereka, katanya.

"Kami berharap pihak terkait di Tanah Air lebih sensitif terhadap nasib rekan-rekan mahasiswa penerima beasiswa Dikti ini. Kami juga mendorong terbangunnya komunikasi antara Dikti dan universitas-universitas penerima mahasiwa program Dikti," katanya.

Terlepas dari kondisi yang menuntut perbaikan ini, Dimas mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi program beasiswa Dikti bagi para dosen perguruan tinggi negeri dan swasta untuk melanjutkan studi mereka di luar negeri.

Australia merupakan negara tujuan terfavorit para dosen perguruan tinggi Indonesia penerima beasiswa program doktor dan master Dikti.

Pada 2008, dari 1.104 orang penerima beasiswa, sebanyak 262 orang di antaranya memilih Australia. Australia adalah salah satu dari 32 negara di dunia yang menjadi tempat belajar para penerima beasiswa Diknas RI.

*) My news for ANTARA on March 24, 2009

No comments:

About Me

My photo
Brisbane, Queensland, Australia
Hi, I am a journalist of ANTARA, Indonesia's national news agency whose headquarters is in Jakarta. My fate has brought me back to Australia since March 2007 because my office assigns me to be the ANTARA correspondent there. My first visit to the neighboring country was in 2004 when I did my masters at the School of Journalism and Communication, the University of Queensland (UQ), Brisbane, under the Australian Development Scholarship (ADS) scheme. However, the phase of my life was started from a small town in North Sumatra Province, called Pangkalan Brandan. In that coastal town, I was born and grown up. Having completed my senior high school there in 1987, I moved to Medan to pursue my study at the University of North Sumatra (USU) and obtained my Sarjana (BA) degree in English literature in 1992. My Master of Journalism (MJ) was completed at UQ in July 2005. The final research project report for my MJ degree was entitled "Framing the Australian Embassy Bombing (Jakarta) in Indonesian and Australian Newspapers". Further details about me can be read in a writing posted in my blog entitled "My Life Journey".

Blog Archive

NeoPod

NeoCounter

The Value of Creativity

The Value of Creativity