"Hal ini diakui para tokoh masyarakat madani kedua negara yang hadir dalam Konferensi Besar Hubungan Indonesia-Australia di Sydney Februari lalu," katanya di depan ratusan anggota komunitas Bali, termasuk pasangan kawin campur Indonesia-Australia, yang menghadiri perayaan Hari Raya Nyepi di Gold Coast, Queensland, Australia, Sabtu.
Kondisi hubungan bilateral yang masih dihadapkan pada adanya mispersepsi dan kesalahpahaman ini merupakan tantangan bersama rakyat kedua negara, katanya.
"Di sinilah letak peran penting Saudara sekalian (komunitas Bali dan Indonesia-red.) menjawab tantangan ini. Masyarakat Indonesia di Australia merupakan duta bangsa yang berada di garis terdepan interaksi dengan masyarakat Australia."
Oleh karena itu, Dubes meminta mereka agar mereka menjadi teladan dan duta bangsa Indonesia yang senantiasa menjaga dan memelihara citra negara dan bangsa yang berbudaya dan bermartabat di Australia. Dubes juga mengharapkan komunitas Indonesia tetap menjaga persatuan bangsa dalam kebinnekaan.
Dubes Primo hadir di tengah komunitas Bali di Gold Coast, Queensland, Australia, yang merayakan Hari Raya Galungan, Nyepi, dan Kuningan Tahun Saka 1931 dengan mengelar acara "Melasti" di kawasan Pantai Paradise.
Acara yang diikuti para orang tua dan anak-anak dari keluarga kawin campur Bali-Australia itu juga dihadiri Konsul RI di Sydney Sudaryomo Hartosudarmo, Minister Counselor Fungsi Pensosbud KBRI Canberra Raudin dan Adikbud RI di KBRI Canberra, Dr.Aris Junaidi.
Perayaan tiga hari raya penting masyarakat Bali yang jatuh pada waktu yang hampir bersamaan itu diawali dengan prosesi para peserta upacara dan undangan dengan berjalan kaki dari gedung aula komunitas Paradise Point menuju kawasan pantai yang jaraknya sekitar dua ratusan meter.
Sesajen dan aneka perangkat upacara dibawa ke kawasan pantai sehingga mengundang perhatian banyak pengunjung taman pantai asri yang dipenuhi pepohonan hijau itu. Mereka yang hadir antara lain menyaksikan tari sakral Rejang Dewa dan tari Topeng.
Seusai acara ritual itu, lebih dari seratus warga Bali, Dubes Primo dan undangan lainnya, termasuk beberapa orang mahasiswa Muslim Universitas Griffith dan Universitas Queensland, kembali ke aula gedung komunitas untuk bersantap makan siang bersama sembari menyaksikan pertunjukan tari-tarian Bali, Jawa, dan India.
*) My news for ANTARA on March 21, 2009
No comments:
Post a Comment