Thursday, March 26, 2009

AUSTRALIA KEMBALI APRESIASI TIM DVI POLRI

Pejabat Gubernur Jenderal Australia, Marie Bashir, menyampaikan terima kasih kepada pemerintah RI atas pengiriman tim identifikasi korban bencana (DVI) Polri untuk ikut membantu proses identifikasi para korban bencana kebakaran semak belukar di negara bagian Victoria Februari lalu.

Ucapan terima kasih itu disampaikan Bashir kepada Duta Besar RI untuk Australia dan Vanuatu Primo Alui Joelianto dalam pertemuan mereka di acara penyerahan surat kepercayaan dirinya selaku Dubes RI yang berlangsung di "Wisma Pemerintah" (government house) Canberra, Kamis.

"Ibu pejabat Gubernur Jenderal yang juga Gubernur negara bagian New South Wales (NSW) Marie Bashir menyampaikan terima kasih atas bantuan tim DVI Polri dan menyinggung beberapa kali kunjungannya ke Indonesia kepada Dubes Primo," kata Minister Counselor Bidang Pensosbud KBRI Canberra, Raudin.

Apresiasi dan pengalaman Marie Bashir yang menggambarkan kedekatan hubungan bilateral Indonesia-Australia itu diungkapkan Dubes Primo kepada para staf KBRI Canberra dan wakil masyarakat Indonesia yang menghadiri acara "tumpengan" di KBRI Canberra seusai menyerahkan surat kepercayaan tersebut.

Sebagai seorang akademisi handal Universitas Sydney, Marie Bashir juga mendorong pengembangan kerja sama antaruniversitas kedua negara dalam kunjungannya ke Indonesia, kata Raudin.

Sementara itu, berkaitan dengan acara penyerahan surat kepercayaan, Dubes Primo dan istri mendapat kehormatan dengan dijemput dan diantar pulang dengan mobil sedan Crown Rolls Royce warna hitam dengan kawalan polisi bermotor.

Sekitar seratus orang pelajar dan warga Australia menyaksikan jalannya acara di halaman "government house" Canberra yang ditandai dengan pengumandangan lagu "Indonesia Raya" dan pemeriksaan barisan pasukan kehormatan oleh Dubes Primo, katanya.

Wakil Sekretaris David Ritchie yang pernah menjadi duta besar Australia untuk Indonesia (2002-2005) tampak di antara sejumlah pejabat pemerintah yang hadir. Ritchie hadir mewakili Menteri Luar Negeri Stephen Smith, kata Raudin.

Acara tersebut juga dihadiri Minister Counselor Bidang Politik KBRI Canberra, Samsu Rizal, dan Atase Pertahanan RI di Canberra, Marsekal Pertama Kuswantoro.

Dubes Primo menempati pos barunya di Canberra sejak 15 Februari lalu. Sebelumnya, diplomat karir yang menggantikan posisi TM Hamzah Thayeb itu pernah bertugas sebagai Dirjen Asia Pasifik dan Afrika Deplu RI (2006-2008) dan Dubes RI di Wellington, Selandia Baru.

Saat ini fondasi hubungan bilateral Indonesia-Australia sudah semakin menguat ditandai dengan ditandatanganinya Perjanjian Keamanan yang juga dikenal dengan Perjanjian Lombok pada 13 November 2006 dan intensnya saling kunjungan para pejabat pemerintah dan anggota parlemen kedua negara.

Perjanjian Lombok yang resmi berlaku sejak Februari 2008 itu merupakan landasan kuat kedua negara untuk meningkatkan kerja sama bilateral di bidang pertahanan, penegakan hukum, kontra terorisme, intelijen, keamanan maritim dan penerbangan serta keamanan pencegahan senjata pemusnah massal.

Bidang kerjasama lainnya dalam perjanjian itu juga meliputi kerjasama pengelolaan tanggap darurat, kerjasama dalam organisasi dunia tentang isu-isu keamanan dan kerjasama antarmasyarakat.

Namun di tengah menguatnya kerja sama bilateral di tingkat pemerintah, mispersepsi dan kesalahpahaman masih mewarnai hubungan di tingkat rakyat seperti diakui banyak tokoh masyarakat sipil kedua negara yang menghadiri Konferensi Besar Hubungan Indonesia-Australia di Sydney Februari lalu.

*) My news for ANTARA on March 26, 2009

No comments:

About Me

My photo
Brisbane, Queensland, Australia
Hi, I am a journalist of ANTARA, Indonesia's national news agency whose headquarters is in Jakarta. My fate has brought me back to Australia since March 2007 because my office assigns me to be the ANTARA correspondent there. My first visit to the neighboring country was in 2004 when I did my masters at the School of Journalism and Communication, the University of Queensland (UQ), Brisbane, under the Australian Development Scholarship (ADS) scheme. However, the phase of my life was started from a small town in North Sumatra Province, called Pangkalan Brandan. In that coastal town, I was born and grown up. Having completed my senior high school there in 1987, I moved to Medan to pursue my study at the University of North Sumatra (USU) and obtained my Sarjana (BA) degree in English literature in 1992. My Master of Journalism (MJ) was completed at UQ in July 2005. The final research project report for my MJ degree was entitled "Framing the Australian Embassy Bombing (Jakarta) in Indonesian and Australian Newspapers". Further details about me can be read in a writing posted in my blog entitled "My Life Journey".

Blog Archive

NeoPod

NeoCounter

The Value of Creativity

The Value of Creativity