Monday, February 23, 2009

RI-AUSTRALIA DORONG KEBERHASILAN PERTEMUAN IKLIM DI KOPENHAGEN

Pemerintah Indonesia dan Australia sepakat mendorong suksesnya konferensi perubahan iklim yang akan diselenggarakan di Kopenhagen, Denmark, akhir 2009.

"Di tingkat internasional, kita (Indonesia dan Australia-red.) akan terus bergandengan tangan untuk menyukseskan pertemuan Kopenhagen," kata Meneg Lingkungan Hidup, Rachmat Witoelar di Brisbane, Senin.

Pertemuan Kopenhagen itu merupakan bagian dari rangkaian konferensi perubahan iklim internasional sejak di Bali yang menghasilkan "Peta Jalan Bali" Desember 2007, Poznan (Desember 2008), dan Bonn, Jerman (Maret 2009).

Tekad bersama itu merupakan salah satu poin penting pertemuan bilateralnya dengan Menteri Perubahan Iklim Australia, Penny Wong, di Sydney 20 Februari lalu, katanya.

Kepada ANTARA yang menemuinya seusai ia menyampaikan kuliah umum di depan anggota civitas akademika Universitas Griffith (GU) di "Eco Center" kampus Nathan, Rachmat mengatakan, kerja sama kedua negara dalam merespons isu-isu perubahan iklim di tingkat bilateral juga sangat erat.

"Kita juga sepakat untuk lebih meningkatkan kemitraan bilateral kita di bidang (pemeliharaan) hutan dan 'carbon trading' (perdagangan karbon)," kata Rachmat.

Sementara itu, dalam kuliah umumnya di depan puluhan mahasiswa dan dosen GU, ia memaparkan sejumlah kemajuan yang dicapai sejak Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim PBB (UNFCCC) di Bali Desember 2007.

Sejumlah isu yang telah disepakati adalah mitigasi, adaptasi, transfer teknologi, dan pendanaan, katanya.

Rachmat menggarisbawahi tiga pelajaran yang perlu diambil dari fenomena perubahan iklim, yakni masalahnya tidak dapat diubah, ancamannya bersifat global, dan dampaknya bersifat "non linier".

"Makna dari dampaknya yang bersifat non-linier itu adalah peristiwa perubahan iklim tidak dapat diamati dari satu kejadian saja," katanya.

Setelah memberikan kuliah umum, didampingi beberapa pejabat GU dan Konsul Jenderal RI di Sydney, Sudaryomo Hartosudarmo, Rachmat meresmikan Pusat Keunggulan Pembangunan Berkelanjutan Indonesia GU.

Senin pagi, Meneg Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar sempat menggelar dialog terbuka dengan komunitas mahasiswa Indonesia di Brisbane.

Ia berada di Australia sejak 20 Februari guna mengadakan pertemuan bilateral dengan para menteri lingkungan hidup dan perubahan iklim Australia sekaligus menghadiri Konferensi Hubungan Indonesia-Australia di Sydney.

Rachmat Witoelar dan rombongan kembali ke Jakarta via Brisbane, Senin malam.

*) My news for ANTARA on Feb 23, 2009

No comments:

About Me

My photo
Brisbane, Queensland, Australia
Hi, I am a journalist of ANTARA, Indonesia's national news agency whose headquarters is in Jakarta. My fate has brought me back to Australia since March 2007 because my office assigns me to be the ANTARA correspondent there. My first visit to the neighboring country was in 2004 when I did my masters at the School of Journalism and Communication, the University of Queensland (UQ), Brisbane, under the Australian Development Scholarship (ADS) scheme. However, the phase of my life was started from a small town in North Sumatra Province, called Pangkalan Brandan. In that coastal town, I was born and grown up. Having completed my senior high school there in 1987, I moved to Medan to pursue my study at the University of North Sumatra (USU) and obtained my Sarjana (BA) degree in English literature in 1992. My Master of Journalism (MJ) was completed at UQ in July 2005. The final research project report for my MJ degree was entitled "Framing the Australian Embassy Bombing (Jakarta) in Indonesian and Australian Newspapers". Further details about me can be read in a writing posted in my blog entitled "My Life Journey".

Blog Archive

NeoPod

NeoCounter

The Value of Creativity

The Value of Creativity