Saturday, February 21, 2009

MENLU AUSTRALIA BERTERIMA KASIH ATAS BANTUAN INDONESIA

Menteri Luar Negeri tephen Smith menyampaikan terima kasih pemerintah dan rakyat Australia atas bantuan Indonesia bagi para korban bencana kebakaran semak belukar negara bagian Victoria dalam konferensi pers bersamanya dengan Menlu Nur Hassan Wirajuda di Sydney, Kamis sore.

Menlu Smith mengatakan, uang bantuan Indonesia senilai satu juta dolar AS itu akan dipakai untuk membangun kembali sekolah-sekolah yang terbakar.

Dalam kesempatan itu, Menlu Wirajuda juga menyampaikan kembali belasungkawa mendalam bangsa Indonesia atas bencana kebakaran yang telah menewaskan sedikitnya 200 orang itu.

Menlu Hassan Wirajuda mengatakan, bantuan berupa uang senilai satu juta dolar AS dan pengiriman tim identifikasi korban bencana (DVI) Polri itu menandakan rasa persahabatan Indonesia kepada Australia yang juga telah banyak membantu ketika Indonesia dilanda bencana besar, seperti tsunami Aceh-Nias (2004), gempa bumi Nias (2005) dan gempa bumi Yogyakarta (2006).

"Nilai satu juta dolar relatif kecil namun ini setidaktnya menandakan rasa persahabatan Indonesia. Tentu rakyat Indonesia mengingat dengan baik bantuan Australia bagi para korban tsunami Aceh dan Nias dan gempa bumi Yogyakarta," katanya.

tunggu DNA

Sementara itu, dalam perkembangan lain, Konsulat Jenderal RI di Melbourne dan otoritas terkait Australia masih menunggu pengiriman "profil DNA" kedua orang tua Rudi dan Dean Lesmana guna dicocokkan dengan DNA para korban bencana kebakaran semak belukar negara bagian Victoria.

Langkah tersebut merupakan bagian dari upaya kepolisian Australia mencari dua mahasiswa Indonesia yang hilang sejak terjadinya kebakaran semak belukar pada 7 Februari yang telah menewaskan sedikitnya 200 orang itu.

"Kedua orang tua Rudi dan Dean Lesmana sudah melakukan tes DNA-nya masing-masing di Jakarta. Untuk kepentingan ini, Polri yang ditugaskan untuk itu. Hasilnya dalam bentuk 'DNA profile'. Kita masih menunggu hasil DNA orang tua kedua mahasiswa kita ini," kata Konsul Jenderal RI di Melbourne, Budiarman Bahar, Kamis pagi.

Kepada ANTARA yang menghubunginya dari Sydney, Budiarman mengatakan, sesuai dengan kesepakatan dengan pihak Australia dalam pertemuan 17 Februari lalu, KJRI Melbourne dan keluarga Rudi-Dean setuju untuk menyerahkan sepenuhnya upaya pencarian kepada polisi negara bagian Victoria.

Pihak kepolisian Victoria memperkirakan masa pencarian jejak Rudi dan Dean Lesmana memakan waktu dua hingga tiga bulan. "Jadi sampai sekarang, keberadaan Rudi dan Dean Lesmana masih belum diketahui," katanya.

Dalam pertemuan 17 Februari yang berlangsung di kantor KJRI Melbourne itu, hadir para wakil berbagai otoritas terkait Australia, seperti Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) Australia, koordinator unit "orang hilang" Polisi Victoria, dan perwira penghubung kepolisian Victoria.

Pihak keluarga korban diwakili Juliana (kakak Rudi) dan suaminya, Felix, sedangkan pihak KJRI Melbourne diwakili Konsul Jenderal RI Budiarman Bahar, konsul muda konsuler, konsul muda bidang ekonomi, dan kepala unit komunikasi dan keamanan.

Masuk daftar orang hilang

Rudi dan Dean Lesmana masuk daftar "orang hilang" kepolisian Victoria sejak mereka pergi ke kota wisata Marysville dengan mobil Honda Jazz bernomor polisi UTL 027 milik Juliana pada 7 Februari lalu.

Kota kecil Marysville merupakan salah satu daerah terparah dalam musibah yang telah menewaskan sedikitnya 200 orang dan seorang petugas pemadam kebakaran yang tewas dalam sebuah kecelakaan itu.

Bencana kebakaran terburuk dalam sejarah Australia sejak 1983 itu, tidak hanya menewaskan ratusan orang, tapi juga menghancurkan lebih dari 1.800 rumah warga dan 450 ribu hektare lahan di utara, timur laut dan timur Melbourne. Akibat musibah itu, sekitar tujuh ribu warga kehilangan rumah.

Jumlah korban tewas dalam bencana itu diperkirakan bertambah hingga mencapai 300 orang, karena masih banyak warga dinyatakan hilang dan titik api masih membara di sejumlah tempat.

Dalam bencana itu, seorang pemuda bernama Brendan Sokaluk diadili di pengadilan setempat karena diduga keras sengaja membakar lahan semak belukar di daerah Churchill-Jeeralang yang menewaskan 11 orang.

Beberapa daerah dilanda kebakaran hebat itu adalah Kinglake, Kinglake West, St Andrews, Marysville, Wandong, Callignee, Hazelwood, Jeeralang, Humevale, Bendigo, Upper Callignee, Long Gully, Strathewan, dan Arthurs Creek.

*) My updated news for ANTARA on Feb 19, 2009

No comments:

About Me

My photo
Brisbane, Queensland, Australia
Hi, I am a journalist of ANTARA, Indonesia's national news agency whose headquarters is in Jakarta. My fate has brought me back to Australia since March 2007 because my office assigns me to be the ANTARA correspondent there. My first visit to the neighboring country was in 2004 when I did my masters at the School of Journalism and Communication, the University of Queensland (UQ), Brisbane, under the Australian Development Scholarship (ADS) scheme. However, the phase of my life was started from a small town in North Sumatra Province, called Pangkalan Brandan. In that coastal town, I was born and grown up. Having completed my senior high school there in 1987, I moved to Medan to pursue my study at the University of North Sumatra (USU) and obtained my Sarjana (BA) degree in English literature in 1992. My Master of Journalism (MJ) was completed at UQ in July 2005. The final research project report for my MJ degree was entitled "Framing the Australian Embassy Bombing (Jakarta) in Indonesian and Australian Newspapers". Further details about me can be read in a writing posted in my blog entitled "My Life Journey".

Blog Archive

NeoPod

NeoCounter

The Value of Creativity

The Value of Creativity