Wednesday, January 28, 2009

ISU NEGATIF TAK PENGARUHI SUARA PKS

Perseteruan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang sempat menyeret nama Presiden PKS Tifatul Sembiring maupun isu-isu politik negatif tentang PKS menjelang Pemilu 2009 tidak akan menggeser basis suara rakyat yang mendukung partai politik (parpol) ini.

"Saya tidak yakin suara konstituen PKS dalam Pemilu 2004 bisa digeser oleh isu-isu politik negatif dan masalah Bawaslu-PKS ini karena basis pemilih PKS itu lebih teguh dan kokoh dibandingkan dengan basis pemilih parpol-parpol Islam manapun selama ini," kata Akademisi Indonesia di Universitas Queensland (UQ), Akh Muzakki.

Keteguhan pilihan konstituen PKS itu ditopang oleh mesin politiknya yang berjalan baik setiap minggu melalui kelompok usroh pengajian dan lain sebagainya, katanya kepada ANTARA di Brisbane, Rabu, menanggapi perseteruan Panwaslu-PKS dan dampaknya terhadap prilaku pemilih PKS dalam Pemilu 2009.

Perseteruan itu sendiri dipicu oleh tuduhan Bawaslu bahwa PKS telah melakukan kampanye terselubung melalui aksi solidaritasnya bagi rakyat Palestina 2 Januari lalu.

Akh Muzakki mengatakan, ada dua basis konstituen yang bisa menjadi lahan ekspansi PKS maupun parpol-parpol Islam lainnya untuk mendulang suara. Mereka adalah para pemilih pemula dan pemilih lama yang sudah mengalami lebih dari sekali Pemilu.

"Untuk kasus Orde Baru (Orba), ini terkait dengan pemilih lama, sedangkan para pemilih baru tidak berhubungan dengan Orba dalam artian mereka tidak punya pengalaman sejarah langsung dengan Orba," kata Dosen IAIN Surabaya yang sedang merampungkan studi doktornya di UQ itu.

Bagi para pemilih pemula, keprihatinan mereka lebih berhubungan dengan persoalan ancaman narkoba, seks bebas, pornografi, masa depan ekonomi, dan kesempatan kerja. Parpol apapun yang bisa mengangkat isu-isu yang menjadi konsern kepentingan pemilih pemula seperti ini, mereka akan bisa dipercaya oleh mereka.

"Karena itu, bagi para pemilih baru, soal Pak Harto dan isu kepahlawanan KH Ahmad Dahlan yang pernah diangkap PKS dalam iklannya hanya sekadar dibicarakan tapi tidak menjadi 'concern' (keprihatinan) mereka."

"Iklan PKS itu sangat 'segmented' (khas) yakni para pemilih lama yang jumlahnya besar dilihat dari persentase mereka yang tidak memilih alias 'golput' dalam berbagai pilkada, dan basis suara parpol Islam lain yang selama ini tidak puas dengan kinerja parpol Islam yang lain," katanya.

Para pemilih lama ini yang tampaknya dibidik oleh PKS melalui iklan-iklan politiknya tempo hari sedangkan segmen pemilih baru atau pemilih pemula harus secara serius digarap parpol-parpol manapun, katanya.

*) My news for ANTARA on Jan 28, 2009

No comments:

About Me

My photo
Brisbane, Queensland, Australia
Hi, I am a journalist of ANTARA, Indonesia's national news agency whose headquarters is in Jakarta. My fate has brought me back to Australia since March 2007 because my office assigns me to be the ANTARA correspondent there. My first visit to the neighboring country was in 2004 when I did my masters at the School of Journalism and Communication, the University of Queensland (UQ), Brisbane, under the Australian Development Scholarship (ADS) scheme. However, the phase of my life was started from a small town in North Sumatra Province, called Pangkalan Brandan. In that coastal town, I was born and grown up. Having completed my senior high school there in 1987, I moved to Medan to pursue my study at the University of North Sumatra (USU) and obtained my Sarjana (BA) degree in English literature in 1992. My Master of Journalism (MJ) was completed at UQ in July 2005. The final research project report for my MJ degree was entitled "Framing the Australian Embassy Bombing (Jakarta) in Indonesian and Australian Newspapers". Further details about me can be read in a writing posted in my blog entitled "My Life Journey".

Blog Archive

NeoPod

NeoCounter

The Value of Creativity

The Value of Creativity