Wednesday, January 28, 2009

KPU PATUT BERTANGGUNGJAWAB JIKA "GOLPUT" TINGGI

Tingginya persentase warga yang merasa tidak terdaftar sebagai calon pemilih seperti ditunjukkan hasil survei Indo Barometer baru-baru ini mengindikasikan adanya kegagalan KPU dalam tahapan pendaftaran pemilih, kata Akademisi Indonesia di Universitas Queensland (UQ), Akh Muzakki.

Dosen IAIN Surabaya yang sedang merampungkan studi doktornya di UQ itu di Brisbane, Rabu, mengatakan, rakyat tidak bisa disalahkan sebagai penyebab kondisi ini karena tidak semua dari mereka sadar untuk tidak memilih karena banyak juga publik yang tidak tahu tentang Pemilu.

"Kalau nanti benar-benar terjadi angka 'golput' (golongan putih) pada 2009 lebih besar dari angka golput Pemilu 2004, Komisi Pemilihan Umum (KPU) adalah kontributor pertama terhadap tingginya angka golput itu karena pada tahapan pendaftaran calon pemilih saja mereka sudah gagal," katanya.

Kegagalan itu menjadi tanggungjawab KPU karena ketidakmampuan mereka memobilisasi sumber daya yang bertugas pada proses pendaftaran pemilih. Kondisi ini menuntut peranan berbagai pihak, termasuk partai-partai politik peserta Pemilu, dalam menumbuhkan kesadaran politik publik, katanya.

Dengan menumbuhkan kesadaran politik publik itu, potensi golput, yakni mereka yang sudah masuk daftar pemilih tetap namun tidak menggunakan hak pilihnya dapat ditekan, katanya.

Hasil survei Indo Barometer tentang pengetahuan dan harapan masyarakat terhadap Pemilu 2009 yang melibatkan 1.200 orang responden di 33 provinsi baru-baru ini menunjukkan 18,3 persen responden merasa tidak terdaftar dan 14,5 persen lainnya tidak menjawab atau menjawab "tidak tahu".

Hanya 67,2 persen responden saja yang menjawab "ya" saat ditanya apakah mereka sudah merasa terdaftar sebagai pemilih dalam Pemilu 2009.

Jika jumlah pemilih dalam Pemilu 2009 diproyeksikan sebesar 172 juta orang, hasil survei Indo Barometer ini menunjukkan bahwa mereka yang merasa terdaftar hanya 115,58 juta orang, yang tidak merasa terdaftar 31,48 juta orang dan yang tidak tahu atau tidak menjawab 24,94 juta orang.

Data Pemilu 1999 menunjukkan para pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya alias "golput" tercatat 7,88 juta (6,7 persen) dari 117,73 juta orang pemilih. Jumlah mereka yang "golput" naik menjadi 23,53 juta orang atau 15,9 persen dari 148 juta orang pemilih pada 2004.

*) My news for ANTARA on Jan 28, 2009

No comments:

About Me

My photo
Brisbane, Queensland, Australia
Hi, I am a journalist of ANTARA, Indonesia's national news agency whose headquarters is in Jakarta. My fate has brought me back to Australia since March 2007 because my office assigns me to be the ANTARA correspondent there. My first visit to the neighboring country was in 2004 when I did my masters at the School of Journalism and Communication, the University of Queensland (UQ), Brisbane, under the Australian Development Scholarship (ADS) scheme. However, the phase of my life was started from a small town in North Sumatra Province, called Pangkalan Brandan. In that coastal town, I was born and grown up. Having completed my senior high school there in 1987, I moved to Medan to pursue my study at the University of North Sumatra (USU) and obtained my Sarjana (BA) degree in English literature in 1992. My Master of Journalism (MJ) was completed at UQ in July 2005. The final research project report for my MJ degree was entitled "Framing the Australian Embassy Bombing (Jakarta) in Indonesian and Australian Newspapers". Further details about me can be read in a writing posted in my blog entitled "My Life Journey".

Blog Archive

NeoPod

NeoCounter

The Value of Creativity

The Value of Creativity