Thursday, January 29, 2009

CALEG GOLKAR DAN PDIP MANFAATKAN "FACEBOOK" PPI-AUSTRALIA

Undangan Pengurus Pusat Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Australia kepada seluruh calon anggota DPR-RI (caleg) dari Daerah Pemilihan II DKI Jakarta untuk bergabung dengan kelompok "facebook", situs jejaring sosial di internet, milik PPI Australia, baru direspons kurang dari sepuluh orang caleg.

"Sejauh ini masih kurang dari sepuluh orang caleg yang sudah bergabung atau menyatakan tertarik untuk bergabung dengan facebook group PPI Australia: Forum Diskusi Calon Pemilih dan Caleg DPR Dapil II DKI Jakarta' kita," kata Ketua Umum PPI Australia Pusat, Mohamad Fahmi, kepada ANTARA di Brisbane, Jumat.

Di antara para caleg yang sudah bergabung maupun yang memberikan respons positif pada undangan yang disampaikan PPI Australia secara terbuka lewat media nasional pada 23 Januari lalu itu adalah Egy Massadiah (Partai Golkar) dan Dr.Hj.Aliyah Hamka (Partai Matahari Bangsa), katanya.

Egy Massadiah adalah caleg Dapil II DKI Jakarta pertama yang bergabung dengan "facebook group PPI Australia: Forum Diskusi Calon Pemilih dan Caleg DPR Dapil II DKI Jakarta". Caleg Partai Golkar ini juga menyertakan informasi tentang situs pribadinya http://www.egymassadiah.com, katanya.

Selain mereka, ada juga caleg dari Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDIP) dan Partai Pekerja dan Pengusaha Indonesia (PPPI). Diharapkan lebih banyak lagi caleg Dapil II DKI Jakarta mau bergabung di "facebook PPI Australia" supaya terbangun komunikasi politik yang baik antara mereka dan calon pemilih, katanya.

Respons positif terhadap undangan PPI Australia itu tidak hanya datang dari sejumlah caleg, tetapi juga warga masyarakat. "Setidaknya sudah ada delapan puluh orang yang bergabung di 'facebook group PPI Australia: Forum Diskusi Calon Pemilih dan Caleg DPR Dapil II DKI Jakarta'," katanya.

Undangan bagi para caleg itu, menurut Mohamad Fahmi, dilatarbelakangi oleh keprihatinan pengurus pusat PPI Australia pada banyaknya pelajar dan mahasiswa Indonesia di Australia yang merasa "membeli kucing dalam karung" dalam Pemilu 2009.

Terbatasnya informasi

Kondisi itu disebabkan oleh sangat terbatasnya informasi yang mereka miliki tentang sosok, serta visi dan misi para calon legislator yang akan mewakili mereka di parlemen mendatang.

"Alih-alih memahami pendekatan taktis-strategis dari penjabaran visi-misi para caleg, kebanyakan calon pemilih, termasuk anggota Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Australia, belum pernah mengetahui wajah atau nama para calon wakil mereka di DPR-RI," katanya.

Menurut Fahmi, dengan bergabungnya para calon legislator di facebook group PPI Australia: Forum Diskusi Calon Pemilih dan Caleg DPR Dapil II DKI Jakarta', mereka dengan mudah berkenalan, menyampaikan visi misi, berdiskusi dan bahkan menyerap aspirasi para calon pemilih.

Pihaknya juga meminta para caleg segera menyampaikan visi dan misi serta penjabaran taktis-strategis dari visi dan misi mereka kepada para pelajar Indonesia dan calon pemilih di Australia lainnya ke alamat email sekretariat@ppi-australia.org.

"Visi misi yang kami terima melalui email akan kami muat di halaman khusus Pemilu 2009 di situs PPIA Pusat (http://www.ppi-australia.org)."

"Kami yakin kedua forum ini dapat digunakan untuk memberi ruang ekspresi lebih terbuka kepada setiap pelajar dan warga negara Indonesia di Australia guna mengomentari, mengeritisi, dan berargumentasi secara konstruktif demi terwujudnya struktur kerja legislasi yang lebih terarah, mengakar, dan implementatif untuk menyelesaikan persoalan-persoalan rakyat," katanya.

PPI Australia kini mewadahi sedikitnya 18 ribu pelajar Indonesia. Banyak di antara mereka merupakan bagian dari 1,5 juta orang warga negara Indonesia yang masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu 2009.

*) My news for ANTARA on Jan 30, 2009

No comments:

About Me

My photo
Brisbane, Queensland, Australia
Hi, I am a journalist of ANTARA, Indonesia's national news agency whose headquarters is in Jakarta. My fate has brought me back to Australia since March 2007 because my office assigns me to be the ANTARA correspondent there. My first visit to the neighboring country was in 2004 when I did my masters at the School of Journalism and Communication, the University of Queensland (UQ), Brisbane, under the Australian Development Scholarship (ADS) scheme. However, the phase of my life was started from a small town in North Sumatra Province, called Pangkalan Brandan. In that coastal town, I was born and grown up. Having completed my senior high school there in 1987, I moved to Medan to pursue my study at the University of North Sumatra (USU) and obtained my Sarjana (BA) degree in English literature in 1992. My Master of Journalism (MJ) was completed at UQ in July 2005. The final research project report for my MJ degree was entitled "Framing the Australian Embassy Bombing (Jakarta) in Indonesian and Australian Newspapers". Further details about me can be read in a writing posted in my blog entitled "My Life Journey".

Blog Archive

NeoPod

NeoCounter

The Value of Creativity

The Value of Creativity