Menteri Luar Negeri Australia Stephen Smith memberi sinyal dukungan pada seruan Sekjen PBB Ban Ki-moon kepada masyarakat dunia untuk pengumpulan dana darurat bagi rekonstruksi wilayah Ghaza yang porak-poranda akibat serangan membabi-buta militer Israel.Sinyal dukungan pemerintah Australia itu disampaikan Menlu Smith dalam wawancaranya dari Addis Ababa dengan jaringan ABC-Radio Nasional, Jumat. Menlu Smith berada di ibukota Ethiopia itu untuk menghadiri KTT ke-20 Uni Afrika yang merupakan forum ekonomi dan keamanan terpenting untuk Afrika.
"Jelas kami sangat bersimpati pada seruan Sekjen PBB ... Kami akan memberikan kontribusi. Soal kontribusi dan besarannya, kami tentu punya penilaian mengenai hal itu. Tapi kami juga (mau) melihat apa yang akan dilakukan negara-negara lain," katanya.
Menlu Smith lebih lanjut mengatakan, Australia juga ingin mengetahui bantuan apa yang paling tepat, termasuk apakah bantuan dalam bentuk uang atau dalam bantuan teknis.
Sejauh ini pemerintah Australia sudah berkomitmen memberikan bantuan kemanusiaan bagi rakyat Palestina di Jalur Gaza sebesar 10 juta dolar Australia. "Saya fikir rakyat Australia menginginkan kita menjadi bagian dari warga dunia yang baik," katanya.
Seruan Sekjen PBB Ban Ki-moon untuk pengumpulan dana bantuan darurat senilai 613 juta dolar Amerika Serikat (AS) untuk pembangunan kembali Gaza itu disampaikannya di depan peserta Forum Ekonomi Dunia di kota Davos, Swiss, pekan ini.
PBB memperkirakan setidaknya 21 ribu rumah warga Palestina hancur lebur maupun rusak parah di Gaza akibat serangan udara dan darat militer Israel.
kehancuran Gaza
Kehancuran luas dan kondisi kritis rakyat Palestina di Gaza pasca-serangan Israel itu dinilai Direktur Badan PBB untuk Bantuan dan Kerja bagi Pengungsi Palestina (UNRWA), John Ging, akan menyulitkan upaya komunitas dunia membawa perdamaian di Timur Tengah.
John Ging juga berharap negara-negara donor, termasuk Australia, memberikan bantuannya pada program pembangunan kembali Gaza.
Dalam setahun terakhir, pemerintah Australia telah melipatgandakan bantuannya kepada rakyat Palestina hingga mencapai hampir 50 juta dolar Australia.
Hanya saja, dalam menyikapi gempuran tentara Israel terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza baru-baru ini, pemerintah Australia secara konsisten membela Israel dan menyalahkan Hamas.
Dalam hal ini, Perdana Menteri Kevin Rudd menganggap organisasi perjuangan rakyat Palestina, Hamas, sebagai "kelompok teroris" dan pemicu sengketa. Sebaliknya PM Rudd menganggap serbuan tentara Israel sebagai "hak bela diri".
Bagi pemerintah Australia, eksistensi negara Israel sudah final dan "mutlak dihormati".
Sengketa bersenjata Israel-Hamas kembali terjadi setelah para pejuang Hamas melancarkan serangan roket dan mortir ke wilayah Israel selatan menyusul berakhirnya gencatan senjata enam bulan pada 19 Desember 2008.
Israel membalas serangan Hamas itu dengan membom Gaza lewat udara dan disusul dengan serangan darat secara membabi-buta. Dalam gempuran 22 hari sejak 27 Desember 2008 itu, jumlah korban di pihak Palestina mencapai sedikit-dikitnya 1.300 orang, termasuk 400 anak-anak.
Jumlah warga Palestina terluka mencapai 5.300 orang. Selain korban jiwa, ribuan rumah warga, gedung sekolah, rumahsakit dan gedung Perserikatan Bangsa-Bangsa juga hancur akibat serangan Israel itu, dengan nilai kerugian diperkirakan 476 juta dolar Amerika Serikat.
*) My news for ANTARA on Jan 30, 2009

No comments:
Post a Comment