Friday, September 5, 2008

WALAU SUDAH TERKENAL, BALI PROMOSI PARIWISATA DI SYDNEY

Pemerintah Provinsi Bali bersama tiga biro perjalanan memanfaatkan Pameran Indonesia 2008 di Sydney, Rabu, untuk "menjual" keunggulan Pulau Dewata sebagai destinasi wisata bertaraf internasional ke para warga dan pelaku bisnis perjalanan Australia.

Promosi pariwisata Bali itu diisi dengan pertunjukan tari dan presentasi Kepala Divisi Promosi Pariwisata Provinsi Bali, Nyoman Wardawan, serta wakil Biro Perjalanan Amanda Legian Tour, Inna Kuta Beach, dan PT Atur Wisata di depan sejumlah pengunjung dan pelaku biro perjalanan di Sydney yang sengaja hadir.

Acara promosi bertajuk "Bali and Beyond Roadshow to Australia" itu juga dihadiri Konsul Jenderal RI di Sydney, Sudaryomo Hartosudarmo, dan sejumlah diplomat RI, termasuk Minister Counsellor Fungsi Pensosbud KJRI Sydney, Pratito Soeharyo, Minister Counselor Fungsi Penerangan KBRI Canberra, Raudin, dan Sekretaris Ketiga/Penerangan KBRI Canberra, Basriana Basrul.

Nyoman Wardawan memaparkan kondisi riil dan keunggulan pariwisata Bali, sedangkan wakil tiga biro perjalanan menjelaskan profil perusahaan dan aneka jenis produk unggulan mereka.

Nyoman Wardawan mengatakan, Australia masih merupakan salah satu dari 10 negara pemasok wisatawan asing terbesar untuk Bali disamping Jepang, Taiwan, Korea Selatan, Malaysia, China, Inggris, Jerman, Perancis, dan Amerika Serikat.

Bali masih menjadi rumah kedua bagi banyak orang Australia. Sepanjang 2007, sedikitnya 204 ribu warga negara itu mengunjungi Bali, katanya.

Konsul Jenderal RI Sydney, Sudaryomo Hartosudarmo, mengatakan, sektor pariwisata Indonesia pun tampak menggeliat di Tahun Kunjungan Wisata 2008. Setidaknya sudah lebih dari 2,3 juta orang wisatawan mancanegara mengunjungi Indonesia dalam lima bulan pertama tahun ini.

Wisata spiritual

Sementara itu, Iwan Hendarwan dari Ozindah Tours and Travel Pty. Ltd Sydney mengusulkan kepada pemerintah RI dan pelaku wisata nasional agar semakin memaksimalkan penggarapan potensi pasar pariwisata spiritual di Australia karena Indonesia sangat kaya akan beragam tempat penting keagamaan Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha.

"Saya melihat pasar pariwisata spiritual di Australia belum digarap secara maksimal oleh Indonesia padahal negara kita sangat potensial," katanya.

Sebagai contoh, Bali sangat bisa diandalkan dengan wisata meditasi bagi para penganut Hindu di kalangan warga Australia dan Borobudur bagi mereka yang beragama Budha namun kesiapan Indonesia di berbagai sektor penunjang industri pariwisatanya harus terus ditingkatkan, kata Iwan.

Promosi pariwisata Bali itu merupakan bagian kegiatan inti Pameran Indonesia yang berlangsung tiga hari sejak 26 Agustus. Selain promosi pariwisata, pameran yang diikuti 64 pengusaha dan instansi pemerintah RI itu juga menghadirkan aneka produk ekspor.

Di antara produk yang dipasarkan di arena pameran hasil kerja sama KJRI Sydney dengan Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN) ini adalah furnitur khas Jepara dan Bali, kerajinan tangan, barang-barang interior dan rumah tangga, perhiasan, asesoris, tekstil, produk kulit dan makanan, tas, serta produk sepatu.

Minister Counsellor Fungsi Penerangan, Sosial dan Budaya Konsulat Jenderal RI Sydney, Pratito Soeharyo mengatakan, Indonesia Expo 2008 ini merupakan yang kedua setelah penyelenggaraan pameran yang sama 2006. "Melalui pameran ini kita juga mendukung Tahun Kunjungan Wisata Indonesia 2008", katanya.

Diharapkan pameran tiga hari ini menjadi jembatan bagi pengembangan kerja sama bisnis antara pembeli, importir, agen, distributor, pengusaha ritel maupun pemasok asal Australia dengan mitra usaha mereka dari Indonesia, katanya.

Beberapa pengusaha Indonesia yang ikut dalam "Indonesia Expo" ini adalah Almintas Yogyakarta, Amanda Bali, Amasazelu Mandiri Jakarta, ANTARA Silver (Bali), Aneka Pratama (Jakarta), Datie Handicraft (Jakarta), Dinamika Nusa Perkasa (Bali), Djawa (Jakarta), dan Borobudur Silver (Yogyakarta).

*) My news for ANTARA on August 26, 2008

No comments:

About Me

My photo
Brisbane, Queensland, Australia
Hi, I am a journalist of ANTARA, Indonesia's national news agency whose headquarters is in Jakarta. My fate has brought me back to Australia since March 2007 because my office assigns me to be the ANTARA correspondent there. My first visit to the neighboring country was in 2004 when I did my masters at the School of Journalism and Communication, the University of Queensland (UQ), Brisbane, under the Australian Development Scholarship (ADS) scheme. However, the phase of my life was started from a small town in North Sumatra Province, called Pangkalan Brandan. In that coastal town, I was born and grown up. Having completed my senior high school there in 1987, I moved to Medan to pursue my study at the University of North Sumatra (USU) and obtained my Sarjana (BA) degree in English literature in 1992. My Master of Journalism (MJ) was completed at UQ in July 2005. The final research project report for my MJ degree was entitled "Framing the Australian Embassy Bombing (Jakarta) in Indonesian and Australian Newspapers". Further details about me can be read in a writing posted in my blog entitled "My Life Journey".

Blog Archive

NeoPod

NeoCounter

The Value of Creativity

The Value of Creativity