Friday, September 5, 2008

TIGA DARI 11 NELAYAN INDONESIA KEMBALI KE DARWIN

Tiga dari 11 nelayan Indonesia akan kembali ke Darwin guna mengikuti proses lanjutan persidangan kasus mereka setelah sempat dipulangkan otoritas imigrasi Australia ke kampung halaman di Indonesia.

Sekretaris III/Staf Fungsi Pensosbud Konsulat RI Darwin, Wahono Yulianto, kepada ANTARA, Selasa, mengatakan, ketiga nelayan itu adalah Cecep Sulaiman, Bogas, dan Fikar.

"Jadi yang akan kembali ke Darwin kali ini bukan empat orang seperti diberitakan media di Tanah Air tapi tiga orang," katanya. Pemulangan mereka kembali ke Darwin atas biaya Otoritas Manajemen Perikanan Australia (AFMA) ini juga didampingi Julius, staf Konsulat RI Darwin.

Sejak awal, Konsulat RI Darwin memberi perhatian dan bantuan bagi mereka dan setiap nelayan Indonesia yang menghadapi kasus di Australia Utara, katanya.

"Khusus mengenai kedatangan nelayan-nelayan kita ini, kita sudah mengatur kedatangan mereka itu dengan pihak AFMA, dan kita fasilitasi mereka untuk mendapatkan hak-hak mereka sesuai dengan undang-undang yang berlaku di Australia," kata Wahono.

Ke-sebelas nelayan yang dikembalikan AFMA ke kampung halaman mereka atas pertimbangan kemanusiaan, termasuk tiga orang yang kembali ke Darwin, itu merupakan bagian dari ratusan nelayan Indonesia yang ditangkap pihak keamanan perairan Australia April lalu.

Sesuai dengan informasi yang diterima, persidangan kasus ketiga nelayan ini akan berlangsung 9 September. Periode persidangan kasus 11 nelayan Indonesia tersebut adalah 9 September - 2 Desember 2008.

"Pemulangan mereka atas pertimbangan kemanusiaan ini pun tidak dapat dilepaskan dari desakan Konsulat RI Darwin dan tim hukum dari Lembaga Bantuan Hukum Darwin kepada jaksa penuntut karena telah ditahan selama tiga bulan.

Keluarga mereka terlalu lama menunggu dalam kondisi tidak menentu," katanya.
Wahono mengatakan, pihak Konsulat RI Darwin akan terus membantu para nelayan Indonesia mana pun untuk mendapatkan hak-hak mereka sesuai dengan peraturan hukum Australia, termasuk kasus Tofalo, kapten kapal nelayan Indonesia yang sudah dibebaskan Australia atas alasan kemanusiaan.

Upaya Tofalo mendapatkan kompensasi atas kehilangan kapalnya juga masih berlangsung dan Konsulat RI Darwin ikut memantau perkembangan proses penyelesaian tuntutan nelayan Indonesia ini, katanya.

*) My news for ANTARA on August 25, 2008

No comments:

About Me

My photo
Brisbane, Queensland, Australia
Hi, I am a journalist of ANTARA, Indonesia's national news agency whose headquarters is in Jakarta. My fate has brought me back to Australia since March 2007 because my office assigns me to be the ANTARA correspondent there. My first visit to the neighboring country was in 2004 when I did my masters at the School of Journalism and Communication, the University of Queensland (UQ), Brisbane, under the Australian Development Scholarship (ADS) scheme. However, the phase of my life was started from a small town in North Sumatra Province, called Pangkalan Brandan. In that coastal town, I was born and grown up. Having completed my senior high school there in 1987, I moved to Medan to pursue my study at the University of North Sumatra (USU) and obtained my Sarjana (BA) degree in English literature in 1992. My Master of Journalism (MJ) was completed at UQ in July 2005. The final research project report for my MJ degree was entitled "Framing the Australian Embassy Bombing (Jakarta) in Indonesian and Australian Newspapers". Further details about me can be read in a writing posted in my blog entitled "My Life Journey".

Blog Archive

NeoPod

NeoCounter

The Value of Creativity

The Value of Creativity