Friday, September 5, 2008

MINUMAN TEH INDONESIA BERPOTENSI BESAR TEMBUS PASAR AUSTRALIA

Aneka produk minuman teh kemasan Indonesia berpotensi besar meramaikan pasar Australia terlebih lagi setelah produk teh China tersandung kasus "MRL" (residu pestisida) di negara itu, kata Peneliti Badan Teh Indonesia (ITB), Dr.Rohayati Suprihatini, Rabu.

Kepada ANTARA yang menemuinya di gerai ITB Departemen Pertanian RI di pameran perdagangan yang diselenggarakan Konsulat Jenderal RI di Sydney itu mengatakan bahwa keunggulan produk minuman teh Indonesia itu didukung oleh hasil riset terkini. Pameran itu diikuti 64 pengusaha dan lembaga pemerintah RI.

Hasil riset Lembaga Penelitian Teh dan Kina (RITC) Bandung mendapati bahwa katesin teh Indonesia

Sejauh ini, luas perkebunan teh Indonesia mencapai 140 ribu hektar dengan total produksi per tahun mencapai 160 ribu ton, katanya.

Untuk keperluan "Indonesian Expo 2008" Sydney ini, pihaknya memperkenalkan aneka produk minuman teh Indonesia. Di antara produk-produk yang dimaksudkan untuk menembus pasar Australia itu adalah teh organik merek "Walini", teh hijau "Walini", "Teh Enam Tiga", teh wangi dan teh ulong, katanya.

Rohayati mengatakan, pihaknya berupaya menembus pasar Australia dengan menjaring pembeli distributor dalam pameran yang berlangsung di areal wisata kota terkenal di Sydney

"Ini adalah keikutsertaan pertama kami untuk menginfiltrasi pasar Australia. Sejauh ini produk teh kita sudah menembus pasar Eropa, khususnya Inggris dan Jerman, Jepang, Rusia, dan Amerika Serikat," katanya.

Dilihat dari segi mutu dan harga, produk-produk minuman teh kemasan Indonesia sangat kompetitif. "Teh Enam Tiga" dengan berat 300 gram dijual seharga 21 dolar Australia, teh hijau "Walini" lima dolar Australia, dan teh organik "Walini" 10 dolar Australia.

Selain menghadirkan produk minuman kemasan, pameran yang digelar KJRI Sydney bekerja sama dengan Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN) ini menampilkan aneka produk bermutu ekspor Indonesia lainnya seperti kerajinan tangan, furnitur, barang-barang interior dan rumah tangga, perhiasan, asesoris, tekstil, produk kulit dan makanan, tas, serta produk sepatu.

Minister Counsellor Fungsi Penerangan, Sosial dan Budaya Konsulat Jenderal RI Sydney, Pratito Soeharyo mengatakan, Indonesia Expo 2008 ini merupakan yang kedua setelah penyelenggaraan pameran yang sama 2006. "Melalui pameran ini kita juga mendukung Tahun Kunjungan Wisata Indonesia 2008", katanya.

Diharapkan pameran tiga hari ini menjadi jembatan bagi pengembangan kerja sama bisnis antara pembeli, importir, agen, distributor, pengusaha ritel maupun pemasok asal AustraliaIndonesia, katanya.

Beberapa pengusaha Indonesia yang ikut dalam "Indonesia Expo" ini adalah Almintas Yogyakarta, Amanda Bali, Amasazelu Mandiri Jakarta, ANTARA Silver (Bali), Aneka Pratama (Jakarta) dan Atur Wisata (Bogor). dari 26 hingga 28 Agustus itu. dengan mitra usaha mereka dari terbukti 1,34 kali lebih tinggi dari teh-teh yang ada di seluruh dunia. Katesin, merupakan komponen aktif (khususnya polyphenol) yang diperlukan untuk mendapatkan manfaat kesehatan dari teh, katanya.

*) My news for ANTARA on August 27, 2008


No comments:

About Me

My photo
Brisbane, Queensland, Australia
Hi, I am a journalist of ANTARA, Indonesia's national news agency whose headquarters is in Jakarta. My fate has brought me back to Australia since March 2007 because my office assigns me to be the ANTARA correspondent there. My first visit to the neighboring country was in 2004 when I did my masters at the School of Journalism and Communication, the University of Queensland (UQ), Brisbane, under the Australian Development Scholarship (ADS) scheme. However, the phase of my life was started from a small town in North Sumatra Province, called Pangkalan Brandan. In that coastal town, I was born and grown up. Having completed my senior high school there in 1987, I moved to Medan to pursue my study at the University of North Sumatra (USU) and obtained my Sarjana (BA) degree in English literature in 1992. My Master of Journalism (MJ) was completed at UQ in July 2005. The final research project report for my MJ degree was entitled "Framing the Australian Embassy Bombing (Jakarta) in Indonesian and Australian Newspapers". Further details about me can be read in a writing posted in my blog entitled "My Life Journey".

Blog Archive

NeoPod

NeoCounter

The Value of Creativity

The Value of Creativity