Friday, September 5, 2008

PERTEMUAN SINGAPURA PENGARUHI STUDI KELAYAKAN FTA INDONESIA-AUSTRALIA

Atase Perdagangan RI di KBRI Canberra, Retno Kusumo Astuti mengatakan, wakil Indonesia dan Australia yang terlibat dalam studi kelayakan mengenai perjanjian perdagangan bebas (FTA) kedua negara sudah bertemu dua kali, namun pembahasan berikut mereka menunggu hasil pertemuan Singapura.

"Pertemuan pertama berlangsung di Jakarta Desember 2007 dan yang kedua di Canberra April lalu. Rencananya presentasi tentang 'economic modeling' (pemodelan ekonomi)-nya dilakukan Agustus ini tapi Australia sebelumnya mengindikasikan pentingnya pertemuan Singapura," katanya pada ANTARA di Canberra, Selasa.

Yang dimaksud dengan pertemuan Singapura adalah perundingan FTA-ASEAN (Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara)-Australia-Selandia Baru (AANZFTA) tingkat menteri yang dilangsungkan Agustus ini, katanya.

"Dalam hal ini, Australia sudah mengusulkan agar semua pihak menyelesaikan komitmen AANZFTA," kata Retno.

Sebelumnya, Mei lalu, Menteri Perdagangan Australia, Simon Crean, mengindikasikan pentingnya penuntasan perundingan AANZFTA di tingkat menteri di Singapura. Pada awalnya, studi kelayakan FTA Indonesia-Australia diharapkan rampung pada pertengahan 2008.

Duta Besar RI untuk Australia dan Vanuatu TM Hamzah Thayeb, pernah mengatakan bahwa studi kelayakan tentang FTA itu terus berlangsung dan pada pertengahan 2008 diharapkan selesai sehingga tahapan negosiasi bisa dimulai.

Ia mengatakan, masalah studi kelayakan tentang FTA itu sudah menjadi kesepakatan kedua pemerintah dalam pertemuan dua kepala negara di Nusa Dua Bali Juli tahun lalu.

Ketika itu kedua pemerintah bersepakat untuk meningkatkan hubungan bilateral di bidang perekonomian terutama sektor perdagangan dan investasi antara lain dengan melakukan studi kelayakan mengenai FTA antar dua negara.

Terkait dengan masalah FTA Australia dengan sejumlah negara, Menteri Perdagangan Australia, Simon Crean mengatakan, FTA haruslah memperkuat komitmen Australia pada multilateralisme dan tidak memperlemahnya.

"Mencapai hasil secara multilateral sekali lagi akan menjadi pertandingan utama. Kami benar-benar melihat peran bagi tercapainya perjanjian-perjanjian bilateral dan regional tetapi semua itu harus konsisten dengan tujuan-tujuan multilateral kami (Australia)," katanya.

"Supaya dapat memastikan bahwa FTA bilateral benar-benar bermanfaat bagi bangsa, saya sudah sampaikan selama kampanye (Pemilu Federal) bahwa kami akan mengawal studi tentang FTA-FTA yang ada untuk menentukan sejauh mana FTA-FTA itu telah efektif berjalan dan untuk membuat patokan bagi FTA-FTA mendatang," katanya.

Dalam konteks hubungan perdagangan dan investasi Australia-Indonesia, tercatat nilai perdagangan kedua negara mencapai 10,4 miliar dolar AS pada 2006.

Ekspor barang Australia ke Indonesia tumbuh sebesar 22,6 persen senilai 44,4 miliar dolar Australia. Ekspor produk utama negara berpenduduk lebih dari 20 juta jiwa ini adalah gandum, minyak mentah, aluminium, ternak dan kapas.

Sebaliknya, ekspor barang Indonesia ke Australia naik hingga 24,2 persen dengan nilai 4,5 miliar dolar Australia pada 2006. Ekspor utama produk Indonesia ke Australia adalah minyak mentah, emas selain uang logam emas, kertas dan kardus, serta kayu olahan.

*) My news for ANTARA on August 25, 2008


No comments:

About Me

My photo
Brisbane, Queensland, Australia
Hi, I am a journalist of ANTARA, Indonesia's national news agency whose headquarters is in Jakarta. My fate has brought me back to Australia since March 2007 because my office assigns me to be the ANTARA correspondent there. My first visit to the neighboring country was in 2004 when I did my masters at the School of Journalism and Communication, the University of Queensland (UQ), Brisbane, under the Australian Development Scholarship (ADS) scheme. However, the phase of my life was started from a small town in North Sumatra Province, called Pangkalan Brandan. In that coastal town, I was born and grown up. Having completed my senior high school there in 1987, I moved to Medan to pursue my study at the University of North Sumatra (USU) and obtained my Sarjana (BA) degree in English literature in 1992. My Master of Journalism (MJ) was completed at UQ in July 2005. The final research project report for my MJ degree was entitled "Framing the Australian Embassy Bombing (Jakarta) in Indonesian and Australian Newspapers". Further details about me can be read in a writing posted in my blog entitled "My Life Journey".

Blog Archive

NeoPod

NeoCounter

The Value of Creativity

The Value of Creativity