Friday, September 5, 2008

MUSISI "KUA ETNIKA" SAMBUT PENGAKUAN SENIMAN "UJUNG TOMBAK" DIPLOMASI RI

Pemimpin grup musik "Kua Etnika", Djaduk Ferianto, mengatakan, ia merasa dihargai dengan adanya pengakuan Konsul RI Darwin Harbangan Napitupulu bahwa para musisi dan seniman tanah air adalah bagian dari "ujung tombak" diplomasi jalur kedua Indonesia di luar negeri.

Pengakuan tersebut disampaikan musisi kondang asal Yogyakarta ini dalam kata sambutannya pada acara ramah tamah yang diselenggarakan Konsulat RI Darwin, Minggu malam, untuk menghargai puluhan musisi, penari, dan seniman Indonesia yang tampil di acara "Pesona Indonesia" dan "Festival Darwin".

Djaduk mengatakan, pengakuan Konsul Harbangan Napitupulu tersebut dinilainya penting karena selama ini banyak seniman di tanah air yang telah mendedikasikan kemampuan berkesenian mereka dalam "memberikan kabar tentang Indonesia" kepada komunitas luar negeri.

Di mata Djaduk, para pahlawan atau orang-orang yang berjaya untuk bangsa dan tanah air itu bukan saja mereka yang memanggul bedil tetapi bisa siapa saja, termasuk kalangan seniman.

"Semoga pengakuan ini tidak hanya 'lip service' (manis mulut-red.) saja," katanya dengan santai.

Dalam bagian lain sambutannya, Djaduk juga menyampaikan terima kasih yang besar kepada Konsulat RI Darwin atas dukungan transportasi dan pasokan makanan bagi seluruh pekerja seni, termasuk personil "Kua Etnika", Garuda Indonesia atas rabat tiket dan dukungan lain, serta komunitas Indonesia di Darwin.

Sebelumnya, Konsul Harbangan Napitupulu, Manajer Garuda Darwin, Sahrul Tahir, dan Ketua The Perhimpunan Indonesia, Oemar Al Jufri, juga menyampaikan terima kasih atas peran para penari, musisi dan seniman Indonesia dalam menyukseskan acara "Pesona Indonesia" dan "Festival Darwin".

Acara makan malam dan ramah tamah di aula Konsulat RI Darwin itu dihadiri para personil grup "Kua Etnika", grup tari Bali Padepokan "Ulu Chandra", grup tari "Bagong Koessudiardjo", grup musik Tanah Merege ( kerja sama musisi Pulau Flores dan Aborigin) dan penyanyi serba bisa Yopie Latul dan Ida Ameida.

Selain itu, hadir pula enam orang seniman dari wilayah Amarasi Pulau Timor yang dipimpin langsung raja ke 19 Amarasi, Robert Koroh, musisi dan penggerak masyarakat Kampung Watublafi Desa Kajouwair Pulau Flores, Daniel David, serta Artis Seni Rupa yang juga Dosen ISI Yogyakarta, Bambang Wicaksono.

Grup musik "Tanah Merege" tampil di Festival Darwin pada 21 Agustus malam. Di festival yang sama, "Kua Etnika" tampil pada 22 Agustus malam sedangkan "Ulu Chandra" pada 25 Agustus malam.

Selain itu, grup tari "Ulu Chandra", Yopie Latul dan kawan-kawan, serta tim penari dari Padepokan Bagong Koessudiarjo juga meramaikan "Pesona Indonesia" yang penyelenggaraannya mendapat dukungan penuh Konsulat RI, Garuda Indonesia, Depbudpar , Deplu , dan pemerintah negara bagian Northern Territory.

Ribuan warga Indonesia, Australia, dan turis asing, menyaksikan pertunjukan musik dangdut dan pop serta aneka tarian daerah Indonesia dalam pagelaran "Pesona Indonesia" yang berlangsung di panggung terbuka Amphitheatre Kebun Raya Darwin, Sabtu malam (23/8) itu.

*) My news for ANTARA on August 24, 2008

No comments:

About Me

My photo
Brisbane, Queensland, Australia
Hi, I am a journalist of ANTARA, Indonesia's national news agency whose headquarters is in Jakarta. My fate has brought me back to Australia since March 2007 because my office assigns me to be the ANTARA correspondent there. My first visit to the neighboring country was in 2004 when I did my masters at the School of Journalism and Communication, the University of Queensland (UQ), Brisbane, under the Australian Development Scholarship (ADS) scheme. However, the phase of my life was started from a small town in North Sumatra Province, called Pangkalan Brandan. In that coastal town, I was born and grown up. Having completed my senior high school there in 1987, I moved to Medan to pursue my study at the University of North Sumatra (USU) and obtained my Sarjana (BA) degree in English literature in 1992. My Master of Journalism (MJ) was completed at UQ in July 2005. The final research project report for my MJ degree was entitled "Framing the Australian Embassy Bombing (Jakarta) in Indonesian and Australian Newspapers". Further details about me can be read in a writing posted in my blog entitled "My Life Journey".

Blog Archive

NeoPod

NeoCounter

The Value of Creativity

The Value of Creativity