Thursday, August 21, 2008

UMAT ISLAM INDONESIA DITANTANG MAMPU "MEMBUMIKAN" AL QUR'AN

Umat Islam Indonesia sepatutnya tidak berhenti pada sekadar membaca Al Qur'an tetapi bagaimana mengejawantahkan nilai-nilai moral kitab suci itu ke dalam sistem birokrasi dan pelayanan publik di pemerintahan supaya masyarakat bisa merasakan kehadirannya, kata seorang akademisi Universitas Queensland.

"Hanya saja kegagalan umat Islam justru terletak pada bagaimana menurunkan semangat Al Qur'an itu menjadi instrumen (kehidupan)," kata Dosen IAIN Sunan Ampel Surabaya yang kini mahasiswa program doktoral Universitas Queensland (UQ), Akhmad Muzakki, di Brisbane, Jumat malam.

Perbedaan dunia Islam dengan bangsa-bangsa Barat adalah pada kemampuan bangsa-bangsa Barat mengejawantahkan nilai-nilai moral Islam yang terkandung dalam Al Qur'an ke dalam sistem birokrasi, pemerintahan yang bersih dan pelayanan publik mereka, katanya.

"Di Australia, pelayanan publik dan birokrasinya lebih Islami dari Indonesia," kata Muzakki.

Kondisi ironis ini tidak dapat dilepaskan dari kegagalan umat Islam dalam menerjemahkan substansi Al Qur'an ke dalam sistem kehidupan. "Di Indonesia, umat Islam banyak, tapi yang Islami sedikit," katanya.

Sebelumnya, Akhmadi, mahasiswa program magister bidang keuangan UQ, menyampaikan topik pengajian tentang "bagaimana berinteraksi dengan Al Qur'an".

Ia mengingatkan belasan orang yang hadir agar senantiasa meluangkan waktunya setiap hari untuk membaca dan merenungkan makna ayat-ayat suci Al Qur'an karena orang-orang yang rajin membaca Al Qur'an cenderung lebih tenang dalam menghadapi beragam masalah kehidupan.

*) My news article for ANTARA on August 15, 2008

No comments:

About Me

My photo
Brisbane, Queensland, Australia
Hi, I am a journalist of ANTARA, Indonesia's national news agency whose headquarters is in Jakarta. My fate has brought me back to Australia since March 2007 because my office assigns me to be the ANTARA correspondent there. My first visit to the neighboring country was in 2004 when I did my masters at the School of Journalism and Communication, the University of Queensland (UQ), Brisbane, under the Australian Development Scholarship (ADS) scheme. However, the phase of my life was started from a small town in North Sumatra Province, called Pangkalan Brandan. In that coastal town, I was born and grown up. Having completed my senior high school there in 1987, I moved to Medan to pursue my study at the University of North Sumatra (USU) and obtained my Sarjana (BA) degree in English literature in 1992. My Master of Journalism (MJ) was completed at UQ in July 2005. The final research project report for my MJ degree was entitled "Framing the Australian Embassy Bombing (Jakarta) in Indonesian and Australian Newspapers". Further details about me can be read in a writing posted in my blog entitled "My Life Journey".

Blog Archive

NeoPod

NeoCounter

The Value of Creativity

The Value of Creativity