Thursday, August 21, 2008

SHALAT KHUSU' OBAT BAGI "PENYAKIT" AKHLAK

Obat bagi "penyakit" akhlak yang kini diderita bangsa Indonesia yang mayoritas Muslim tiada lain kecuali memperbaiki shalat karena jika shalat umat Islam sudah benar dan khusu', ibadah-ibadah lainnya akan baik. Kondisi baik ini akan berimbas positif bagi kehidupan mereka, kata Ustadz M.Arifin Ilham.

"Betapa pentingnya shalat. Kalau shalat sudah baik, maka ibadah (umat Islam) lainnya pun akan baik. Kalau ibadahnya baik, maka kehidupannya akan baik mulai dari akhlak, rumah tangga, hingga rezekinya ... semua akan baik," katanya seusai menjadi pembicara dalam acara peringatan "Isra' Mi'raj" di KBRI Canberra, Jumat malam.

Kepada ANTARA yang menghubunginya dari Brisbane seusai acara yang dihadiri sekitar 200 orang, termasuk Duta Besar RI untuk Australia dan Vanuatu, TM Hamzah Thayeb, dan istri, Arifin Ilham mengatakan, beragam kemaksiatan dan korupsi terjadi di kalangan umat Islam Indonesia karena shalat mereka belum sempurna.

"Kenapa (orang) sudah shalat tapi masih maksiat? Hal ini dikarenakan shalatnya belum baik," katanya.

Kekuatan shalat itu, lanjut tokoh Muslim yang terkenal dengan gerakan zikirnya ini, bahkan terekam dalam kehidupan Rasulullah Muhammad SAW ketika ada seorang sahabat mengadukan perihal seseorang yang suka berjudi dan bermaksiat ketika itu.

Nabi Muhammad meminta sahabatnya itu untuk mengajarkan shalat yang khusu' kepada orang tersebut, katanya.

"Sungguh menanglah orang-orang Mukmin yang khusu' dalam shalatnya," kata Arifin Ilham.

Jika para pejabat di Indonesia yang beragama Islam selalu khusu' dalam shalat-shalat mereka, bangsa Indonesia akan diberi keberkahan oleh Allah SWT dan menjadi tauladan bagi penganut agama lain di Tanah Air.

Akhlak bangsa pun akan dapat diperbaiki dengan terperbaikinya shalat umat Islam sebagai kelompok mayoritas di Indonesia, katanya.

Selain dihadiri Dubes Thayeb dan istri, acara peringatan "Isra' Mi'raj" di KBRI Canberra itu juga dihadiri Minister Counsellor bidang Penerangan KBRI Canberra Raudin, Cendekiawan Muslim Dr.Teddy Mantoro, Indonesianis Dr.Minako Sakai serta tiga orang mahasiswanya yang sedang belajar bahasa Indonesia.

Kehadiran Arifin Ilham di KBRI Canberra merupakan bagian dari kegiatan dakwah enam harinya di Australia. Selain mengunjungi Canberra, Arifin Ilham juga mengisi pengajian dan zikir di tengah-tengah komunitas Muslim Indonesia di Sydney dan Melbourne. Dia bertolak kembali ke Jakarta pada 18 Agustus.

*) My news article for ANTARA on August 15, 2008

No comments:

About Me

My photo
Brisbane, Queensland, Australia
Hi, I am a journalist of ANTARA, Indonesia's national news agency whose headquarters is in Jakarta. My fate has brought me back to Australia since March 2007 because my office assigns me to be the ANTARA correspondent there. My first visit to the neighboring country was in 2004 when I did my masters at the School of Journalism and Communication, the University of Queensland (UQ), Brisbane, under the Australian Development Scholarship (ADS) scheme. However, the phase of my life was started from a small town in North Sumatra Province, called Pangkalan Brandan. In that coastal town, I was born and grown up. Having completed my senior high school there in 1987, I moved to Medan to pursue my study at the University of North Sumatra (USU) and obtained my Sarjana (BA) degree in English literature in 1992. My Master of Journalism (MJ) was completed at UQ in July 2005. The final research project report for my MJ degree was entitled "Framing the Australian Embassy Bombing (Jakarta) in Indonesian and Australian Newspapers". Further details about me can be read in a writing posted in my blog entitled "My Life Journey".

Blog Archive

NeoPod

NeoCounter

The Value of Creativity

The Value of Creativity