Thursday, August 21, 2008

"SAIL INDONESIA" KENALKAN ANAK PESISIR PADA DUNIA

Oleh Rahmad Nasution

"Sail Indonesia" (SI), reli kapal layar (yacht) internasional yang sudah berlangsung sejak 2003, menjauhkan diri dari kesan eksklusif atau sekadar kegiatan pelesiran kaum berduit dunia di perairan Nusantara.

Kehadiran para awak ratusan kapal peserta pelayaran itu yang datang dari berbagai pelosok dunia ke kota dan desa pantai kawasan timur maupun barat Nusantara itu justru memberikan "peluang emas" bagi pemerintah dan rakyat di daerah mengingat besarnya potensi ekonomi yang menyertai kehadiran mereka itu.

Soalnya tidak lain, kata Ketua Dewan Pengurus Yayasan Cinta Bahari Indonesia (YCBI) Raymond T Lesmana, karena potensi ekonomi yang menyertai penyelenggaraan "Sail Indonesia" ini juga tidak kecil.

Kapal-kapal peserta SI memulai pelayarannya dari Darwin, Northern Territory (NT), Australia.

Mereka yang mengambil jalur barat langsung masuk ke perairan Indonesia lewat Kupang (NTT) dan terus berlayar menuju Alor - Lembata - Maumere - Riung - Labuan Bajo - Bali - Karimun Jawa - Kumai - Bangka Belitung serta Batam.

Dari Batam, mereka melanjutkan pelayaran ke Singapura dan Pulau Langkawi (Malaysia).

Raymond T Lesmana memperkirakan dampak positif secara ekonomis yang dihasilkan kegiatan tahunan ini mencapai sekitar tiga miliar rupiah.

Perkiraan itu berdasarkan survei tentang jumlah uang pengeluaran seorang petualang dengan kapal pesiar setiap bulannya, termasuk ketika mereka mengikuti kegiatan yang diselenggarakan YCBI bersama mitra kerjanya di Darwin serta didukung oleh Raffles Marina Singapura dan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI ini pada hasil

Hasil survei YCBI menunjukkan bahwa setiap orang itu membelanjakan seribu dolar Amerika Serikat (AS) per bulannya untuk mendukung kegiatannya, kata Raymond dalam satu paparannya tentang SI di Jakarta Februari tahun lalu.

Jika ada 100 kapal dengan setiap kapalnya minimal diisi tiga awak, maka potensi ekonomi yang secara langsung dapat dirasakan oleh masyarakat adalah 300 ribu dolar AS atau sekitar tiga miliar rupiah.

Potensi ekonomi lain atas kehadiran ratusan peserta SI yang bisa dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat di daerah-daerah yang mereka singgahi diperoleh dari kegiatan wisata dan pembelian produk-produk lokal, termasuk cinderamata.

Bagi pemerintah, pemasukan diperoleh dari biaya izin masuk pelaut (CIQP/Custom Imigration Quarantine and Port Clearance) dan ijin berlayar kapal di perairan Indonesia (CAIT/Clearance Approval Indonesian Territory) yang harus diurus tiap peserta SI, kata Raymond.

Peluang langka

Dalam SI 2007, ada sebanyak 127 kapal layar satu tiang (yacht) yang ikut.

Peluang ekonomi dan promosi gratis tentang potensi daerah yang dilalui mereka tidak disia-siakan oleh banyak pemerintah daerah. Salah satu kepala daerah yang memanfaatkan peluang tersebut adalah Bupati Belitung Darmansyah Husein.

Dalam satu perbincangan dengan ANTARA, Darmansyah bahkan menyebut kedatangan para nakhoda dan awak dari 127 kapal layar peserta SI 2007 sebagai "peluang langka" yang tak disia-siakan Pemda dan rakyat Belitung, Provinsi Bangka Belitung, untuk memperkenalkan beragam potensi yang dimiliki kabupaten ini.

"Saya lihat reli kapal layar ini lain. Mereka datang untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat di daerah yang mereka kunjungi. Belitung masih daerah baru sehingga kedatangan mereka merupakan suatu promosi buat kami," katanya.

Darmansyah tahun lalu berkesempatan menyaksikan langsung penglepasan ratusan kapal peserta SI yang dilakukan Konsul RI di Darwin, Harbangan Napitupulu.

Untuk menyambut ratusan awak kapal peserta SI 2007 itu, pihaknya mempersiapkan Festival Rakyat "Buangjong" secara lebih baik.

"Untuk Sail Indonesia 2008, kita bahkan sudah bersiap diri. Karena itu, pemerintah kita perlu terus menangani Sail Indonesia ini dengan baik," katanya.

Menurut Darmansyah, Kabupaten Belitung tidak hanya memiliki Pantai Tanjung Kelayang dan Tanjung Tinggi dengan panorama yang indah sepanjang 15 kilometer garis pantainya. Daerah ini juga memiliki potensi perekonomian rakyat yang besar berupa kerajinan tangan anyam-anyaman dan kain khas Belitung.

"Kami sudah menyiapkan buku saku dengan informasi yang lengkap tentang beragam potensi Belitung."

Selain memberikan peluang kepada masyarakat dan pemerintah daerah yang dikunjungi ratusan kapal peserta, ajang tahunan SI ini juga merupakan kesempatan bagi Indonesia untuk menegaskan kepada dunia akan "amannya perairan Nusantara" ini, katanya.

Manfaat lain dari kegiatan SI adalah terbangunnya hubungan sosial dan psikologis antara para peserta SI dan masyarakat di daerah yang selalu mereka kunjungi.

Bukti terbangunnya hubungan sosial dan psikologis yang relatif baik itu adalah adanya gerakan pengumpulan uang oleh para peserta untuk membantu biaya pendidikan anak-anak dari keluarga tidak mampu di Kupang.

Sail Indonesia 2008

Kabid Penerangan Sosial dan Budaya Konsulat RI Darwin Arvinanto Soeriaatmadja mengatakan, seperti tahun-tahun sebelumnya, panitia "Sail Indonesia" 2008 juga telah melakukan pengumpulan dana beasiswa secara spontan dari para peserta.

Mengutip informasi Ketua Sail Indonesia David Woodhouse dan peserta yang mengkoodinir pengumpulan dana beasiswa Dave Howell, Arvinanto mengatakan, jumlah dana yang terkumpul hingga 22 Juli 2008 mencapai 1.611,50 dolar Australia (sekitar Rp13,8 juta).

"Berdasarkan komunikasi kita dengan Saudari Karolina Yunita Liwulangi yang beralamat di Jalan Kolley No. 5, Oesapa, Kupang, diperoleh informasi bahwa telah ditetapkan beasiswa tersebut akan diberikan kepada pelajar lulusan SMAN 2 Kupang, yakni Merri dan Yolfin," katanya.

Kedua pelajar itu ingin melanjutkan studinya di bidang teknik elektro dan bahasa Inggris Universitas Cendana, Kupang.

Tentang persiapan akhir penyelenggaraan SI 2008 barat yang akan diikuti sedikitnya 116 kapal pesiar dari 15 negara, Arvinanto mengatakan, pertemuan teknis para peserta telah dilaksanakan di Darwin Convention Center pada 22 Juli.

Ratusan kapal layar dari Australia, Jerman, Belanda, Inggris, Norwegia, Amerika Serikat, Perancis, Swiss, Kanada, Selandia Baru, Afrika Selatan, Turki, Jepang, Swedia, dan Austria itu akan bertolak dari Darwin menuju perairan Indonesia pada 26 Juli.

Selain 116 kapal pesiar yang akan bertolak pada 26 Juli itu, ada lima kapal yang juga mengikuti Sail Indonesia jalur timur.

Kapal-kapal yang mengikuti SI jalur timur sudah berangkat 5 Juli ke Saumlaki, kota kecil yang terletak di Pulau Yamdena (bagian dari Kepulauan Tanimbar, Kepulauan Maluku) untuk kemudian bergabung dengan para peserta SI jalur barat di Makassar, Sulawesi Selatan.

Sesuai dengan informasi panitia, kapal-kapal peserta SI jalur timur ini juga mengunjungi Tual, Banda, Saparua, Ambon, Ternate, Manado, Mamuju, dan Pare-Pare.

Dari Makassar, kapal-kapal peserta Sail Indonesia jalur timur dan barat bertemu untuk kemudian berlayar menuju Kumai, Bangka Belitung, dan Batam (Indonesia) sebelum memasuki perairan Singapura dan berakhir di Langkawi, Malaysia.

*) My news article for ANTARA on July 25, 2008

No comments:

About Me

My photo
Brisbane, Queensland, Australia
Hi, I am a journalist of ANTARA, Indonesia's national news agency whose headquarters is in Jakarta. My fate has brought me back to Australia since March 2007 because my office assigns me to be the ANTARA correspondent there. My first visit to the neighboring country was in 2004 when I did my masters at the School of Journalism and Communication, the University of Queensland (UQ), Brisbane, under the Australian Development Scholarship (ADS) scheme. However, the phase of my life was started from a small town in North Sumatra Province, called Pangkalan Brandan. In that coastal town, I was born and grown up. Having completed my senior high school there in 1987, I moved to Medan to pursue my study at the University of North Sumatra (USU) and obtained my Sarjana (BA) degree in English literature in 1992. My Master of Journalism (MJ) was completed at UQ in July 2005. The final research project report for my MJ degree was entitled "Framing the Australian Embassy Bombing (Jakarta) in Indonesian and Australian Newspapers". Further details about me can be read in a writing posted in my blog entitled "My Life Journey".

Blog Archive

NeoPod

NeoCounter

The Value of Creativity

The Value of Creativity