Thursday, August 21, 2008

KONSER "DEWA 19" DKK DI SYDNEY MERIAH, RATUSAN ORANG TAK DAPAT TIKET

Konser musik grup band "Dewa 19", "Dewi-Dewi", Elfonda Mekel alias Once, Mulan Kwok (Mulan Jamilah), "Andra and The Backbone", "The Rocks", dan runner-up Australian Idol 2007, Jessica Mauboy, di gedung "Round House" kampus UNSW Kensington, Sydney, Minggu malam (17/8), berlangsung meriah.

Namun sedikitnya 500 orang gagal menyaksikan konser bertema "Indonesia Bisa" itu karena panitia hanya menyediakan 1.600 tiket sesuai dengan kapasitas gedung.

Untuk itu, Minister Counsellor Fungsi Penerangan, Sosial dan Budaya KJRI Sydney, Pratito Soeharyo, atas nama Konsulat Jenderal RI Sydney meminta maaf kepada mereka yang tidak bisa masuk.

"Kami minta maaf kepada sekitar 500 sampai 1000 orang yang tidak mendapat tiket masuk konser Dewa dan kawan-kawan Minggu malam," katanya kepada ANTARA yang menghubunginya dari Brisbane, Senin.

Konser Dewa 19 dan kawan-kawan itu berlangsung lancar dari pukul 18.00 hingga 24.00 waktu Sydney. Sebanyak 1.600 orang penonton yang memadati gedung "Round House" kampus UNSW Kensington tampak menikmati lagu-lagu hit Dewa 19, Once, Mulan, Andra, dan Jessica Mauboy, kata Pratito.

Di antara lagu-lagu Dewa yang mampu melepas kerinduan banyak warga Indonesia yang sudah puluhan tahun menetap di Sydney akan Tanah Air adalah "Pupus" dan "Arjuna Mencari Cinta". Para penonton semakin terhibur dengan tembang-tembang hit Jessica Mauboy, katanya.

Konsul Jenderal RI di Sydney, Sudaryomo Hartosudarmo, tampak di antara ribuan penonton konser Dewa dan kawan-kawan yang diselenggarakan Konsulat Jenderal RI Sydney bekerja sama dengan manajemen Republik Cinta.

"Di antara warga Indonesia yang sudah puluhan tahun berdomisili di Sydney berkomentar bahwa konser menyambut HUT RI ke-63 ini merupakan yang tersukses dan 'the biggest ever' (yang terbesar yang pernah dilakukan) KJRI Sydney," kata Pratito.

Sehari sebelum tampil di Sydney, para personil "Dewi-Dewi" sempat manggung bersama beberapa grup band kondang Indonesia di Kuala Lumpur.

"Kita (KJRI Sydney) memang menyediakan tiket Jakarta-Kuala Lumpur-Sydney-Jakarta untuk Dewi-Dewi supaya mereka bisa pun ikut manggung di Sydney," katanya.

Keberhasilan besar konser Dewa 19 dan kawan-kawan itu, kata Pratito, tidak terlepas dari dukungan besar berbagai perusahaan nasional Australia dan Indonesia, seperti Qantas dan Garuda Indonesia, pengusaha sukses asal Indonesia yang berdomisili di Australia, serta Stasiun Televisi "SCTV", kata Pratito.

Selain mereka, dukungan Kedutaan Besar Australia di Jakarta dan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI juga besar bagi keberhasilan penyelenggaraan konser yang menjadi bagian dari rangkaian kegiatan perayaan Hari Kemerdekaan RI di Sydney, katanya.

"Kepada semua pihak yang telah mendukung kami sampaikan terima kasih, termasuk Dubes Australia untuk Indonesia, Bill Farmer," kata Pratito.

Kehadiran Ahmad Dani juga memberikan warna lain dalam upacara bendera di Wisma Indonesia Sydney yang dihadiri sekitar 500 orang.

Seperti disampaikan Konsul Jenderal RI Sudaryomo Hartosudarmo, pentolan dan pendiri grup band Dewa 19 itu membaca pembukaan UUD 1945 dalam upacara yang juga dihadiri Ustadz M.Arifin Ilham itu.

Kehadiran para personil Dewa 19, Once, Mulan, dan Andra and The Backbone juga sempat mengisi acara Perhimpunan Pelajar Indonesia di Australia (PPIA) se negara bagian New South Wales di Kampus Universitas Teknologi Sydney (UTS) pada 16 Agustus.

Acara "Pesta Kampung" PPIA yang menjadi rangkaian kegiatan perayaan HUT RI ke-63 itu juga dimeriahkan oleh festival makanan Indonesia yang diikuti 23 stan makanan.

*) My news article for ANTARA on August 18, 2008

No comments:

About Me

My photo
Brisbane, Queensland, Australia
Hi, I am a journalist of ANTARA, Indonesia's national news agency whose headquarters is in Jakarta. My fate has brought me back to Australia since March 2007 because my office assigns me to be the ANTARA correspondent there. My first visit to the neighboring country was in 2004 when I did my masters at the School of Journalism and Communication, the University of Queensland (UQ), Brisbane, under the Australian Development Scholarship (ADS) scheme. However, the phase of my life was started from a small town in North Sumatra Province, called Pangkalan Brandan. In that coastal town, I was born and grown up. Having completed my senior high school there in 1987, I moved to Medan to pursue my study at the University of North Sumatra (USU) and obtained my Sarjana (BA) degree in English literature in 1992. My Master of Journalism (MJ) was completed at UQ in July 2005. The final research project report for my MJ degree was entitled "Framing the Australian Embassy Bombing (Jakarta) in Indonesian and Australian Newspapers". Further details about me can be read in a writing posted in my blog entitled "My Life Journey".

Blog Archive

NeoPod

NeoCounter

The Value of Creativity

The Value of Creativity