Thursday, August 21, 2008

KEMERIAHAN WARNAI HUT KEMERDEKAAN RI DI AUSTRALIA

Kemeriahan dan suka cita rakyat Indonesia mewarnai upacara bendera dan acara pesta masyarakat HUT RI ke-63 yang berlangsung di berbagai kota utama Australia mulai dari KBRI Canberra, KJRI Sydney, Konsulat RI Darwin, hingga halaman gedung kesenian "Brisbane Powerhouse", Minggu.

Di Kedutaan Besar RI Canberra, upacara bendera Hari Kemerdekaan RI 2008 diikuti sekitar 300 orang, termasuk enam siswa berprestasi Australia yang belajar bahasa Indonesia.

Minister Counsellor Bidang Penerangan KBRI Canberra, Raudin, kepada ANTARA, mengatakan, upacara penaikan bendera yang berlangsung sekitar pukul 10.00 waktu Canberra itu dipimpin Duta Besar RI untuk Australia dan Vanuatu TM Hamzah Thayeb. Bertindak sebagai komandan upacara Letkol (Inf) Taufan.

Enam murid SMA Australia dari negara bagian Victoria itu merupakan tamu khusus KBRI Canberra. Mereka adalah Nicholas Jackson, Sebastian Mclelland, Kirrily Schawrz, Martin Evett, Blake Konnel, Suzie Greig. Dua guru yang mendampingi mereka adalah Daniel Mark dan Karl Krause.

"Mereka akan diterima Dubes secara khusus hari Senin," kata Raudin.

Pada kesempatan itu, Dubes Thayeb menerima penghargaan Satyalencana Karya Setya 30 tahun dan Sekretaris II/Ekonomi KBRI Canberra Lynda Kurnia Wardhani menerima penghargaan yang sama untuk masa pengabdian 10 tahun.

Dubes Thayeb juga memberikan penghargaan kepada enam orang staf lokal yang sudah mengabdi beberapa tahun di KBRI Canberra. Seusai upacara, ratusan orang disuguhkan panganan dan minuman khas Indonesia dalam acara ramah tamah.

Pada 23 Agustus, diselenggarakan pula "Pesta Masyarakat" yang terbuka bagi siapapun, sedangkan pada 26 Agustus malam dilakukan resepsi diplomatik di rumah kediaman Dubes Thayeb.

Sementara itu, upacara bendera di halaman Wisma Indonesia Sydney yang dipimpin langsung Konsul Jenderal RI Sudaryomo Hartosudarmo diikuti sekitar 500 orang.

"Selain lebih ramai dari tahun sebelumnya, yang istimewa dalam upacara HUT RI kali ini adalah kehadiran Ahmad Dani (pentolan grup band papan atas Indonesia, Dewa 19-red.). Tadi yang membaca pembukaan UUD 1945 adalah Ahmad Dani, sedangkan yang membaca doa Ustadz M.Arifin Ilham," kata Sudaryomo.

Perayaan HUT RI ke-63 di Wisma Indonesia itu juga dimeriahkan oleh penampilan tari Saman oleh sejumlah pelajar SD Australia dan pagelaran zikir akbar bersama Ustadz M.Arifin Ilham oleh komunitas Minang Saiyo Sydney.

"Pangelaran zikir akbar yang berlangsung di aula Peter Sham Syndey itu dimaksudkan sebagai doa bagi keselamatan bangsa dan negara."

Dewa 19 hibur Sydney

Pada Minggu malam, "Dewa 19", bersama "Dewi-Dewi", Elfonda Mekel alias Once, Mulan Kwok (Mulan Jamilah), "Andra and The Backbone", "The Rocks", dan runner-up Australian Idol 2007, Jessica Mauboy, menghibur warga Indonesia dalam acara pentas seni Indonesia Bisa di gedung "Round House" kampus UNSW Kensington, Sydney.

Sudaryomo mengatakan, kehadiran Dewa dan kawan-kawan di Sydney mendapat dukungan banyak perusahaan baik yang beroperasi di Indonesia maupun Australia. "Terus terang sekitar 97 persen biaya sudah ditanggung para sponsor, sedangkan kita (KJRI Sydney) sekadar menyediakan transportasi lokal saja," katanya.

Sehari sebelumnya, personil Dewa 19, Once, Mulan, dan Andra and The Backbone juga sempat mengisi acara Perhimpunan Pelajar Indonesia di Australia (PPIA) se negara bagian New South Wales di Kampus Universitas Teknologi Sydney (UTS).

Acara "Pesta Kampung" PPIA yang menjadi rangkaian kegiatan perayaan HUT RI ke-63 itu juga dimeriahkan oleh festival makanan Indonesia yang diikuti 23 stan makanan.

Dari Darwin dilaporkan, upacara bendera berlangsung di halaman gedung Konsulat RI dan dihadiri sekitar 200 orang, termasuk Ibu Yong, wanita Indonesia bersuamikan orang Singapura yang kini sudah menjadi warga negara Australia.

Sekretaris II Fungsi Pensosbud Konsulat RI Darwin, Arvinanto Soeriaatmadja, mengatakan, Ibu Yong sempat menitikkan air mata saat bersama para hadirin lainnya menyanyikan lagu kebangsaan "Indonesia Raya" karena kerinduannya pada suasana upacara penaikan bendera Merah Putih pada HUT RI.

Dalam upacara yang dipimpin Konsul RI Darwin, Harbangan Napitupulu, dengan komandan upacara Arvinanto Soeriaatmadja itu, grup "marching band" siswa Darwin High School mengiringi lagu hening cipta, Satu Nusa Satu Bangsa, dan Padamu Negeri.

Kemeriahan peringatan Hari Kemerdekaan RI 2008 juga terasa di Brisbane, ibukota negara bagian Queensland.

Diawali dengan upacara bendera yang dipimpin Ketua PPIA Queensland, Raymanditya Poerwito dengan komandan upacara, Elang Rahmat, sekitar pukul 09.00 waktu setempat, ratusan warga Indonesia berbaur dengan banyak warga Australia, Malaysia, dan turis asing menyaksikan rangkaian acara "Pesta Rakyat" yang berlangsung di halaman gedung kesenian "Brisbane Power House" yang bertetangga dengan taman "New Farm".

"Pesta Rakyat" bertajuk "A LIfe Tradition" itu dimeriahkan oleh festival makanan Nusantara yang menyajikan aneka makanan dan minuman khas dari berbagai daerah di Tanah Air.

Selain itu acara tersebut juga dimeriahkan dengan beragam tari-tarian daerah dan kontemporer Indonesia, seperti tari Bali, tari Piring, Jaipong, tari Zapin, tari Payung, tari Saman, dan Poco-Poco, pertunjukan angklung komunitas Indonesia, konser band (Modern Band), pertunjukan fesyen kostum daerah, dan aneka permainan.

Puncak acara "Pesta Rakyat" 2008 di Brisbane itu dimeriahkan oleh konser band "Maliq N D'Essentials" yang didatangkan dari Tanah Air berkat kerja sama PPIA Queensland dengan Brisbane Power House, komunitas Indonesia yang berhimpun di PIQ serta Institut Australia-Indonesia Kementerian Luar Negeri Australia.

Di antara warga Indonesia dan asing terbangun komunikasi. Sebagai contoh, seorang pria Australia tertarik dengan makanan "Martabak Aceh" seharga tujuh dolar per porsi.

"I wanna try one. If it is delicious, I'll come back. How much is it?" (Saya mau mencoba satu (porsi). Kalau ternyata enak, saya balik lagi. Berapa harganya?) kata pria Australia itu ke si penjual martabak.

Seorang perempuan Indonesia juga berusaha menjelaskan dalam bahasa Inggris beberapa menu makanan Indonesia ke temannya, warga Australia. "This is bakso, meat ball," katanya.

Para pengunjung dimanjakan dengan beragam pilihan makanan Nusantara mulai dari Martabak Aceh, Ikan Pepes, Ayam Bumbu Rujak, Lontong Cap Gomeh, Dendeng Balado, Nasi Kuning Daging hingga goreng-gorengan seperti Risol, Tahu Goreng Vegetarian, Bakwan dan Bakso.

Upacara bendera dan rangkaian kegiatan pesta masyarakat menyambut HUT RI ke-63 juga berlangsung di kota-kota lain di Australia, termasuk Konsulat Jenderal RI di Melbourne dan Konsulat RI Perth.

*) My news article for ANTARA on August 17, 2008

No comments:

About Me

My photo
Brisbane, Queensland, Australia
Hi, I am a journalist of ANTARA, Indonesia's national news agency whose headquarters is in Jakarta. My fate has brought me back to Australia since March 2007 because my office assigns me to be the ANTARA correspondent there. My first visit to the neighboring country was in 2004 when I did my masters at the School of Journalism and Communication, the University of Queensland (UQ), Brisbane, under the Australian Development Scholarship (ADS) scheme. However, the phase of my life was started from a small town in North Sumatra Province, called Pangkalan Brandan. In that coastal town, I was born and grown up. Having completed my senior high school there in 1987, I moved to Medan to pursue my study at the University of North Sumatra (USU) and obtained my Sarjana (BA) degree in English literature in 1992. My Master of Journalism (MJ) was completed at UQ in July 2005. The final research project report for my MJ degree was entitled "Framing the Australian Embassy Bombing (Jakarta) in Indonesian and Australian Newspapers". Further details about me can be read in a writing posted in my blog entitled "My Life Journey".

Blog Archive

NeoPod

NeoCounter

The Value of Creativity

The Value of Creativity