Saturday, August 23, 2008

INDONESIA-AUSTRALIA TELITI CADANGAN IKAN DI PULAU PASIR

Dua orang peneliti Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) RI akan melakukan penelitian bersama mitra Australia mereka guna mengetahui seberapa besar cadangan aneka hewan laut yang ada di sekitar perairan Pulau Pasir, kata seorang peneliti senior DKP RI.
"Dua peneliti kita itu merupakan mitra Otoritas Manajemen Perikanan Australia (AFMA). Mereka akan meneliti stok beragam jenis ikan, termasuk ikan-ikan karang, yang ada di Pulau Pasir," kata Dr.Tonny Wagey dalam satu perbincangan santai dengan Konsul RI Darwin, Harbangan Napitupulu, yang turut disaksikan ANTARA, Sabtu (23/8).
Kedua peneliti DKP tersebut adalah Antoni Cisko Panggabean dan Thomas Mahulete. Mereka direncanakan sudah tiba di Darwin, Australia Utara, pada 3 September, kata Tonny.

Pulau Pasir (Ashmore Reef) termasuk bagian kawasan yang diperbolehkan Australia untuk dimasuki para nelayan tradisional Indonesia berdasarkan Nota Kesepahaman kedua negara tahun 1974 (MoU Box 1974).

Berdasarkan MoU Box 1974 itu, para nelayan tradisional Indonesia masih memiliki akses penangkapan di zona khusus sebagaimana tertera dalam peta yang disepakati kedua negara.
Kawasan yang diperbolehkan Australia bagi para nelayan tradisional Indonesia adalah Kepulauan Karang Scott, Seringapatam, Pulau Browse, Kepulauan Karang Ashmore, Pulau Cartier dan perairan di sekitarnya. Hanya saja Australia melarang total penangkapan biota laut tertentu, seperti teripang.

Tonny berada di Darwin bersama tiga peneliti lain dari Badan Riset Kelautan dan Perikanan DKP RI, yakni Ir.Elvi Wijayanti, MSc, Dr.Subhat Nurhakim, dan Drs. Tito Setiawan,MM, untuk menghadiri Konferensi "Coast to Coast" dan Forum Ahli Laut Arafura dan Timor (ATSEF) Australia.

Konferensi "Coast to Coast" yang mengangkat isu-isu aktual seperti perubahan iklim pantai dan manajemen bencana, serta perencanaan pantai untuk pengawasan perubahan kependudukan, mitigasi, dan manajemen lahan sreta pencemaran laut itu berlangsung dari 18 hingga 22 Agustus.

Pakar-pakar yang berbicara di konferensi internasional tersebut adalah Will Steffen, Jo Mummery, Bob Naiman, Nicole Gurran, Eva Abal, Bob Pressey, Ray Masini, James Fox, dan Helene Marsh.

*) My news for ANTARA on August 24, 2008

No comments:

About Me

My photo
Brisbane, Queensland, Australia
Hi, I am a journalist of ANTARA, Indonesia's national news agency whose headquarters is in Jakarta. My fate has brought me back to Australia since March 2007 because my office assigns me to be the ANTARA correspondent there. My first visit to the neighboring country was in 2004 when I did my masters at the School of Journalism and Communication, the University of Queensland (UQ), Brisbane, under the Australian Development Scholarship (ADS) scheme. However, the phase of my life was started from a small town in North Sumatra Province, called Pangkalan Brandan. In that coastal town, I was born and grown up. Having completed my senior high school there in 1987, I moved to Medan to pursue my study at the University of North Sumatra (USU) and obtained my Sarjana (BA) degree in English literature in 1992. My Master of Journalism (MJ) was completed at UQ in July 2005. The final research project report for my MJ degree was entitled "Framing the Australian Embassy Bombing (Jakarta) in Indonesian and Australian Newspapers". Further details about me can be read in a writing posted in my blog entitled "My Life Journey".

Blog Archive

NeoPod

NeoCounter

The Value of Creativity

The Value of Creativity