Thursday, October 1, 2009

PENELITI INDONESIA TERIMA "CRAWFORD AWARD" DI AUSTRALIA

Direktur Perbenihan Ditjen Perikanan Budidaya Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP), Dr.Ketut Sugama, MSc, di Adelaide, Rabu malam, menerima penghargaan bergengsi Australia, "Crawford Fund", atas prestasi riset dan keberhasilannya mengembangkan teknolgi pembenihan ikan laut.

Penghargaan itu disampaikan Ketua Dewan Gubernur Crawford Fund, Neil Andrew, kepada Ketut Sugama dalam satu acara yang turut dihadiri Atase Pendidikan dan Kebudayaan RI di Canberra Dr.Aris Junaidi dan sejumlah pejabat KBRI Canberra lainnya yang tengah berkunjung ke Adelaide.

Ketut Sugama mengatakan, "Crawford Fund Award" yang diterimanya Rabu malam ini merupakan pengakuan dan penghargaan atas keberhasilannya mengembangkan teknologi pembenihan ikan-ikan laut, khususnya Kerapu, yang ikut membantu masyarakat pantai meninggalkan cara-cara penangkapan ikan yang merusak lingkungan.

"Katanya (Crawford Fund), saya berhasil mengembangkan teknologi pembenihan ikan-ikan laut, terutama ikan Kerapu, sehingga ikut membantu menghindarkan masyarakat dari merusak karang lewat bom ikan berbahan sianida," katanya.

Selama ini, ia telah pun menjalin kerja sama erat dengan Pusat Penelitian Pertanian Internasional Australia (ACIAR).
Menanggapi keberhasilan Dr.Ketut Sugama,MSc, Adikbud RI di KBRI Canberra Dr.Aris Junaidi menyebutnya sebagai pengakuan internasional atas prestasi riset Indonesia yang manfaatnya juga dirasakan Australia.

Sebelum menjadi direktur pembenihan di Ditjen Perikanan Budidaya DKP, Ketut Sugama pernah mengepalai Balai Riset Perikanan Budidaya Laut di Gondol, Bali (1990-2002). Crawford Fund sendir merupakan lembaga nirlaba yang mendukung pengembangan riset pertanian dunia.

Lembaga non-pemerintah yang didirikan Akademi Sains Teknologi dan Teknik Australia (AATSE) tahun 1987 itu menyandang nama Sir John Crawford untuk mengenang jasanya bagi pengembangan riset pertanian dunia.


*) My news for ANTARA on Sept 30, 2009

No comments:

About Me

My photo
Brisbane, Queensland, Australia
Hi, I am a journalist of ANTARA, Indonesia's national news agency whose headquarters is in Jakarta. My fate has brought me back to Australia since March 2007 because my office assigns me to be the ANTARA correspondent there. My first visit to the neighboring country was in 2004 when I did my masters at the School of Journalism and Communication, the University of Queensland (UQ), Brisbane, under the Australian Development Scholarship (ADS) scheme. However, the phase of my life was started from a small town in North Sumatra Province, called Pangkalan Brandan. In that coastal town, I was born and grown up. Having completed my senior high school there in 1987, I moved to Medan to pursue my study at the University of North Sumatra (USU) and obtained my Sarjana (BA) degree in English literature in 1992. My Master of Journalism (MJ) was completed at UQ in July 2005. The final research project report for my MJ degree was entitled "Framing the Australian Embassy Bombing (Jakarta) in Indonesian and Australian Newspapers". Further details about me can be read in a writing posted in my blog entitled "My Life Journey".

Blog Archive

NeoPod

NeoCounter

The Value of Creativity

The Value of Creativity