Di antara para penonton yang mengaku terhibur dan "puas" dengan aksi panggung para personil dua grup band papan atas Indonesia itu adalah Ary Bestari dan I Gede Suparwata.
Kedua anak muda Bali ini mengatakan, mereka bersyukur dapat menyaksikan konser dua grup musik yang sudah lama menjadi "fans berat" mereka itu dalam satu panggung yang sama.
"Aksi panggung Nidji dan Kahitna 'heboh dan top'. Buatku, harga tiket 35, 45, dan 60 dolar Australia (1 dolar = Rp8.200-red) 'nggak' (tidak) mahal karena kita dapat nonton dua grup band papan atas sekaligus. Pokoknya 'keren' (hebat) dan mereka tampil sangat maksimal," kata Ary.
Anak muda yang belum lama menamatkan studinya di Fakultas Ekonomi Universitas Udayana ini mengatakan, konser musik yang berlangsung sekitar empat setengah jam di panggung gedung "Sancorp Piazza" Southbank itu diawali dengan aksi personil band lokal, "Faroroci", dan sendra tari "Ramashinta".
Sehabis itu giliran para personil "Kahitna", kelompok musisi asal Bandung yang dibentuk tahun 1986, membawa ingatan para penonton dengan serangkaian lagu-lagu pop mereka, seperti "Cantik", "Cerita Cinta", "Andai Dia Tahu" dan "Tak Sebebas Merpati".
"Menurutku, lagu-lagu Kahitna lebih enak di telinga pas (saat) mereka 'live' (konser-red.) daripada hanya didengar lewat kaset. Kalau mereka konser di Hard Rock Cafe dan Kamasutra Bali, pasti saya nonton," katanya.
Kehebohan sekitar 200 orang yang menyaksikan konser "Pesta Rakyat" yang merupakan puncak acara peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-64 Sabtu malam itu bertambah ketika para personil "Nidji" menguasai panggung dari pukul 20.30 - 22.00 waktu Brisbane.
Grup musik asal Jakarta beranggotakan Giring Ganesha (vokalis), Rama dan Ariel (gitaris), Adrie (drum), Andro (bassis), dan Run-D (kibor) ini, menurut Ary, tampil secara maksimal dengan serangkaian lagu-lagu "hits"-nya seperti "Laskar Pelangi", "Hapus Aku", Biarlah", Disco Lazy Time", "Child", "Shadow", dan "Sudah".
"Tak lupa juga Giring membawakan lagu dari album barunya yang kabarnya akan dirilis Oktober ini, 'Sang Mantan', dan lagu tenar John Lenon, 'Imagine'. Di antara para penonton, tampak juga beberapa orang Australia, khususnya mereka yang punya teman khusus orang Indonesia," katanya.
Giring "jual mahal"
Seperti halnya Ary Bestari, I Gede Suparwata juga mengaku "puas" dan kerinduannya pada suasana Tanah Air terobati setelah menyaksikan penampilan "Nidji" dan "Kahitna".
Hanya saja, mahasiswa pascasarjana Institut Teknologi Southbank (SIT) Brisbane ini mengatakan, aksi panggung "Nidji" yang "heboh" Sabtu malam itu akan semakin sempurna jika sang vokalis tidak "jual mahal" alias tidak mudah disentuh para fansnya.
"Terlepas dari itu, aksi panggung Giring dan kawan-kawan sangat memikat karena komposisi pemilihan lagu-lagu mereka yang pas. Giring pun mampu membuat kita seperti terhipnotis. Kita mengikuti saja ajakannya untuk 'jumping and dancing' (melompat dan menari-red.)," katanya.
Badai debu yang kembali menerpa kota Brisbane dan sekitarnya Sabtu malam itu bahkan tidak dihiraukan dan tidak mengganggu jalannya konser "Pesta Rakyat", kata mahasiswa jurusan manajemen hospitaliti SIT ini.
Selain menghadirkan "Nidji" dan "Kahitna", acara Pesta Rakyat yang merupakan puncak acara peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-64 juga diisi dengan aneka pertunjukan seni budaya, permainan (games), dan bazar makanan asli Indonesia.
Kegiatan Pesta Rakyat itu dimulai dengan aneka "games" pada pukul 10.00 - 12.00 dan dilanjutkan dengan konser band lokal, pertunjukan tarian "Ekspresi, "Gamelan", tari "Megapati" (Bali), angklung, tari Nusa Tenggara Timur, "Saman" (Aceh), tari Minahasa, simfoni Indonesia, serta pameran busana daerah.
Para pengunjung "Pesta Rakyat" yang dihadiri langsung ratusan orang Indonesia, Australia, dan turis asing itu juga dimanjakan dengan aneka menu makanan Indonesia, seperti ayam bakaka, nasi timbel, bakso Malang, Pempek, sate ayam, sate Komoh, kue kering, klepon, onde-onde, siomay, dan es kelapa muda.
Gerai menu "Sweet Javanese" misalnya mematok harga makanan dan minumannya dari 2 hingga 13 dolar Australia.
*) My news for ANTARA on Sept 27, 2009
No comments:
Post a Comment