"Pertimbangan komersial adalah yang pertama dan pertimbangan diplomasi kedua," katanya kepada ANTARA yang menemuinya seusai menghadiri acara ramah tamah dan dialog dengan puluhan mahasiswa dan warga masyarakat Indonesia di kampus Universitas Queensland (UQ), St.Lucia, Selasa malam.
Sofyan Djalil mengatakan, Garuda Indonesia tetap memerhatikan peluang pasar penerbangan luar negeri namun jumlah pesawat yang terbang masih menjadi kendala maskapai penerbangan nasional ini.
Di tengah jumlah armada yang masih terbatas itu, kondisi Garuda saat ini "sudah lebih baik" dan perbaikan berkelanjutan terus dilakukan di berbagai lini. "Insya Allah tahun 2010, Garuda 'go public'," katanya.
Menurut doktor lulusan Sekolah Hukum dan Diplomasi Fletcher Universitas Tufts Amerika Serikat itu, sekalipun "punya uang", Garuda masih memerlukan waktu untuk membangun rute penerbangan luar negeri yang baik dan menyiapkan pilot yang lebih baik.
"Selama ini, pasar internasional Garuda seperti Australia dan Timur Tengah sudah relatif oke namun tidak demikian halnya dengan pasar internasional yang lain," katanya.
Tentang kemungkinan Garuda kembali membuka rute penerbangan Denpasar-Darwin yang pernah dilayaninya selama 30 tahun sebelum dihentikan sejak 22 April 2009, Menneg BUMN Sofyan Djalil menegaskan bahwa Garuda belum mungkin kembali terbang ke ibukota negara bagian Northern Territory itu.
"Belum ada kemungkinan dibuka kembali karena pasar Darwin secara komersial tidak masuk. Pertimbangan pertamanya adalah hitung-hitungan komersial tapi jika turis Australia semakin meningkat ke Indonesia dan ketersediaan pesawat cukup, bukan tidak mungkin Garuda akan kembali menerbangi Darwin," katanya.
Sementara itu, dalam dialognya dengan puluhan mahasiswa dan warga Indonesia di Brisbane, Sofyan Djalil juga sempat menyinggung tentang perubahan kinerja Garuda Indonesia ke arah yang lebih baik saat ini.
Ia mengatakan, pada 2007 Garuda masih mengalami kerugian sekitar Rp50 miliar namun pada 2008, maskapai penerbangan yang kini diperkuat sedikitnya 51 pesawat terbang, termasuk empat pesawat baru untuk mendukung rute penerbangan luar negeri itu, berhasil meraih keuntungan sebesar Rp600-an miliar.
"Pada 2009 keuntungan Garuda diperkirakan mencapai 800 - 900 miliar rupiah," katanya.
Anggota Kabinet Indonesia Bersatu kelahiran 23 September 1953 ini mengatakan, jumlah armada Garuda akan terus bertambah dengan datangnya pesawat-pesawat baru yang dipesan. "Akhir 2009, Garuda akan mendapat enam sampai tujuh pesawat baru. Ditargetkan pada 2014, Garuda memiliki 147 pesawat," katanya.
Sofyan Djalil dan istri, Dr. Ir. Ratna Megawangi, M.Sc, berada di Brisbane untuk mengunjungi anak mereka yang kuliah di UQ.
*) My news for ANTARA on Sept 22, 2009
No comments:
Post a Comment