Wednesday, August 12, 2009

AUSTRALIA TANGKAP KAPAL BERPENUMPANG 77 PENCARI SUAKA

Kapal patroli Komando Perlindungan Wilayah Perbatasan (BPC) Australia, HMAS Pirie, Kamis, menangkap sebuah perahu berpenumpang 77 orang yang diduga pencari suaka di perairan sekitar 21 mil utara Pulau Christmas, Australia Barat.

Menteri Dalam Negeri Australia Brendan O'Connor mengatakan, penangkapan perahu bermotor Kamis dini hari sekitar pukul 02.00 itu dilakukan berkat kesigapan kesatuan BPC yang melibatkan pesawat intai Angkatan Udara Australia (RAAF) P3.

Para penumpang dan awak kapal yang asal dan status kewarganegaraannya tidak diungkapkan itu dibawa ke Pusat Penahanan Imigrasi Australia di Pulau Christmas untuk menjalani pemeriksaan.

"Mereka akan dibawa ke Pulau Christmas untuk menjalani pemeriksaan keamanan, identitas, dan kesehatan, serta alasan-alasan perjalanan mereka ke Australia," kata O'Connor dalam penjelasan persnya.

Keberhasilan kapal patroli BPC memergoki perahu berpenumpang 77 orang ini menunjukkan efektivitas program pengawasan taktis operasi BPC dalam melindungi kawasan perbatasan Australia dari berbagai ancaman, katanya.

Dengan keberhasilan ini, berarti sudah 18 kapal pengangkut pencari suaka yang ditangkap aparat keamanan laut Australia tahun ini.

Berkaitan dengan maraknya kedatangan kapal-kapal pengangkut pencari suaka ke Australia sejak September 2008, pemerintah federal Australia memandang dampak konflik di sejumlah negara, seperti Irak, Afghanistan dan Sri Lanka sebagai faktor pemicu.

Dalam sejumlah kasus kedatangan para pencari suaka ilegal ke Australia ini, kapal-kapal pengangkut mereka dinakhodai orang-orang Indonesia.

ANTARA mencatat, dalam empat bulan terakhir, Pengadilan Magistrat Perth, Australia Barat, sudah memenjarakan 14 orang warga negara Indonesia (WNI) yang tersangkut kasus penyelundupan ratusan orang pencari suaka ilegal ini.

Mengenai 14 WNI yang sudah divonis Pengadilan Australia Barat itu, Wakil Konsul Fungsi Pensosbud Konsulat RI di Perth, Ricky Suhendar, mengatakan, mereka umumnya bekerja sebagai nelayan.

Berbeda dengan para pencari suaka yang menumpang perahu-perahu yang dinakhodai para WNI ini, mereka mendapat perlakuan yang berbeda di Australia. "Kalau para pencari suakanya bisa enak-enak (di Pusat Penahanan Imigrasi Pulau Christmas-red.)," kata Ricky.

Di antara para nakhoda perahu pengangkut pencari suaka itu mengaku hanya dibayar Rp5 juta oleh orang yang menyuruh mereka membawa perahu ke perairan Australia. Dua orang pelaku yang mengaku hanya dibayar Rp5 juta itu adalah Muasi dan Hasanusi.

Adapun ke-14 orang Indonesia yang sudah divonis lima sampai enam tahun penjara karena mengangkut ratusan orang pencari suaka ilegal sejak September 2008 hingga Maret 2009 itu adalah Achmad Muklis, Hamirudin, Samsir Ali Topan, Yan Tonce, Arman, Arsil, Tasri Laode, Mimu, Adi Haidar, Soltan Ele, Junaidi, Abdul Hamid, Amos Ndolo, dan Man Pombili.

Selain di Australia Barat, ada juga tiga WNI yang tersangkut kasus yang sama ditahan di Penjara Berrimah Darwin. Mereka adalah Ahmad Olong, Beni dan Muhamad Tahir.

Ahmad Olong mendapat hukuman tiga tahun penjara dan awal 2010 dilaporkan bebas, sedangkan kasus Beni dan Tahir masih dalam proses Pengadilan Magistrat Darwin.

*) My news for ANTARA on Aug 13, 2009

No comments:

About Me

My photo
Brisbane, Queensland, Australia
Hi, I am a journalist of ANTARA, Indonesia's national news agency whose headquarters is in Jakarta. My fate has brought me back to Australia since March 2007 because my office assigns me to be the ANTARA correspondent there. My first visit to the neighboring country was in 2004 when I did my masters at the School of Journalism and Communication, the University of Queensland (UQ), Brisbane, under the Australian Development Scholarship (ADS) scheme. However, the phase of my life was started from a small town in North Sumatra Province, called Pangkalan Brandan. In that coastal town, I was born and grown up. Having completed my senior high school there in 1987, I moved to Medan to pursue my study at the University of North Sumatra (USU) and obtained my Sarjana (BA) degree in English literature in 1992. My Master of Journalism (MJ) was completed at UQ in July 2005. The final research project report for my MJ degree was entitled "Framing the Australian Embassy Bombing (Jakarta) in Indonesian and Australian Newspapers". Further details about me can be read in a writing posted in my blog entitled "My Life Journey".

Blog Archive

NeoPod

NeoCounter

The Value of Creativity

The Value of Creativity