Panitia Lokal "Sail Indonesia/Sail Bunaken", David Woodhouse, mengatakan, serangan teroris di Jakarta itu sama sekali tidak ada pengaruhnya bagi para peserta dan pelepasan (flag off) kapal-kapal layar peserta dari perairan Darwin, Northern Territory (NT), berlangsung Sabtu siang sesuai rencana.
"Tidak ada dampaknya sama sekali dan tidak ada perubahan rencana. Memang ada satu peserta yang mengundurkan diri hari Jumat tapi pengunduran diri kapal peserta dari Belgia itu sama sekali tidak terkait insiden Jakarta melainkan karena salah seorang anaknya jatuh sakit," kata Woodhouse.
Warga Australia yang sejak lama membantu pelaksanaan kalender kegiatan tahunan yang sudah berlangsung sembilan tahun ini mengatakan, kondisi keamanan Saumlaki sebagai kota pertama Indonesia yang disinggahi kapal-kapal layar peserta relatif kondusif.
Sementara itu, Panitia Nasional "Sail Bunaken" Aji Sularso mengatakan, semua elemen pemerintah dan masyarakat yang terlibat dalam upaya menyukseskan kegiatan reli wisata bahari akbar ini bekerja keras untuk memberikan rasa aman dan kenyamanan kepada kapal-kapal layar peserta di setiap daerah yang dilalui.
"Jadi walaupun ada (negara yang mengeluarkan) 'travel warning' (peringatan perjalanan), 'Sail Bunaken' jalan terus," kata Aji Sularso yang juga Dirjen Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (Dirjen P2SDKP) ini.
Sebanyak 127 dari 132 kapal layar, Sabtu siang, bertolak dari Darwin ke Saumlaki, ibukota Kabupaten Maluku Tenggara Barat, dengan dikawal dua kapal patroli Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP), "Hiu Macan Tutul 001" dan "Hiu Macan 006".
Mereka diperkirakan tiba di Ibukota Kabupaten Maluku Tenggara Barat itu pada 20 Juli.
Menteri Kelautan dan Perikanan Freddy mendapat kehormatan menembakkan senapan ke udara pertanda pelepasan (flag off) kapal-kapal layar dari 21 negara itu dari atas geladak kapal "The Spirit of Darwin".
Acara "flag off" 127 dari 132 kapal peserta yang telah memberikan konfirmasi kepada panitia tentang titik awal pelayaran menuju Saumlaki di Darwin itu disaksikan puluhan orang, termasuk Duta Besar RI Primo Alui Joelianto, Menteri Hubungan Asia NT Chris Burns, dan Konsul RI di Darwin Harbangan Napitupulu.
Sebanyak lima kapal peserta yang telat tiba di Darwin tidak mengikuti acara "flag off" yang juga dihadiri sejumlah pejabat pemerintah daerah tingkat dua di kawasan timur Indonesia.
Penyelenggaraan reli kapal layar "Sail Indonesia/Sail Bunaken" ini juga diikuti 25 kapal lainnya yang berlayar menuju Bitung, Sulawesi Utara, dari Kota Kinibalu Malaysia.
Dari Saumlaki, kapal-kapal layar peserta menuju Tual (26-29 Juli), Banda, Ambon (4-7 Agustus), Ternate, Bitung (12-19 Agustus), Banggai, Wakatobi (26-30 Agustus), Ende (5-9 September), Nagikeo (11-13 September), Labuan Bajo (16-20 September), dan Mataram (24-28 September).
Dari Mataram, para penjelajah samudera mancanegara itu melanjutkan pelayarannya ke Bali (30 September - 4 Oktober), Karimun Jawa (8-15 Oktober), Banjarmasin (8-12 Oktober), Kumai (14-17 Oktober), dan Belitung (21-25 Oktober).
Di berbagai kota pantai yang dilalui kecuali Banda, Banggai dan Belitung, para peserta "Sail Indonesia" dan "Sail Bunaken" 2009 itu akan disambut dengan aneka acara hiburan rakyat.
Kapal-kapal layar peserta berasal dari Australia, Selandia Baru, Kanada, Amerika Serikat, Belgia, Belanda, Inggris, Jerman, Perancis, Swedia, Swiss, Vanuatu, Denmark, Afrika Selatan, Pulau Virgin, Pulau Cook, Panama, Kepulauan Marshall, Finlandia, dan Spanyol.*) My updated news for ANTARA on July 18, 2009
No comments:
Post a Comment