Wednesday, July 29, 2009

MEDIA AUSTRALIA SOROTI "KLAIM TERORIS MALAYSIA"

Kemunculan klaim tanggungjawab atas serangan bom bunuh diri di Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz Carlton Jakarta 17 Juli lalu dengan mengatasnamakan Gembong Teroris Malaysia Noordin M.Top di jaringan internet mendapat perhatian media utama Australia.

Setidaknya dua jaringan media Australia, yakni "Australian Broadcasting Corporation" (ABC) dan media online "News.com.au" menyiarkan berita kemunculan pernyataan gembong teroris paling dicari Polri itu, Rabu.

Pernyataan tentang serangan di dua hotel mewah di kawasan Mega Kuningan Jakarta yang menewaskan sembilan orang, termasuk tiga warga negara Australia, dan melukai 55 orang lainnya itu muncul di sebuah blog yang diklaim pemiliknya sebagai pernyataan resmi Noordin dari organisasi Al Qaidah Indonesia.

Kedua media Australia yang melansir isi blog tersebut menyebutkan pengeboman di Hotel JW Marriott adalah serangan terhadap Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Amerika Serikat (AS), sedangkan serangan di Ritz Carlton ditujukan kepada antek-antek AS yang mengunjungi hotel itu, termasuk tim sepakbola Manchester United.

Disebutkan otentisitas isi pernyataan yang mengatasnamakan Noordin M Top itu sedang diselidiki Polri.

Serangan teroris 17 Juli di Jakarta itu menuai kecaman pemerintah dan rakyat Indonesia serta banyak pemimpin dunia.

Presiden Perhimpunan Masyarakat Muslim Indonesia di Brisbane (IISB) Eko Andi Suryo misalnya mengutuk dengan keras mereka yang terlibat dalam aksi kejahatan kemanusiaan ini seraya menyampaikan belasungkawa kepada para korban dan keluarga korban.

"Kami meminta pihak yang berwajib mengusut tuntas pelaku pengeboman ini dan memberikan hukuman yang setimpal," katanya dalam pernyataan resmi organisasi itu.

Kecaman dan kutukan juga disampaikan komunitas mahasiswa Indonesia di Australia melalui Presiden Pengurus Pusat Perhimpunan Pelajar Indonesia di Australia (PPIA) Mohamad Fahmi dan Presiden Pusat Informasi dan Pelayanan Partai Keadilan Sejahtera Australia-Selandia Baru (PIP PKS ANZ) Muhamad Arifin.

Arifin menyebut tragedi 17 Juli itu sebagai aksi tidak berprikemanusiaan, dan bertentangan dengan nilai-nilai agama mana pun di muka bumi.

"Tragedi ini juga kembali merusak citra bangsa Indonesia sebagai bangsa yang beradab di mata internasional," katanya.

Duta Besar RI untuk Australia dan Vanuatu Primo Alui Joelianto menyebut serangan teroris di Jakarta itu sebagai "aksi biadab dan tak berprikemanusiaan". Ia pun menyerukan kerja sama yang lebih erat dengan pemerintah Australia dalam menumpas bahaya terorisme.

Di antara sembilan orang korban yang tewas dalam serangan bom bunuh diri di dua hotel mewah itu adalah tiga warga negara Australia. Mereka adalah Pengusaha asal Perth, Nathan Verity, Craig Senger (diplomat dari Komisi Perdagangan Australia) dan Garth McEvoy (pegawai Industri Pertambangan asal Brisbane).

Sebelum serangan pemboman di dua hotel di kawasan Kuningan Jakarta ini terjadi, Indonesia sempat relatif aman dari insiden terorisme selepas Bom Bali 2005.

Sejak aksi serangan sejumlah gereja di malam Natal tahun 2000, Indonesia mengalami serangkaian insiden terorisme. Setahun setelah serangan kelompok teroris ke New York dan Washington DC, Amerika Serikat, pada 11 September 2001, Bali diserang kelompok Amrozi dkk pada Oktober 2002.

Dalam insiden itu, sebanyak 202 orang tewas, termasuk 88 orang warga Australia yang sedang berlibur di Pulau Dewata tersebut. Seterusnya terjadi serangan mematikan di Hotel JW Marriott pada 2003, dan serangan terhadap Kedubes Australia di Jakarta (2004).

*) My updated news for ANTARA on July 29, 2009

No comments:

About Me

My photo
Brisbane, Queensland, Australia
Hi, I am a journalist of ANTARA, Indonesia's national news agency whose headquarters is in Jakarta. My fate has brought me back to Australia since March 2007 because my office assigns me to be the ANTARA correspondent there. My first visit to the neighboring country was in 2004 when I did my masters at the School of Journalism and Communication, the University of Queensland (UQ), Brisbane, under the Australian Development Scholarship (ADS) scheme. However, the phase of my life was started from a small town in North Sumatra Province, called Pangkalan Brandan. In that coastal town, I was born and grown up. Having completed my senior high school there in 1987, I moved to Medan to pursue my study at the University of North Sumatra (USU) and obtained my Sarjana (BA) degree in English literature in 1992. My Master of Journalism (MJ) was completed at UQ in July 2005. The final research project report for my MJ degree was entitled "Framing the Australian Embassy Bombing (Jakarta) in Indonesian and Australian Newspapers". Further details about me can be read in a writing posted in my blog entitled "My Life Journey".

Blog Archive

NeoPod

NeoCounter

The Value of Creativity

The Value of Creativity