"Sejauh ini 'booking position' (posisi pemesanan tiket-red.) Garuda masih normal," kata Pejabat Sementara Manajer Umum Garuda di Australia Barat dan Northern Territory (NT), Syahrul Tahir, dalam penjelasan persnya, Selasa, berkaitan dengan dampak insiden 17 Juli terhadap penerbangan Garuda dari Perth ke Denpasar.
Syahrul mengatakan, pihaknya sudah menghubungi dan meminta agen-agen penjualan tiket Garuda untuk menjelaskan "booking position" segera setelah terjadinya insiden Mega Kuningan tersebut.
Satu keluarga warga Australia sudah sempat membatalkan tiket penerbangan mereka dari Perth ke Denpasar akibat peristiwa di Jakarta itu namun mereka berubah fikiran untuk tetap melanjutkan rencana liburan mereka ke Pulau Dewata bersama Garuda, katanya.
"Keluarga ini tetap berangkat dengan Garuda ke Denpasar dari Perth, Senin," katanya.
Sehubungan dengan insiden Mega Kuningan ini, manajemen Garuda Indonesia di Australia Barat juga turut berbelasungkawa atas meninggalnya Nathan Verity, pengusaha Perth yang ikut menjadi korban serangan bom teroris di Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz Carlton Jakarta, 17 Juli lalu, itu.
"Pak Nathan Verity adalah anggota 'Garuda Frequent Flyer. Kita ikut berbelasungkawa," kata Syahrul Tahir.
Dalam serangan teroris yang melukai 55 orang lainnya itu, Australia kehilangan tiga orang warganya. Selain Nathan Verity, dua lainnya adalah Craig Senger (diplomat dari Komisi Perdagangan Australia) dan Garth McEvoy (pegawai Industri Pertambangan asal Brisbane).
*) My updated news for ANTARA on July 21, 2009
No comments:
Post a Comment