Tuesday, July 14, 2009

AWAK KAPAL PESERTA "SAIL BUNAKEN" WASPADAI FLU BABI

Ratusan orang nakhoda dan awak kapal-kapal layar (yacht) peserta reli tahunan "Sail Indonesia" yang penyelenggaraannya tahun 2009 dipadukan dengan "Sail Bunaken" mendapat sosialisasi pencegahan pandemi Infuenza A H1N1 pada pertemuan teknis di Darwin, Selasa (14/7).

Konsul RI di Darwin Harbangan Napitupulu mengatakan di Darwin, Rabu, dua anggota tim bantuan penanggulangan flu babi yang khusus dibentuk pemerintah negara bagian Northern Territory (NT) untuk "Sail Indonesia/Sail Bunaken" telah memberikan sosialisasi kepada para awak kapal peserta.

Menjelang acara pelepasan (flag off) yang direncanakan berlangsung 18 Juli, panitia melaporkan ada 133 kapal layar peserta yang sudah memberikan konfirmasi untuk bertolak dari Darwin menuju perairan Indonesia.

Pada pertemuan teknis yang turut dihadiri Dirjen Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (Ditjen P2SDKP), Aji Sularso, itu, anggota tim pemerintah NT menyediakan brosur-brosur berisi informasi penting tentang flu babi dan penanggulangannya, katanya.

Menurut Napitupulu, kerja sama yang baik dari pemerintah NT dalam mengantisipasi bahaya pandemi flu babi ini merupakan tindak lanjut dari hasil rapat di kantor Menko Kesra Jakarta beberapa waktu lalu yang meminta Konsulat RI Darwin untuk melakukan pendekatan dengan pemerintah NT.

Langkah-langkah antisipatif lanjutan melalui pengaktifan perangkat "thermal scanner" untuk mendeteksi suhu badan diharapkan dilakukan di Saumlaki sebagai kota pantai pertama Indonesia yang disinggahi para awak kapal peserta, katanya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan virus flu H1N1 ini sudah menjangkiti sedikitnya 94.512 orang dan menewaskan 429 orang di berbagai negara. Australia merupakan salah satu negara dengan jumlah penderita positif dan angka kematian yang relatif tinggi di kawasan Asia Pasifik.

Data terbaru Departemen Kesehatan Pemerintah Federal Australia menunjukkan, jumlah penderita sudah mencapai sedikitnya 9.828 orang dengan angka kematian tercatat 19 orang.

Para penderita itu tersebar di delapan negara bagian Australia, yakni Queensland 2.383 orang, Victoria 2.328 orang, New South Wales (2.195), Australia Selatan (1.160), Northern Territory (642), Australia Barat (559), Australian Capital Territory (358), dan Tasmania (203).

Penyelenggaraan Sail Bunaken

Sementara itu, berkaitan dengan acara pelepasan kapal-kapal peserta Sail Indonesia/Sail Bunaken dari Darwin 18 Juli, Menteri Kelautan dan Perikanan (DKP) Freddy Numberi direncanakan melakukan "flag off".

Sekretaris II Fungsi Pensosbud Konsulat RI Darwin Arvinanto Soeriaatmadja, mengatakan, pihaknya sudah mendapat konfirmasi kedatangan Menteri DKP Freddy Numberi. Dalam acara pelepasan itu, Menteri Freddy akan didampingi Duta Besar RI untuk Australia dan Vanuatu Primo Alui Joelianto yang sedang berkunjung ke Darwin.

"Sail Indonesia" 2009 yang penyelenggaraannya dipadukan dengan "Sail Bunaken" akan diikuti 160 kapal, termasuk sekitar 24 kapal yang berangkat ke perairan Sulawesi Utara dari Kinabalu, Malaysia.

Informasi yang dihimpun ANTARA dari data panitia "Sail Indonesia" menyebutkan, ratusan "yacht" peserta yang berangkat dari Darwin pada 18 Juli akan langsung menuju Saumlaki. Mereka diperkirakan tiba di ibukota Kabupaten Maluku Tenggara Barat itu pada 20 Juli.

Selama empat hari di kota kecil yang terletak di Pulau Yamdena yang menjadi bagian dari Kepulauan Tanimbar itu, para peserta akan disambut pemerintah dan masyarakat setempat dengan festival budaya dan pameran produk kerajinan tangan.

Dari Saumlaki, kapal-kapal layar peserta menuju Tual (26-29 Juli), Banda, Ambon (4-7 Agustus), Ternate, Bitung (12-19 Agustus), Banggai, Wakatobi (26-30 Agustus), Ende (5-9 September), Nagikeo (11-13 September), Labuan Bajo (16-20 September), dan Matam (24-28 September).

Dari Mataram, para penjelajah samudera mancanegara itu melanjutkan pelayarannya ke Bali (30 September - 4 Oktober), Karimun Jawa (8-15 Oktober), Banjarmasin (8-12 Oktober), Kumai (14-17 Oktober), dan Belitung (21-25 Oktober).

Di berbagai kota pantai yang dilalui kecuali Banda, Banggai dan Belitung, para peserta "Sail Indonesia" dan "Sail Bunaken" 2009 itu akan disambut dengan aneka acara hiburan rakyat.

Diselenggarakan bersama oleh panitia "Sail Indonesia", "Sail Bunaken", dan Yayasan Cinta Bahari Indonesia (YCBI) serta mendapat dukungan pemerintah pusat dan berbagai pemerintah daerah itu, "Sail Indonesia" 2009 tidak menggunakan rute Jalur Barat seperti tahun-tahun sebelumnya.

Panitia "Sail Indonesia" 2009 menyebutkan, keputusan tentang perubahan rute itu merupakan keputusan pemerintah RI guna memaksimalkan jumlah kapal layar yang dapat memeriahkan "Sail Bunaken" sebagai rangkaian kegiatan Konferensi Bahari Internasional di Manado, Sulawesi Utara.

Dibandingkan dengan "Sail Indonesia" 2008, jumlah peserta "Sail Indonesia" tahun ini meningkat dari 116 menjadi sedikitnya 157 kapal layar.

Beberapa di antara kapal-kapal layar itu adalah "Arnak" yang dinakhodai pelaut asal Selandia Baru, Geoff Gentil, "Backchat" (Australia dengan nakhoda, Alan Main), "Quiver (Kanada, Jim Burgoyne), Vega (Malta, James Grainger), dan "Absolutely Knot (Australia, Eddie Davidson).

Seterusnya, "Barbara Ann" (Amerika Serikat dengan kapten kapal Jack Hunt), "Bauvier" (Belgia, Bart Venhaeghe), "Cheshire Cat" (Kanada, Mike Rigby Williams), dan "Cool Bananas" (Selandia Baru, Daryl Fisher).

Selain diikuti kapal-kapal layar asal Australia, Selandia Baru, Kanada, Malta, Amerika Serikat, dan Belgia, "Sail Indonesia" dan "Sail Bunaken" 2009 itu juga dimeriahkan kapal-kapal asal Belanda, Inggris, Jerman, Perancis, Swedia, Swiss, Vanuatu, Denmark, Afrika Selatan, Kepulauan Virgin, Antigua Barbuda, Irlandia, Norwegia, Kepulauan Marshall, Finlandia, dan Spanyol.

*) My news for ANTARA on July 15, 2009

No comments:

About Me

My photo
Brisbane, Queensland, Australia
Hi, I am a journalist of ANTARA, Indonesia's national news agency whose headquarters is in Jakarta. My fate has brought me back to Australia since March 2007 because my office assigns me to be the ANTARA correspondent there. My first visit to the neighboring country was in 2004 when I did my masters at the School of Journalism and Communication, the University of Queensland (UQ), Brisbane, under the Australian Development Scholarship (ADS) scheme. However, the phase of my life was started from a small town in North Sumatra Province, called Pangkalan Brandan. In that coastal town, I was born and grown up. Having completed my senior high school there in 1987, I moved to Medan to pursue my study at the University of North Sumatra (USU) and obtained my Sarjana (BA) degree in English literature in 1992. My Master of Journalism (MJ) was completed at UQ in July 2005. The final research project report for my MJ degree was entitled "Framing the Australian Embassy Bombing (Jakarta) in Indonesian and Australian Newspapers". Further details about me can be read in a writing posted in my blog entitled "My Life Journey".

Blog Archive

NeoPod

NeoCounter

The Value of Creativity

The Value of Creativity