Saturday, July 25, 2009

AUSTRALIA KHAWATIRKAN TIGA WARGANYA TEWAS INSIDEN KUNINGAN

Pemerintah Australia mengkhawatirkan tiga warganya termasuk di antara sembilan korban tewas serangan bom teroris di Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz Carlton Jakarta, Jumat.

Kekhawatiran pemerintah atas nasib ketiga warganya itu disampaikan Perdana Menteri Kevin Rudd, demikian laporan media Australia yang dipantau ANTARA di Darwin, Sabtu dini hari (Jumat malam WIB).

Ketiga warga Australia itu adalah Garth McEvoy, Craig Senger dan Nathan Verity. PM Rudd menyebut insiden pemboman dua hotel mewah di kawasan niaga Kuningan Jakarta itu sebagai "saat yang sangat-sangat berat bagi banyak keluarga Australia dan Indonesia".

Pemerintah Australia mencatat total jumlah warganya yang saat ini ada di Indonesia mencapai 4.745 orang dan 1.053 orang di antaranya tercatat tinggal di Jakarta.

Namun PM Rudd memperkirakan jumlah warganya di Indonesia bisa saja melebihi angka yang tercatat karena banyak warga Australia yang memilih untuk tidak didaftar.

Menanggapi insiden bom Kuningan ini, dalam pernyataan persnya, Rudd mengatakan, pihaknya menawarkan bantuan kepada pemerintah Indonesia, termasuk semua bentuk bantuan forensik identifikasi korban dan kontra-terorisme.

"Kami juga menawarkan bantuan apapun lewat otoritas kesehatan Australia bagi para korban luka bakar," katanya.

PM Rudd mengatakan, ia pun sudah meminta Dubes Bill Farmer di Jakarta menyampaikan tawaran bantuan pemerintah Australia itu kepada Menlu Nur Hassan Wirajuda maupun Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terkait dengan upaya penanganan insiden pemboman ini.

"Saya berharap bisa segera berbicara dengan Presiden Yudhoyono," katanya.

Sementara itu, Duta Besar RI untuk Australia dan Vanuatu Primo Alui Joelianto berharap tragedi Kuningan ini tidak lantas mengurangi apa yang telah disepakati kedua negara pada konferensi besar hubungan bilateral di Sydney, Februari lalu.

"Kepada Pemerintah Australia, kita inginkan kerja sama yang lebih erat tapi saya juga mengimbau kejadian ini tidak mengurangi apa yang telah kita sepakati pada Konferensi di Sydney bahwa hubungan antar-rakyat (people-to-people/P-to-P) kedua negara harus tetap ditingkatkan," katanya kepada ANTARA di Darwin.

Ditemui di sela acara perkenalan dirinya selaku Dubes RI dengan warga masyarakat Indonesia di Darwin Primo mengharapkan suara yang mengutuk keras apa yang disebutnya "aksi biadab dan tak berperikemanusiaan terhadap warga tak berdosa" ini juga datang dari seluruh masyarakat Indonesia di Australia.

WNI di Australia

Sebagai bagian dari ujung tombak diplomasi total RI di Australia, warga Indonesia juga diharapkan ikut memberi pengertian kepada masyarakat Australia bahwa aksi terorisme bisa terjadi di mana saja dan kejadian di Jakarta itu jangan sampai mengurangi niat dan keinginan mereka ke Indonesia, katanya.

Insiden pemboman dua hotel di kawasan niaga Kuningan Jakarta itu telah memicu Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) Australia untuk memperbaharui informasi tentang status "Peringatan Perjalanan" (travel advisory) level empat yang DFAT berlakukan kepada Indonesia.

DFAT menyebutkan "ancaman serangan teroris" di Indonesia, termasuk Bali, masih "sangat tinggi". Warga Australia yang sedang berada di Jakarta diminta menghindari daerah-daerah yang terpengaruh insiden ini.

Berbagai organisasi masyarakat Indonesia di Australia, seperti Perhimpunan Komunitas Muslim Indonesia di Brisbane (IISB), Perhimpunan Pelajar Indonesia di Australia (PPIA), Pusat Pelayanan dan Informasi Partai Keadilan Sejahtera Australia-Selandia Baru (PIP PKS-ANZ) mengutuk pelaku aksi pemboman.

Para pemimpin beragam organisasi itu juga menyampaikan belasungkawa mendalam kepada para korban dan keluarga korban.

Sebelum serangan pemboman di dua hotel di kawasan Kuningan Jakarta ini terjadi, Indonesia sempat relatif aman dari insiden terorisme selepas Bom Bali 2005.

Sejak aksi serangan sejumlah gereja di malam Natal tahun 2000, Indonesia mengalami serangkaian insiden terorisme. Setahun setelah serangan kelompok teroris ke New York dan Washington DC, Amerika Serikat, pada 11 September 2001, Bali diserang kelompok Amrozi dkk pada Oktober 2002.

Dalam insiden itu, sebanyak 202 orang tewas, termasuk 88 orang warga Australia yang sedang berlibur di Pulau Dewata tersebut. Seterusnya terjadi serangan mematikan di Hotel JW Marriott pada 2003, dan serangan terhadap Kedubes Australia di Jakarta (2004).


*) My updated news for ANTARA on July 17, 2009

No comments:

About Me

My photo
Brisbane, Queensland, Australia
Hi, I am a journalist of ANTARA, Indonesia's national news agency whose headquarters is in Jakarta. My fate has brought me back to Australia since March 2007 because my office assigns me to be the ANTARA correspondent there. My first visit to the neighboring country was in 2004 when I did my masters at the School of Journalism and Communication, the University of Queensland (UQ), Brisbane, under the Australian Development Scholarship (ADS) scheme. However, the phase of my life was started from a small town in North Sumatra Province, called Pangkalan Brandan. In that coastal town, I was born and grown up. Having completed my senior high school there in 1987, I moved to Medan to pursue my study at the University of North Sumatra (USU) and obtained my Sarjana (BA) degree in English literature in 1992. My Master of Journalism (MJ) was completed at UQ in July 2005. The final research project report for my MJ degree was entitled "Framing the Australian Embassy Bombing (Jakarta) in Indonesian and Australian Newspapers". Further details about me can be read in a writing posted in my blog entitled "My Life Journey".

Blog Archive

NeoPod

NeoCounter

The Value of Creativity

The Value of Creativity