Friday, May 8, 2009

PEMERINTAH NSW-AUSTRALIA "ABAIKAN" PENERIMA BEASISWA DIKTI

Konsul Jenderal RI di Sydney, Sudaryomo Hartosudarmo, mengatakan, Departemen Pendidikan dan Pelatihan Negara Bagian New South Wales (NSW) "tidak peduli" dengan nasib pendidikan anak-anak para dosen Indonesia yang sedang tugas belajar dengan beasiswa Dikti.

"Masalah ini sudah saya sampaikan ke 'Department of Education and Training' New South Wales tapi jawabannya tidak membahagiakan," katanya di Brisbane, Jumat, menanggapi tidak adanya konsesi biaya pendidikan bagi anak-anak penerima beasiswa Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) Depdiknas di sejumlah negara bagian di Australia.

Sudaryomo mengatakan, pihaknya juga sudah menyampaikan masalah ini kepada para pimpinan sejumlah universitas di kota Sydney dan Wollongong. Mereka sangat prihatin dengan nasib mahasiswa program beasiswa Dikti itu dan berjanji memperjuangkannya ke pemerintah NSW.

Pemerintah negara bagian Australia Selatan justru sudah memberikan sinyal positif tentang kemungkinan pemberian konsesi biaya pendidikan bagi para mahasiswa asing yang kuliah dengan dukungan beasiswa pemerintah, katanya dalam dialog dengan dua puluhan mahasiswa Indonesia di kota Brisbane itu.

Sebelumnya, kesulitan yang dihadapi para penerima beasiswa Dikti ini sudah pernah disampaikan Kabiro Kabiro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri Depdiknas, R. Agus Sartono.

Dalam satu penjelasannya kepada ANTARA, ia mengatakan, anak-anak penerima beasiswa Depdiknas RI sudah sepatutnya mendapat perlakuan yang sama dalam pembebasan uang sekolah seperti halnya anak-anak mahasiswa Indonesia penerima beasiswa pemerintah Australia.

Anak-anak dari para mahasiswa Indonesia yang menerima beasiswa pemerintah Australia dapat belajar di sekolah negeri di tempat mereka berdomisili tanpa dipungut biaya, sedangkan anak-anak dari dosen perguruan tinggi negeri/swasta penerima beasiswa Depdiknas tidak mendapatkan kesempatan yang sama.

"Isu ini sangat penting dan kita meminta komitmen pemerintah Australia untuk memberikan perlakuan yang sama. Jika hal ini tidak bisa dipenuhi, tentu menjadi 'disincentive' dan akan men-'discourage' (mengecilkan semangat) para penerima beasiswa untuk belajar di Australia," katanya.

Agus Sartono memandang hal ini sebagai "masalah krusial" yang harus diselesaikan agar hubungan kerja sama pendidikan kedua negara dapat berjalan dengan baik. "Mestinya hal ini dapat dimasukkan sebagai bagian dari komitmen pemerintah Australia untuk memperbesar beasiswa," katanya.

Australia adalah satu dari 32 negara yang menjadi tujuan 1.886 orang dosen perguruan tinggi negeri dan swasta penerima beasiswa Depdiknas untuk melanjutkan studi ke jenjang magister dan doktoral pada 2008.

"Perlu diketahui bahwa dari jumlah itu, ada 262 orang dosen yang menempuh program gelar dan 148 orang dosen yang menempuh program 'sandwich' di berbagai universitas di Australia," katanya.

Saat ini, lebih dari 16 ribu orang pelajar Indonesia menuntut ilmu di negara berpenduduk 21 juta jiwa ini.

*) My news for ANTARA on May 8, 2009

No comments:

About Me

My photo
Brisbane, Queensland, Australia
Hi, I am a journalist of ANTARA, Indonesia's national news agency whose headquarters is in Jakarta. My fate has brought me back to Australia since March 2007 because my office assigns me to be the ANTARA correspondent there. My first visit to the neighboring country was in 2004 when I did my masters at the School of Journalism and Communication, the University of Queensland (UQ), Brisbane, under the Australian Development Scholarship (ADS) scheme. However, the phase of my life was started from a small town in North Sumatra Province, called Pangkalan Brandan. In that coastal town, I was born and grown up. Having completed my senior high school there in 1987, I moved to Medan to pursue my study at the University of North Sumatra (USU) and obtained my Sarjana (BA) degree in English literature in 1992. My Master of Journalism (MJ) was completed at UQ in July 2005. The final research project report for my MJ degree was entitled "Framing the Australian Embassy Bombing (Jakarta) in Indonesian and Australian Newspapers". Further details about me can be read in a writing posted in my blog entitled "My Life Journey".

Blog Archive

NeoPod

NeoCounter

The Value of Creativity

The Value of Creativity